signifikan, dan juga agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul : Pengaruh DPR Dividend Payout Ratio, Earning Growth, ROI Return On
Investment Terhadap PER Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. apakah DPR Dividend Payout Ratio berpengaruh secara signifikan
terhadap PER Price Earning Ratio? 2.
apakah Earning Growth berpengaruh secara signifikan terhadap PER Price Earning Ratio?
3. apakah ROI Return On Investment berpengaruh secara signifikan
terhadap PER Price Earning Ratio? 4.
apakah DPR Dividend Payout Ratio , Earning Growth, ROI Return On Investment berpengaruh secara simultan terhadap PER Price Earning
Ratio?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
untuk mengetahui apakah DPR Dividend Payout Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap PER Price Earning Ratio.
Universitas Sumatera Utara
2. untuk mengetahui apakah Earning Growth berpengaruh secara signifikan
terhadap PER Price Earning Ratio. 3.
untuk mengetahui apakah ROI Return On Investment berpengaruh secara signifikan terhadap PER Price Earning Ratio.
4. untuk mengetahui Apakah DPR Dividend Payout Ratio , Earning
Growth, ROI Return On Investment berpengaruh secara simultan terhadap PER Price Earning Ratio.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh DPR
Dividend Payout Ratio, Earning Growth, ROI Return On Investment terhadap PER Price Earning Ratio, sehingga menjadi satu bahan referensi
bagi peneliti jika suatu waktu peneliti akan melakukan analisis mengenai nilai saham.
2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan nilai perusahaan di bursa efek.
4. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Saham
a. Pengertian saham
Sekuritas yang umumnya lebih dikenal masyarakat dan cukup populer untuk diperjualbelikan di pasar modal adalah saham. Menurut Darmadji dan
Fakhrudin 2006:6, “saham stock atau share dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas”. Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor mempunyai hak kepemilikan atas kekayaan perusahaan tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar peyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Jadi, saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda bukti
pengambilan bagian dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
b. Manfaat Kepemilikan saham
Manfaat dari kepemilikan saham yaitu Anoraga dan Pakarti 2001 : 59 1.
Dividen yaitu bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2.
Capital Gain adalah keuntungan yang diperolah dari selisih harga jual dengan harga belinya.
3. Manfaat non – financial yaitu timbulnya kebanggan dan kekuasaan
memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
c. Analisis Saham
Investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya agar dapat diprediksi apakah saham tersebut akan
memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan. Menurut Fakhrudin dan Sopian 2001:55, “dalam melakukan analisis saham, ada dua analisis atau pendekatan yang sering digunakan,
yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal”.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin,2006:189 “analisis
fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi
makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian,
analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan cara menganalisis saham berdasarkan observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Menurut Darmadji dan
Fakhrudin 2006:202, “analisis teknikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para
analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan
volume transaksi.”.
d. Penilaian Saham
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Tandelilin 2001:183 mengemukakan
Universitas Sumatera Utara
definisi nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham yaitu sebagai berikut: ”Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan
perusahaan penerbit saham emitten. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai
intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang seharusnya terjadi”.
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dari
ketiga nilai tersebut, investor dapat mengetahui apakah saham tersebut tergolong overvalued ataupun undervalued, sehingga hal ini menjadi
pertimbangan bagi investor untuk membeli, menahan ataupun menjual saham.
Ada dua metode yang digunakan dalam menilai harga saham, yaitu : metode pendekatan dividen dan metode pendekatan pendapatan.
2. Pengertian Price earning ratio
PER Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Bagi investor, semakin
kecil PER suatu saham, semakin bagus karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 198.
Pendekatan PER ini disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali multiplier nilai earning yang tercermin dalam harga
suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan
Universitas Sumatera Utara
antara harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai
earning perusahaan tersebut. Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi
harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk meghitung PER adalah sebagai berikut:
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa juga diturunkan dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen, yaitu:
Jika kita membagi sisi kiri dan sisi kanan persamaan tersebut dengan earning yang diperoleh perusahaan E
1
, maka kita akan memperoleh rumus PER sebagai berikut:
Dengan demikian variable-variabel yang mempengaruhi PER atau disebut juga sebagai faktor-faktor multiplier earning adalah:
1 Rasio pembayaran dividen Devidend Payout Ratio_DPR, yaitu D
1
E
1
. 2
Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan k. 3
Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut g.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan persamaan tersebut, apabila faktor lain konstan, maka:
1 Semakin tinggi dividend payout ratio , semakin tinggi pula PER
2 Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan k, maka akan semakin
rendah pula PER. 3
Semakin tinggi pertumbuhan dividen g, semakin tinggi pula PER.
PER merupakan variabel yang digunakan dalam estimasi nilai intrinsik saham yaitu dengan mengalikannya dengan EPS yang diharapkan. Dengan
kata lain, nilai intrinsik suatu saham merupakan fungsi EPS yang diharapkan dan besarnya PER saham tersebut. Secara matematis, kita bisa mengestimasi
nilai intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan rumus: P
o
= Estimasi EPS x PER = E
1
x PER Jika nilai intrinsik saham sudah berhasil diestimasi, langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai intrinsik saham dengan pasarnya. Jika nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi dibanding dengan harga pasarnya, maka
saham tersebut tergolong sebagai saham yang undervalued, dan sebaiknya dibeli. Sebaliknya, jika nilai intrinsik suatu saham lebih rendah dibanding
harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang overvalued, dan sebaiknya tidak dibeli, atau sebaiknya dijual.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER
Didalam penelitian ini Price Earning Ratio merupakan variabel dependen, sedangkan faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap PER merupakan
variabel independen, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Dividend Payout Ratio DPR Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2006:179, “dividen merupakan
pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS”. Dividen dapat berbentuk tunai
cash dividend atau dividen saham stock dividend. Dividen tunai cash dividend merupakan bagian dari laba bersih yang
dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen saham cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk lembar
saham tambahan, bukan dalam bentuk tunai Brigham Houston, 2006: 101. Dividen dalam bentuk saham ini dimaksudkan untuk mempertahankan
harga saham pada suatu tingkat yang optimal. Rasio pembayaran dividen DPR menentukan jumlah laba yang dapat
ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi
penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembagian deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.
