Profil Lembaga GAMBARAN UMUM LEMBAGA

tanggung jawab, dan membentuk hubungan. Sebuah lingkungan keluarga memberi mereka dasar yang kuat untuk membangun hidup mereka.  Setiap anak berhak dibesarkan dengan cinta Melalui rasa cinta dan penerimaan yang diberikan oleh lingkungan sekitar, perasaan emosional yang luka disembuhkan dan kepercayaan diri mereka di bangun. Anak-anak belajar untuk mempercayai dan dipercayai oleh orang lain. Dengan keyakinan diri ini anak-anak dapat mengenali dan memenuhi potensi dirinya  Setiap anak berhak mendapatkan rasa hormat Setiap suara anak layak untuk didengan dan ditanggapi dengan serius. Anak-anak harus berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang kelak memengaruhi kehidupan mereka. Anak-anak tumbuh dengan dihormati dan bermartabat sebagai individu yang dihargai anggota keluarga dan masyarakat.  Setiap anak berhak untuk hidup dengan rasa aman Anak-anak harus dilindungi dari penganiayaan, penelantaran, ekploitasi dan terjaga keamanannya selama bencana dan perang. Anak- anak harus memiliki shelter, makanan, kesehatan, dan pendidikan karena hal tersebut adalah kebutuhan dasar dalam pengembangan anak.

D. Misi SOS Children’s Village

Mendirikan keluarga bagi anak yang kurang beruntung, membantu mereka membentuk masa depannya dan memberi mereka kesempatan untuk berkembang dalam masyarakat.

E. Program Lembaga

1. Pengasuhan Dalam hal ini pengasuhan yang diberikan oleh SOS Children’s Village ini merupakan pelayanan langsung Direct Service, seperti kasih sayang yang diberikan oleh anak-anaknya dari ibu asuhnya. Dimana kasih sayang dan cinta dari Ibu asuhnya yang mengganggap mereka anak sendiri menjadi hal yang paling penting dalam pengasuhan ini, karena cinta dari ibu asuh ini dampaknya sangat menyeluruh dan berperan sangat penting dalam perkembangan anak sampai dewasa. Hal ini ditandai dengan anak-anak yang dibesarkan oleh ibu asuhnya dalam setiap rumah dari masa kanak- kanak sampai dewasa dan mandiri. Dan sampai mereka mandiripun mereka anak- anak SOS Children’s Village sesekali tetap kembali ke lembaga untuk bertemu dan mengurus Ibu asuhnya sebagaimana mereka menganggapnya sebagai ibu kandung. 2. Pendidikan Dalam hal pendidikan pihak SOS Children’s Village memberikan pendidikan yang bermutu mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi atau lembaga kejuruan. Para anak asuh diberi kesempatan untuk menuntut ilmu sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Sudah banyak sarjana muda yang dihasilkan oleh anak- anak SOS Children’s Village Desa Taruna dan para lulusan SLA yang tidak memungkinkan melanjutkan Perguruan Tinggi pun dibekali keterampilan tambahan untuk memulai kehidupan mandiri.

F. Cara Kerja FSP Bogor

Cara kerja FSP Bogor dalam memberikan penguatan untuk kelurga dampingan diwilayah implementasinya terdiri dari tahap awal, dilanjutkan tahap menengah dan tahap akhir sebagai berikut: ANAK KELUARGA KOMUNITAS Tahapan awal : 1. Mensurvei wilayah implementasi yang dinginkan terlebih dahulu. 2. diadakan perpustakaan keliling untuk menarik anak dan menggali informasi tentang anak. 3. Mengadakan identifikasi keluarga anak tersebut. 4. Melakukan assesmen di keluarga tersebut apabila sesuai dengan kriteria yang diinginkan. 5. Kriteria anak usia Balita, 6- 11 tahun, 12- 18 tahun dan faktor ekonomi yang lemah. Tahapan menengah : 1. Anak adalah pintu masuk untuk kita dikeluarga tersebut. 2. Menggali informasi tentang permasalahan yang ada pada calon keluarga dampingan. 3. Memberikan solusi pada keluarga tersebut dengan mengadakan perjanjian untuk menjadi keluarga dampingan. 4. Memberikan Bantuan Sarana Pendidikan untuk satu orang anak. 5. Mengadakan pertemuan setiap minggunya dan mencari keluarga dampingan yang lain diwilayah tersebut. Tahapan akhir : 1. Mencari stakeholder diwilayah tersebut untuk menjadi ketua kelompok dan membantu mencari keluarga lain yang bersedia menjadi keluarga dampingan. 2. Kriterianya adalah orang yang ingin memajukan wilayahnya dan peduli terhadap sesama. 3. Mencari jaringan untuk bekerja sama dengan SOS CV – FSP Bogor dan keluarga dampingan. 4. Kriterianya adalah sekolah dan kepala desa. 5. Membentuk kelompok usaha dan meminjamkan modal awal. 6. Memberikan pelatihan untuk membuka usaha, dan pendapatannya diberikan kepada keluarga dampingan. 7. Wilayah tersebut dikatakan mandiri apabila usaha kelompok tersebut meningkat dan permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan.