dizhalimi. Cemoohan dibalas dengan kesabaran, tergesah-gesah dibalas dengan kehati-hatian.
Itulah cara-cara penting yang dapat menarik penerima dakwah audiens ke dalam Islam dan membuat iman mereka lebih mantap. Dengan cara-cara
tersebut Nabi SAW mampu menyatukan hati para sahabat disekitarnya. Mereka bukan saja sangat mencintai beliau, tetapi juga ikut menjaga dan membela beliau
dalam dakwahnya. 4.
Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya, tetapi berbicara pada sasaran umum seperti yang sering dilakukan Nabi
SAW. 5.
Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seorang pada tujuannya. 6.
Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan, setiap pertanyaan sebaiknya dijawab secara rinci dan jelas sehingga orang bertanya merasa
puas.
34
F. Teori-teori Tentang Strategi Dakwah
Allah SWT telah mewajibkan kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin untuk berdakwah, akan tetapi Allah mengikat perintah-Nya itu dengan syarat
harus dikerjakan denga pengetahuan yang mendalam bashirah dan kebijaksanaan al-hikmah.sebagaimana firman Allah SWT:
34
Sa’id bin Ali bin wahif Al-qahthani, dakwah Islam Dakwah bijak , h. 84-92.
G ﺱ
7 I
8 +
J +
ﺝ .
K ﺡ
. ,
M I
ﺱ 7
, 6
. ,
Artinya:
“Seruhlah manusia kejalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk” . Q. S. An-
Nahal 16: 125. Secara historis dapat dilihat bagaimana strategi dakwah Rasulullah SAW
telah diberikan Allah sifat-sifat mulia agar tujuan dakwah itu tercapai, dan diantara sifat-sifat itu yang dmiliki oleh Rasul adalah sifat guru, Allah SWT telah
menganugrahkan karunia ini pada kita seperti dalam firman-Nya:
N ,
C 5
O P
ﺱ ;E
ﻥ- ,
, 9
ﺕ 6
Q 8
8, R
+ ﻥ
S7 I
- M
?T U7
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memberikan n karunia kepada orang-orang yang beriman ketika mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-
kitab dan Al-hikmah. Dan sesungguhya keadaan mereka sebelum kedatangan Nabi adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
Q. S. Ali Imran3: 164.
35
Menurut Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq menyatakan: ada beberapa sifat dan metode Rasul SAW, dan hal itu merupakan strategi dakwah Rasul SAW
yang harus kita contoh dalam berdakwah, pertama,semua kita mengetahui bahwa Rasul pertama-tama menggunakan metode public relation berkomunikasi dengan
35
M. Quraish Shihab, Tapsi Al-misbah,vol 7
masyarakat umum. Beliau menawarkan dakwahnya pertama-tama kepada siapa saja yang beliau jumpai dari kalangan mereka yang beliau pandang bisa menerima
dakwahnya yang masih bersifat rahasia. Kemudian kepada semua orang yang dapat dijangkau oleh beliau, setelah
itu beliau diperintahkan Allah SWT untuk menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan. Nabi SAW tidak membatasi kegiatan dakwahnya hanya di
madrasah saja, tetapi juga mengajar para sahabat di rumah beliau, di rumah mereka, di jalan-jalan dan pada kesempatan perjalanan dakwah. ketiga, dalam
mengajar beliau meggadakan metode persahabatan, di mana persahabatan ini menuntut adanya rasa cinta, komitmen dan kesetiaan. Keempat, Rasulullah
menggunakan metode nasihat dengan sangat hati-hati. Beliau tidak memberi nasihat kecuali secara berkala. Kelima, Rasulullah adalah orang yang lapang dada,
beliau tidak pernah bersikap kasar kepada seseorang yang mengajukan pertanyaan.
36
Dalam rangka menyusun strategi dakwah diperlukan suatu pemikiran yang lugas dan rasional dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
strategi tersebut. Syarif Usman mengatakan bahwa, dalam menyusun strategi ada lima
factor yang perlu diketahui, yaitu: 1.
Tujuan, baik tujuan jangka panjang tujuan akhir atau tujuan jangka pendek tujuan sementara
36
Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Metode dan Strategi Dakwah Islam Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996, h.22
Sedangkan menurut Asmuni Syukir Strategi Dakwah yang dipergunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa azaz dakwah antara lain:
1. Azaz Filosofis, azaz ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai alam proses atau aktiviyas dakwah. 2.
Azas kemampuan dan keahlian da’i achievemen and professional 3.
Azas Sosiologis, azaz ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. misalnya, politik pemerintah
setempat, mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah, dan lain sebagainya.
4. Azas Psichologis, azaz ini membahas masalah yang erat hubungannya
dengan kejiwaan manusia 5.
Azas Efektifitas dan Efisiensi, azaz ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun
tenaga yang dikeluarkan dengan pencapain hasilnya, bahkan kalau bisa waktu dan biaya dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.
37
Menurut Sayyid Sabiq beberapa yang urgen bagi kepentingan strategi dakwah masa kini yaitu:
1. Kesadaran yang sempurna
2. Pengorganisasian
3. Kepemimpinan.
38
Fuad Amsyari dalam membicarakan perjuangan umat Islam Indonesia menyatakan tiga hal pokok dalam menyusun strategi, yaitu:
1. Potret umat
2. Permasalahan umat
3. Alternatif pemecahan
39
37
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Stratgi Dakwah Islam Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h.32
38
Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Metode dan Strategi Dakwah Islam, 253
39
Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, h. 43.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian lain sesuai dengan bidang ilmu atau kegiatan
yang menyertainya. Ilmu dakwah juga mengadopsi kata strategi untuk menjelaskan rangkaian kegiatan dakwah yang dapat membantu pencapain tujuan
dakwah itu sendiri. Sebenarnya menurut Fuad Amsyari, kata strategi “merupakan bagian dari Islam atau dengan kata lain Islam itu sendiri merupakan manifestasi
dari strategi manusia untuk hidup mencapai kebahagian lahir dan batin individu masyarakat.
40
Memperhatikan definisi tentang strategi dan dakwah, maka pengertian strategi dakwah adalah sebuah cara untuk mencapai tujuan dakwah dengan
mempertimbangkan kemampuan, kelemahan, kesempatan dan lain sebagainya.
40
Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, h. 40
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI PERSATUAN ISLAM
TIONGHOA INDONESIA PITI
A. Sejarah Berdirinya PITI
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI sebetulnya didirikan di Jakarta, pada tanggal 14 April 1961 pada anggaran dasar PITI yang diterbitkan
pada tanggal 6 Juli 1963 tertulis tanggal pendirian adalah 6 Juli 1963 PITI didirikan oleh almarhum H. Abdul Karim Oei Tjeng Hien, Abdusomad Yap A
Siong dan Kho Goan Tjin. PITI merupakan gabungan dari Persatuan Islam Tionghoa PIT dipimpin oleh Alm Abdusomad Yap A Siong dan Persatuan
Muslim Tionghoa PTM dipimpin oleh Kho Goan Tjin. PIT dan PTM yang sebelum kemerdekaan Indonesia mula-mula didirikan di Medan dan di Bengkulu,
masing-masing masih bersifat lokal sehingga pada saat itu keberadaan PIT dan PTM belum begitu dirasakan oleh masyarakat baik muslim Tionghoa dan muslim
Indonesia. Berdirinya PITI pada waktu itu adalah jawaban almarhum Haji Abdul
Karim Oei atas pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang waktu itu di jabat oleh Kiai Haji Ibrahim yang menyatakan bahwa: “ Untuk dakwah Islam
pada keturunan Tionghoa sebaiknya dilakukan oleh keturunan Tionghoa sendiri, bukan oleh lembaga dakwah seperti Muhammadiyah, NU atau lembaga dakwa
Islam Lainnya.
41
41
Pengurus DPP PITI, Warta PITI Jakarta: T.pn, 2004, edisi 8 April 2004, h. 7