Besarnya atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan
dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan
pihak perusahaan. Kebijakan deviden ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu para pemegang saham dan
pihak perusahaan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
b. Earning Growth Menurut Keown et al. 2001:136, “rasio pertumbuhan Growth ratio
yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan
ekonomi secara umum”. Pertumbuhan laba adalah peningkatan atau penurunan laba yang
diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan.
Menurut Stice 2004:225-226 “Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba”. Pada umumnya kinerja manajer
perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja
mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan
mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang
saham.
c. Return On Investment ROI ROI merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat pengembalian
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, sesuai dengan investasi mana yang digunakan atau rasio tingkat hasil yang diharapkan dari modal
Universitas Sumatera Utara
yang ditanamkan. Dengan adanya pertumbuhan ROI, diharapkan terjadi kenaikan harga saham yang lebih besar daripada kenaikan Earning, karena
adanya prospek perusahaan yang semakin baik, sehingga akan meningkatkan PER.
4. Pasar Modal
Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal secara umum diartikan sebagai pasar yang bersifat abstrak dalam hal transaksi jual beli produknya. Dalam
bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa surat- surat berharga di bursa efek. Menurut Tandelilin 2001:25, “Bursa efek dalam
arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung
atau melalui wakil-wakilnya”. Sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif.
Tandelilin 2001:18 mendefinisikan saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif adalah sebagai berikut:
a. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan
dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.
b. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam
jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang
akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par par value pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
c. Reksadana mutual fund adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal
maupun di pasar uang.
d. Instumen Derivatif Opsi dan Futures merupakan sekuritas yang
nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivative sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang
ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen derivative, di antaranya waran, bukti right right issue, opsi dan futures.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai nilai intrinsik saham khususnya dengan metode penilaian PER Price Earning Ratio telah banyak dilakukan bahkan sejak
pertengahan tahun 1900-an. Adapun penelitian – penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul
Variabel Hasil
1. Rossje
V. Suryapu
tri dan Christin
a Dwi Astuti
2003 •
Judul : Pengaruh
Faktor Leverage,
Devidend Payout, Size,
Earning Growth dan
Country Risk Terhadap Price
Earning Ratio Price
earning Ratio
PER, Leverage,D
ividend Payout
Ratio DPR,
Size, Growth,
Country Risk
• faktor leverage mempengaruhi
PER secara siginifikan negatip •
faktor dividend payout mempengaruhi PER secara
siginfikan positip •
faktor size mempengaruhi PER secara siginifikan negatip pada
industri metal dan siginifikan positip
•
faktor country risk mempengaruhi PER secara siginifikan positip
•
earning growth sama sekali tidak mempengaruhi PER di
seluruh
kelompok industry. 2.
Marthin ova
Tahun : 2007
AnalisisFaktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Price Earning
Ratio PER Perusahaan
Manufaktur Tbk Price
earning Ratio
PER, Leverage,D
ividen Payout
• leverage mempunyai pengaruh
negatip terhadap PER •
DPR mempunyai pegaruh positip terhadap PER
• Size mempunyai pengaruh positip
terhadap PER •
Growth mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Pada Bursa Efek Jakarta
Ratio DPR,
Size, Growth,
Country Risk,
liquidity positip terhadap PER
• Country Risk mempunyai
pengaruh positip terhadap PER •
Liquidity mempunyai pengaruh positip terhadap PER
3. Delvi
Agustin a
2003 Pengaruh DPR
Divident Payout Ratio Dan
Growth Terhadap PER
Price Earning Ratio
padaPerusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
PriceEearn ing Ratio
PER,Divi dent
Payout Ratio
DPR, Growth
• DPR berpengaruh positip
terhadap PER •
Growth berpengaruh negatip terhadap PER
• Risk berpengaruh negatip
terhadap PER
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Rossje dan Christina 2003 menguji pengaruh faktor leverage, devidend payout, size, earning growth dan country risk terhadap price earning ratio PER.
Pengujian dalam penelitian berdasarkan sub kelompok manufaktur ini menggunakan uji ANOVA. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor
leverage mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri food and beverage ; dividend payout mempengaruhi PER secara signifikan positip pada
industri metal dan cable ; faktor size mempengaruhi PER secara signifikan negatip pada industri metal dan signifikan positip pada industri food and beverage
Universitas Sumatera Utara
dan paper ; faktor country risk mempengaruhi PER secara signifikan positip pada industri cable dan pharmacy ; earning growth sama sekali tidak mempengaruhi
PER di seluruh kelompok industri. Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Marthinova 2007,
penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur tahun 2002-2005 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya adalah DPR Dividend Payout Ratio,
size, country risk, growth, liquidity berpengaruh positip terhadap PER. Sedangkan faktor leverage mempunyai pengaruh yang negatip terhadap PER. Penelitian
yang dilakukan oleh Delvi agustina 2008,dengan judul pengaruh DPR Dividend Payout Ratio dan growth, terhadap PER Price Earning Ratio memperoleh
hasil bahwa variabel DPR dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap PER jika diuji secara parsial, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap PER jika diuji secara simultan. Variabel Growth tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap PER.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual