Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah Bentuk-bentuk dalam Menentukan Strategi Dakwah

Setiap proses dakwah bermula dari usaha mempertanyakan kembali dasar asumsi yang memberikan orientasi sistem sosial, lalu membangun kehidupan baru. Menurut al-Qhazali, proses tersebut dapat diperinci menjadi tiga tahap, yaitu menyadarkan pikiran, menumbuhkan keyakinan, da membangun sistem. 32

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah

Kesadaran bagi setiap orang baik sebagai individu atau kelompok, baik organisasi sosial atau organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak dicapai akan berbuah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan usaha-usaha yang mengerahkan pada penyampain tujuan disebut strategi. Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan organisasi kepada tujuannya, untuk itu konsep suatu strategi harus memperhatikan faktor- faktor penetapan strategi, diantaranya: 1. Lingkungan “Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi permanen, tapi selalu berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala sendi kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara berpikir tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan dan pandangan kehidupan”. 2. Lingkungan Organisasi 32 Dr. Muhammad Idris, Ilmu Dakwah, h. 22.. “Lingkungan organsasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan organisasi yang ada”. 3. Kepemimpinan S.P. Siagan memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni “seorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam menggambil keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam lingkungan baik eksternal atau internal berbeda. 33

E. Bentuk-bentuk dalam Menentukan Strategi Dakwah

Jika seorang da’i mampu menjalankan strategi dakwah secara bijak, insya Allah ia akan mudah mencapai keinginannya, yakni keberhasilan dakwahnya. Nabi Muhammad SAW, sebagai imam para da’i, telah menerapkan strategi dakwah secara bijak, sehingga melalui beliau Allah SWT memberi manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan mereka dari syirik menuju tauhid. Siasat beliau tersebut bermanfaat besar dalam meyukseskan dakwahnya, membangun negaranya, menguatkan kekuasaannya dan meninggikan kedudukannya Sepanjang sejarah politik umat manusia tidak pernah ada seorang pun pembaharu yang mempunyai pengaruh besar seperti Nabi Muhammad SAW. Terkumpul padanya jiwa seorang pemimpin, pendidik yang bijak, kecerdasan akal, orisinalitas pendapat, semangat yang kuat serta kejujuran. Semua itu telah terbukti pada diri beliau. 33 S.P. Siagian, manajemen Modern, Jakarta: Masagung, 1994, cet ke-2, h. 9 Bentuk-bentuk dalam menentukan strategi dakwah antara lain sebagai berikut: 1. Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan penerima dakwah audiens. Usahakan agar mereka tidak jenuh dan waktu mereka banyak terisi dengan petunjuk, pengajaran yang bermanfaat, dan nasehat yang baik. Nabi SAW tidak selalu monoton dalam memberikan nasihat, sehinga orang yang dinasihati tidak merasa bosan. Stategi dakwah yang dicontohkan Nabi SAW tersebut diikuti oleh para sahabat. Nabi SAW bersabda: 8 D E ﺕ D F D E ﺕ 8- Artinnya: “ permudahlah dan jangan kamu persulit, berilah kabar gembira dan jangan berkata yang membuat mereka lari jauh”. HR Bukhari dan Muslim. 2. Jangan memerintahkan sesuatu yang jika tidak dilakukan Terkadang seorang da’i menjumpai suatu kaum yang sudah mempunyai tradisi mapan. Tradisi tersebut tidak menentang syariat, tetapi jika dilakukan perombakan akan mendatangkan kebaikan. Jika seorang da’i menyadari bahwa apabila dilakukan perombakan akan terjadi fitnah, maka hal itu tidak perlu dilakukan. Nabi SAW tidak membiarkan ka’bah direnovasi dari fondasi buatan Nabi Ibrahim karena mengindari fitnah kaum yang baru mentas dari kehidupan jahiliah. 3. Menjinakkan hati dengan memberi maaf ketika dihina, berbuat baik ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari, dan bersabar ketika dizhalimi. Cemoohan dibalas dengan kesabaran, tergesah-gesah dibalas dengan kehati-hatian. Itulah cara-cara penting yang dapat menarik penerima dakwah audiens ke dalam Islam dan membuat iman mereka lebih mantap. Dengan cara-cara tersebut Nabi SAW mampu menyatukan hati para sahabat disekitarnya. Mereka bukan saja sangat mencintai beliau, tetapi juga ikut menjaga dan membela beliau dalam dakwahnya. 4. Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya, tetapi berbicara pada sasaran umum seperti yang sering dilakukan Nabi SAW. 5. Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seorang pada tujuannya. 6. Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan, setiap pertanyaan sebaiknya dijawab secara rinci dan jelas sehingga orang bertanya merasa puas. 34

F. Teori-teori Tentang Strategi Dakwah