83
risiko hipertensi. Masyarakat rural cenderung memiliki pola konsumsi natrium, lemak, serta sayur dan buah yang lebih buruk dibanding
masyarakat urban. Sedangkan masyarakat urban memiliki tingkat aktivitas fisik dan perilaku merokok yang lebih buruk dibandingkan masyarakat
rural. Adanya faktor risiko hipertensi pada kedua kelompok masyarakat tersebut menyebabkan kejadian hipertensi pada kelompok umur yang sama.
Oleh karena itu, langkah preventif yang dapat diambil adalah dengan meminimalisisr faktor risiko pada kedua kelompok masyarakat sedini
mungkin. Akumulasi faktor risiko hipertensi yang semakin lama meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi.
6.3 Perbedaan Kejadian Hipertensi berdasarkan Jenis Kelamin pada
Masyarakat Rural-Urban cari penelitian di perempuan rural, perempuan urban
Jenis kelamin adalah istilah yang mengacu pada status biologis seseorang, terdiri dari tampilan fisik yang membedakan antara pria dengan
wanita; misalnya, struktur genetik kromosom seks, hormon seks, organ kelamin interna dan genitalia eksterna Henderson, 2005. Penelitian
mengenai hubungan antara hipertensi dan jenis kelamin sudah banyak dilakukan. Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita,
namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih
tinggi Tambayong, 2000. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kejadian hipertensi pada
masyarakat rural lebih banyak terjadi pada perempuan 83,8, sedangkan kejadian hipertensi pada masyarakat urban terjadi pada laki-laki dan
84
perempuan dengan proporsi yang tidak jauh berbeda. Hal ini diduga karena pada penelitian ini, jumlah sampel antara perempuan dan laki-laki pada
masyarakat rural dan urban berbeda. Pada masyarakat rural, peneliti mengambil 13 responden laki-laki dan 67 responden perempuan, sedangkan
pada masyarakat urban, peneliti mengambil 34 responden laki-laki dan 46 responden perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Modesti 2013 menyatakan bahwa secara hitungan kasar, wanita lebih berpeluang terkena hipertensi 1,2 kali
daripada laki-laki. Wanita penderita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-laki. Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan
jantung dan pembuluh darah. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita. Pada pria hipertensi lebih banyak
disebabkan oleh pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan. Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi terkena hipertensi
dibandingkan wanita. Seorang pria dewasa akan mempunyai peluang lebih besar yakni satu di antara 5 untuk mengidap hipertensi Sustrani, 2006.
Dari hasil analisis lebih lanjut pada penelitian ini, angka kejadian hipertensi pada masyarakat rural dan urban yang lebih tinggi pada
perempuan diduga karena perempuan lebih banyak memiliki faktor risiko hipertensi dibandingkan laki-laki. Faktor risiko yang dimaksud adalah
konsumsi makanan asin, konsumsi makanan berlemak, tidak mengkonsumsi sayur dan buah, tingkat aktivitas fisik ringan, dan obesitas. Namun, diantara
kedua kelompok masyarakat, perempuan yang tinggal di wilayah rural memiliki proporsi faktor risiko yang lebih tinggi.