9. Rahmah Sufiyah, SH
IIIb S1. Hukum
Juru Sita Pengganti
10. Tati Yulianti
IIIa SLA
JS. Pengganti
11. Muhammad Sayhon
IIa SLA
Juru Sita Pengganti
B. Kronologis Kasus Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 1164Pdt.G2008PA.JT
Dalam Perkara Nomor 1164Pdt.G2008PA.JT penggugat adalah isteri yaitu Rita Melawati S.E. binti Abdul Azis Satrio, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan
S1, pekerjaan Guru, bertempat tinggal di Jalan Cipinang Muara II No. 2 RT 017 RW 02 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur. Dan
tergugat adalah suami yaitu Fachrizal Yaris S.H. bin Yan Safrizal, umur 37 tahun, agama Islam pendidikan S1, pekerjaan karyawan Swasta, bertempat tinggal di Jalan
Delima II No. 14B RT 004 RW 003 Kelurahan Malaka Sari, kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur.
Perkawinan mereka telah tercatat di PPN KUA Kecamatan Duren Sawit Kota Jakarta Timur dengan Akta Nikah Nomor 98289VI2006 tanggal 18 Juni 2006.
Setelah menikah Penggugat dan Tergugat hidup rukun sebagaimana layaknya Suami
Isteri dengan baik telah berhubungan badan dan keduanya bertempat tinggal di Malaka Sari Jakarta Timur selama 6 bulan namun belum dikaruniai keturunan.
Akan tetapi kehidupan rumah tangga penggugat dan tergugat mulai goyah dan terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus-menerus yang sulit diatasi sejak
bulan Desember tahun 2006 dan semakin tajam dan memuncak terjadi pada bulan Juli tahun 2008. Sebab-sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut karena :
1. Orang tua Tergugat selalu ikut campur dalam rumah tangga Penggugat dan
Tergugat. 2.
Tergugat lebih mementingkan keluarga orang tua pada kepentingan Penggugat sebagai isteri.
3. Antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada kecocokan dalam membina
rumah tangga. 4.
Orang tua Tergugat selalu menceritakan aib Penggugat kepada orang lain. Sejak berpisah Penggugat dan Tergugat sejak bulan Juli tahun 2008 maka hak
dan kewajiban suami isteri tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sejak itu tergugat tidak lagi melaksanakan kewajibannya sebagai suami terhadap penggugat,
meskipun penggugat telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan bermusyawarah atau berbicara dengan tergugat secara baik-baik tetap tidak berhasil
Berdasarkan alasan tersebut penggugat telah mengajukan gugatannya bertanggal 28 Juli 2008 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta
Timur memohon agar Bapak Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya, menjatuhkan talak satu tergugat dan menetapkan
biaya perkara ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Pertimbangan dan Putusan Hakim Dalam Kasus Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor 1164Pdt.G2008PA.JT
Peradilan agama merupakan salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman untuk rakyat pencari keadilan bagi yang beragama Islam, mengenai perkara perdata
tertentu yang diatur dalam Undang-Undang.
45
Pelaksanaan tugas peradilan seorang hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan siapapun, bahkan ketua pengadilan sendiri tidak berhak ikut campur dalam
soal peradilan yang dilaksanakannya. Hakim bertanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas putusan yan telah ditetapkan.
46
Pada hari sidang yang telah ditetapkan, penggugat dan tergugat telah hadir dipersidangan. Lalu majelis hakim telah member nasihat kepada penggugat dan
tergugat agar rukun kembali.
45
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata di Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 1996 Cet. 1 h.16.
46
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Jakarta: Ciputat Press Cet. 1 h.32.
Kemudian dibacakan surat gugatan tertanggal 28 Juli 2008 yang isinya tetap
dipertahankan oleh penggugat. Atas gugatan penggugat tersebut tergugat menyampaikan jawabannya secara lisan yang intinya tergugat membenarkan semua
dalil-dalil gugatan penggugat dan tergugat menyatakan tidak keberatan bercerai dengan penggugat. Lalu penggugat maupun tergugat menyatakan cukup dalam jawab
menjawab tanpa replik dan duplik. Untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, penggugat telah mengajukan alat-alat
bukti berupa fotokopi kutipan akta nikah Nomor 98289VI2006 tanggal 18 Juni 2006 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Duren Sawit Kodya Jakarta Timur
bukti P.1. Selain bukti surat, penggugat juga telah menghadirkan 2 orang saksi keluarga
yang memberikan keterangan di depan sidang dengan di bawah sumpah sebagai berikut:
1. Saksi I : Satya Putra Ilyas bin Hermawi, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan
Swasta, bertempat tinggal kediaman di Jalan K.H. Mas Mansyur 25 A RT 012 RW 011, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang Kota Jakarta
Pusat, yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut:
− Bahwa saksi adalah Paman Penggugat
− Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri dan belum
dikaruniai anak
− Bahwa Penggugat dengan Tergugat akan bercerai
− Bahwa penyebabnya karena Penggugat dengan Penggugat dijodohkan
− Bahwa mereka pisah rumah sejak bulan Juli 2008
− Bahwa saksi sudah menasehati mereka namun tidak berhasil
2. Saksi II : Hasna Hasan binti Hasan Bisri, umur 63 tahun, agama Islam,
pekerjaan Pensiunan Bukopin, bertempat tinggal di Jalan Delima II B 910177 RT 15 RW 03, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta
Timur, yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut :
− Bahwa saksi adalah tante tergugat
− Bahwa penggugat dan Tergugat menikah karena dijodohkan
− Bahwa mereka saat ini akan bercerai Penggugat dengan Tergugat karena
orang tua Tergugat terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangga
− Bahwa Penggugat dengan Tergugat sudah pisah rumah sejak bulan Juli
2008 dan
− Saksi sudah menasehati keduanya tapi tidak berhasil
Atas keterangan kedua saksi tersebut, penggugat menyatakan bahwa saksi sudah menasehati keduanya tapi tidak berhasil dan penggugat dan tergugat
menyatakan menerimanya.
Baik penggugat maupun tergugat telah mencukupkan pembuktiannya dan kemudian penggugat menyampaikan kesimpulan secara lisan yang intinya penggugat
tetap pada gugatannya untuk bercerai dengan tergugat sedangkan tergugat menyatakan mengikuti kemauan penggugat saja.
Untuk menyingkat uraian dalam putusan perkara ini, majelis hakim cukup menunjuk berita acara persidangan perkara ini.
Lalu mengenai hukumnya maksud dan tujuan gugatan penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas, majelis hakim telah berusaha menasehati penggugat dan
tergugat agar rukun kembali dalam membina rumah tangganya, akan tetapi tidak berhasil, sesuai dimaksud Pasal 82 ayat 1 dan 4 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 143 Kompilasi Hukum Islam.
Penggugat dalam gugatannya menyatakan ingin bercerai dengan tergugat adalah karena saling terjadi perselisihan dan pertengkaran dengan tergugat yang disebabkan
hal-hal sebagaimana tersebut pada point 5 pada surat gugatan penggugat. Atas gugatan penggugat tersebut, tergugat membenarkan semua dalil-dalil
penggugat. Dan dari dalil-dalil gugatan penggugat dan tanggapan tergugat dapatlah disimpulkan bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini apakah benar
telah terjadi perselisihan atau pertengkaran antara penggugat dan tergugat yang terjadi sejak bulan Desember tahun 2006 dan puncaknya pada Juli tahun 2008.
Dalam meneguhkan dalil-dalilnya, penggugat telah mengajukan alat-alat bukti yang terdiri dari bukti surat bertanda P.1. dan dua orang saksi. Bukti surat bertanda
P.1. berupa asli kutipan akta nikah nomor 98289VI2006 tanggal 18 Juni 2006 yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Duren Sawit Kodya Jakarta Timur, bukti tersebut
adalah surat yang dibuat dan ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dan dalam surat tersebut memuat tentang telah terjadinya akad nikah antara penggugat dan
tergugat memuat tentang telah terjadinya akad nikah antara penggugat dan tergugat pada tanggal 18 Juni 2006.
Dengan demikian majelis hakim menilai bukti P.1. adalah bukti otentik yang telah memenuhi syarat formil dan syarat materil sehingga mempunyai kekuatan
hukum atau pembuktian yang sempurna dan mengikat sesuai dengan Pasal 165 HIR. Oleh karenanya majelis hakim menilai bahwa penggugat dan tergugat adalah
hubungan sesuai suami istri yang sah dan belum mempunyai anak. Bahwa alasan-alasan perceraian yang diajukan oleh penggugat adalah antara
penggugat dengan tergugat sering terjadi perselisihan faham disebabkan dijodohkan dan orang tua tergugat terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga penggugat dan
tergugat dan secara yuridis alasan-alasan perceraian yang diajukan oleh Penggugat tersebut mengacu kepada Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 197 Jo,
Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam.
Selanjutnya meskipun tergugat telah mengakui sebagai dalil-dalil yang diajukan oleh penggugat dan pengakuan menurut Pasal 174 HIR merupakan bukti sempurna
terhadap yang melakukannya, sehingga dengan adanya pengakuan tergugat maka sengketa diantara para pihak dianggap telah terbukti. Namun karena masalah rumah
tangga pernikahan itu bukan hanya sebatas hubungan perdata biasa saja antara suami isteri, akan tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai moral yang luhur maka di
dalam memutuskan hubungan perkawinan tersebut selain harus mempertimbangkan bukti-bukti juga perlu mendengar keterangan dari pihak keluarga penggugat danatau
tergugat. Setelah bukti saksi keluarga yang keterangannya saling berhubungan dan
bersesuaian satu sama lain dengan keterangannya dibenarkan oleh penggugat maupun tergugat maka majelis hakim telah dapat menemukan fakta di persidangan yaitu pada
pokoknya sebagai berikut :
− Penggugat dan tergugat telah terikat sebagai suami isteri.
− Pernikahan penggugat dan tergugat belum dikaruniai keturunan anak.
− Antara penggugat dan tergugat sering terjadi percekcokan dan pertengkaran dan
telah berpisah rumah selama kurang lebih empat bulan.
− Dalam berumah tangga antara penggugat dan tergugat pernah terjadi ketidak
rukunan dan perselisihan faham.
Setelah majelis hakim menemukan fakta-fakta selanjutnya majelis hakim akan mempertimbangkan petitum gugatan penggugat. Terhadap petitum penggugat untuk
mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:
− Penggugat dan tergugat adalah suami istri yang sah sesuai bukti P.1.
− Tergugat membenarkan semua dalil-dalil penggugat, maka sesuai dengan pasal
174 HIR pengakuan tergugat tersebut menjadi bukti yang kuat, oleh karenanya majelis hakim dapat mempertimbangkan.
− Penggugat telah menguatkan dalil-dali gugatannya melalui alat-alat bukti di
persidangan dan terbukti bahwa rumah tangga penggugat dan tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang sudah tidak dapat
dirukunkan kembali.
− Berdasarkan fakta antara penggugat dan tergugat telah berpisah rumah selama 1
tahun, kondisi ini merupakan indikasi bahwa rumah tangga penggugat dan tergugat sudah tidak harmonis lagi karena perselisihan dan pertengkaran antara
mereka telah mencapai klimaks.
− Keluarga penggugat telah berusaha mendamaikan mereka namun tidak berhasil
sebagaiman dimaksud oleh Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, kondisi ini menunjukan bahwa rumah tangga penggugat dan
tergugat sudah pecah sehingga tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud Pasal
1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam yaitu untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah serta
sebagaiman telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya adalah diciptakanNya untukmu
pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati dan dijadikanNya kasih sayang diantara kamu, sesungguhnya yang demikian itu
menjadi tanda-tanda kebesaranNya bagi orang-orang yang berfikir” tidak dapat terwujud.
Dari fakta-fakta tersebut terbukti kedua belah pihak baik penggugat maupun tergugat telah kehilangan hakikat dan makna dari tujuan perkawinan tersebut dimana
ikatan perkawinan sedemikian rapuh, tidak terdapat lagi rasa sakinah ketenangan dan telah luput dari rasa mawaddah cinta dan rahmah kasih sayang dan
mempertahankan perkawinan seperti itu tidak akan membawa maslahat, bahkan mungkin melahirkan madharat yang lebih besar bagi penggugat dan tergugat.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dan ketentuan Pasal 39 ayat 2 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. majelis hakim berpendapat bahwa dalil-dalil
gugatan penggugat telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam
telah terpenuhi, maka telah cukup alasan bagi majelis maka majelis hakim untuk mengabulkan gugatan penggugat.
Terhadap petitum penggugat untuk menyatakan jatuh talak satu tergugat terhadap penggugat, maka majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut:
− Oleh karena majelis hakim telah mengabulkan gugatan penggugat dengan
alasan dalil-dalil gugatan penggugat telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f
Kompilasi Hukum Islam, maka majelis hakim dapat menetapkan menjatuhkan talak ba’in sugro tergugat Eko Fachrizal Yaris S.H. bin Yan Safrizal terhadap
penggugat Rita Melawati S.E. binti Abdul Azis Satrio. Terhadap petitum penggugat tentang biaya perkara, berdasarkan Pasal 89 ayat
1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diperbaharui dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006, maka majelis hakim menetapkan biaya perkara
dibebankan kepada penggugat. Segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara’ yang
berkaitan dengan perkara ini.
D. Analisa Penulis