Perbedaan Kejadian Hipertensi berdasarkan Frekuensi Konsumsi

91 Pembuluh darah menjadi semakin sempit dan elastisitasnya berkurang. Kandungan lemak atau minyak yang dapat mengganggu kesehatan jika jumlahnya berlebih lainnya adalah: kolesterol, trigliserida, low density lipoprotein LDL Almatsier 2003 Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kejadian hipertensi akibat konsumsi makanan berlemak lebih tinggi pada masyarakat rural 74,3 dibandingkan pada masyarakat urban 43,2. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah 2011 yang menyatakan bahwa proporsi konsumsi lemak di wilayah desa sedikit lebih tinggi daripada wilayah kota. Tingginya konsumsi makanan berlemak pada masyarakat rural diasumsikan karena masyarakat rural belum mengetahui dampak konsumsi makanan berlemak yang berlebihan sehingga mereka tidak membatasi konsumsi makanan berlemak. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dasuki 2002 menyatakan bahwa pengetahuan gizi tentang lemak di pedesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Dari 10 pertanyaan yang diajukan, persentase jawaban benar yang terkecil ada pada jenis pertanyaan “resiko akibat konsumsi lemak kolesterol yang berlebihan”. Tingkat pengetahuan yang kurang ini diduga disebabkan oleh sarana dan pra sarana yang kurang lengkap dibandingkan wilayah urban Perdana, 2013. Untuk mencegah kejadian hipertensi akibat konsumsi makanan berlemak yang berlebih, alangkah lebih baiknya jika puskesmas di daerah rural memberikan edukasi mengenai dampak konsumsi makanan berlemak yang berlebihan. 92

6.7 Perbedaan Kejadian Hipertensi berdasarkan Frekuensi Konsumsi

Buah dan Sayur pada Masyarakat Rural-Urban Kesibukan dan aktivitas tinggi pada masyarakat yang bekerja dan tinggal di daerah perkotaan menuntut gaya hidup yang serba cepat dan instan. Keadaan yang seperti ini dimanfaatkan oleh produsen makanan cepat saji. Oleh karena itu, tumbuh suburlah restoran-restoran cepat saji di daerah perkotaan. Wahyu,2009. Pola makan masyarakat perkotaan tidak seimbang yaitu karbohidrat tinggi terutama gula dan lemak pada masyarakat perkotaan menimbulkan masalah gizi lebih, selain itu pola makan yang tidak seimbang ini juga meningkatkan timbulnya penyakit degenerative, misalnya hipertensi, diabetes, dan jantung Rahmat,2004. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa angka kejadian hipertensi akibat tidak mengkonsumsi buah dan sayur pada masyarakat rural sebesar 42,9, sedangkan angka kejadian hipertensi akibat tidak mengkonsumsi buah dan sayur pada masyarakat urban sebesar 37,8. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya konsumsi buah dan sayur baik pada masyarakat rural maupun pada masyarakat urban tidak jauh berbeda. Namun ada kecenderungan masyarakat rural lebih rentan terkena hipertensi dibandingkan masyarakat urban akibat kurangnya asupan buah dan sayur. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat 2004 menyatakan bahwa konsumsi buah dan sayur menurunkan resiko seseorang terkena hipertensi. Penyebab masyarakat tidak mengkonsumsi sayur dan buah di daerah rural diduga karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat rural tentang 93 makanan seimbang yang harus dikonsumsi setiap hari. Hal ini juga dapat dilihat dari dua variabel sebelumnya, dimana pada variabel konsumsi makanan asin dan berlemak, proporsi masyarakat rural lebih banyak daripada masyarakat urban. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2014, menyatakan bahwa konsumsi buah dan sayur di pedesaan lebih sedikit dibandingkan konsumsi buah dan sayur di perkotaan. Hal ini disebabkan pengetahuan yang rendah dari masyarakat rural mengenai konsumsi buah dan sayur. Padahal, ketersediaan buah dan sayur lebih banyak di wilayah rural dibandingkan wilayah urban. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat urban memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena hipertensi dibandingkan masyarakat urban. Hal ini diduga dikarenakan pengetahuan masyarakat yang kurang memadai tentang gaya hidup yang sehat. Pengetahuan masyarakat yang rendah inilah hendaknya menjadi hal yang pertama kali ditanggulangi agar perilaku masyarakat dapat mulai berubah. Peningkatan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan terkait pola konsumsi yang sehat. 6.8 Perbedaan Kejadian Hipertensi berdasarkan Aktivitas Fisik pada Masyarakat Rural-Urban Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen