Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Malahayati merupakan nama seorang laksamana wanita Aceh yang melawan penjajah Portugis. Selain, masih memiliki referensi yang kuat pada daerah Aceh,
bila ditinjau dari segi bahasa Arab, kata Malahayati sesungguhnya rangkaian dua kata, yaitu Maal yang berarti harta atau kekayaan dan hayati yang berarti hidupku.
Jadi Malahayati adalah kekayaan hidupku. Yang mana yang menjadi kekayaan dalam hidup adalah kesehatan.
Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat pada tanggal 10 Mei 1973 di bentuklah Yayasan Rumah Sakit Malahayati dengan
Akte Notaris : Kusmulyanto dengan Akte : No.42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolaan oleh sebuah Yayasan bukan sebuah PT,CV,Firma atau badan
usaha lain adalah buah dari pemikiran bahwa rumah sakit Malahayati nantinya tetap konsisten sebagai non profit. Dengan pengertian jika nanti ada keuntungan
dan peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri. Peletakan batu pertama pembangunan kamar bedah pada tanggal 4 april 1974
yang bertepatan dengan Maulid Nabi SAW, 12 Rabiul-awal 1394 H yang dianggap sebagai mulainya pembangunan Rumah Sakit Malahayati.
Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama, pada tanggal 13 Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kotamadya Medan. Kerja keras pikiran dan tenaga masyarakat akhirnya membuahkan hasil,
hanya satu setengah tahun dari berdirinya Yayasan, pada tanggal 14 Agustus 1975 bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1395 H, rumah sakit ini
diresmikan oleh GubernurKDH Sumatera Utara, H. Marah Halim Harahap
dengan nama Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengembangan demi pengembangan telah dilaksanakan oleh Yayasan dari jumlah 40 tempat tidur
sekarang menjadi 120 tempat tidur. Rumah sakit ini bukanlah satu-satunya fasilitas kesehatan yang paling lengkap di kota Medan, akan tetapi menjadi salah
satu pelengkap bersama-sama rumah sakit yang lain untuk membantu pemerintah di bidang pelayanan keksehatan masyarakat.