Determinan Matriks Kekakuan ANALISA DASAR MATRIKS MASSA DAN KEKAKUAN

Pada matriks massa akan digunakan perhitungan dari respon struktur yang memberikan persamaan A-10 dan A-15, kemudian akan kembali kepada waktu di lantai pertama dan di lantai bearing, dianalisa secara teliti.

4.2. Determinan Matriks Kekakuan

Gambar 14: Sistem Koordinat Matriks Kekakuan Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 Matriks kekakuan dari struktur bangunan setelah dianalisa adalah selalu lebih kompleks dari matriks massa. Dimana di dalam formulasi matriks massa hanya ada satu koordinat transformasi yang dibutuhkan untuk lantai yang lain, dan matriks kekakuan diperoleh dari perhitungan pada kontribusi element yaitu kekakuan pada lantai yang lain. Pada gambar menunjukan suatu individual elemen j di lantai i pada struktur bangunan. Umumnya formulasi ditunjukan pada gambar ini, yaitu diantara banyak pandangan pada elemen- elemen kekakuan tersebut. Elemen pada displacement- diplacement di dalam sistem koordinat lokal dari elemen tersebut diperoleh, seperti garis axis , maka ini akan di determinan. Dan displacement- displacement akan mendapatkan reaksi dari displacement pada elemen axis yaitu maka diperoleh: A-16 Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 Secara seragam matriks disusun dari persamaan- persamaan yang baru diperoleh dengan beberapa cara yaitu: A-17 Persamaan matriks dikembangkan kembali yaitu: A-18 Reaksi gaya pada displacement yaitu element di garis pada sistem koordinat dapat dituliskan sebagai berikut : A-19 Persamaan matriks dikembangkan dengan hasil yaitu: A-20 Displacement- displacement lokal akan di determinan di dalam persamaan A-17 dan A-18 sebagai fungsi dari semua displacement. Adapun persamaan A-19 dapat ditulis kembali yaitu: Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-21 Gaya- gaya harus di transfer ke pada sistem koordinat. Kembali ke reaksi semula hampir sama dengan displacement tersebut. Matriks transformasi menggunakan gaya- gaya yang berubah pada penggunaan perubahannnya yaitu: A-22 Dengan pengembangan pada notasi yaitu: A-23 Substitusi persamaan A-21 ke dalam persamaan A-22, dan pada gaya reaksi umum displacement adalah determinan ke dalam koordinat sistem yaitu: A-24 Kemudian dijabarkan, maka rumus diteliti pada bagian j dan pada lantai lainnya adalah i. Dan pada kontribusi sisi bagian yang lain harus diasumsikan ke determinan kekakuan secara total pada lantai yang lain, yaitu: Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-25 Persamaan- persamaan ini dimasukan ke dalam kesatuan matriks dengan hasil sebagai berikut: A-26 Dimana: A-27 Pada gaya dan kemudian gaya ini diteruskan pada O dari axis OXY. Displacement akan dianalisa di dalam pada sistem koordinat. Displacement ini akan dipindahkan atau ditransfer ke garis axis OXY yaitu: Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-28 Persamaan ini dimasukan kedalam kesatuan matriks dengan hasil yaitu : A-29 Dan gaya- gaya ini diperoleh displacement- displacement dengan menggunakan rumus ke dalam sistem koordinat OXY. Adapun reaksi gaya pada displacement dapat dituliskan di dalam sistem yaitu: A-30 Dimana: A-31 A-32 Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 Matriks ada banyak model aplikasi diperoleh di dalam persamaan A-31 dan disederhanakan secara teliti pada persamaan tersebut menjadi : A-33 Nilai hasil yang dicapai pada elemen tunggal dari kekakuan matriks adalah: A-34 A-35 A-36 A-37 A-38 A-39 A-40 Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-41 A-42 Rumus ini diambil kembali dengan kontribusi dari sisi bagian j pada nilai kekakuan yang lebih pada lantai ke i . Penyelesaian persamaan A-34 , dan kemudian A-42 pada kombinasi dalam matriks tunggal single, diperoleh satu kesatuan matriks kekakuan pada lantai ke i. 4.3. Determinan Pada Lokasi Shear Center Gaya perhentian dari lantai i, diperoleh sama dengan banyak model matriks kekakuan pada vektor displacement, maka gambaran- gambaran itu terlihat dari tiap lantai pada shear center. Adapun lokasi dari shear center haruslah dideterminan dari perubahan property garis axis OXY dengan rumus persamaan dari getaran struktur bangunan. Pada gambar di bawah ini menunjukan shear center Sc pada lantai ke i. Dengan catatan pada sisi adalah arah waktu positif, tidak seperti sisi di dalam tahap berikutnya. Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 Gambar 15: Koordinat shear center Untuk mengetahui gaya shear pada shear center kembali ke semula, yaitu gaya pertama dirubah ke koordinat , dimana pada paralel koordinat- koordinat global dengan mula- mula dari shear center. Kemudian gaya- gaya ini akan kembali ke dasar pada axis global. Dengan cara yang sama akan dilakukan pada displacement- displacement. Pada gambar di atas diperoleh analisa- analisa dari vektor- vektor yang digunakan untuk tujuan mendapatkan gaya axis global. Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-43 Gaya perubahan pada axis shear yang utama yaitu, , pada sistem koordinat , kemudian persamaan akan dijabarkan sebagai berikut : A-44 Persamaan- persamaan juga dapat dijabarkan pada displacement- displacement, kemudian gaya- gaya transformasi yang mengakibatkan terjadinya displacement menjadi prakiraan pada sisi ruas bagian yang sama. Persamaan A-44 dapat ditulis kembali pada kesatuan matriks dari suluruh gaya transformasi pembentuk displacement- displacement, dan diambil dari persamaan A-43. Persamaan matriks ini adalah: A-45 Dimana: Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-46 Kemudian gaya ini haruslah di transformasi dari shear center ke global keseluruhan. Persamaan- persamaan digunakan untuk hal yang sama pada waktu tertentu dalam persamaan A-25, dan notasi tanda ini akan berbeda- beda . Transformasi ini adalah: A-47 Persamaan A-47, adalah kembali ke seluruh gaya- gaya pada kombinasi dengan displacement, dan dapat diletakan pada kesatuan matriks yaitu : A-48 Dimana: A-49 Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 Pada variasi gaya dan displacemen- displacemen telah mengalami transformasi, dan reaksi pada displacemen dan haruslah diteliti. Adapun nilai untuk memulai suatu gaya akan mempermudah mengetahui reaksi gaya dengan displacemen pada lantai ke- i, yaitu kembali ke persamaan A-30. A-50 Persamaan A-48 adalah substitusi ke dalam persamaan yaitu: A-51 Dengan banyak ragam metode pada sisi ruas yang lain dari persamaan dan notasi sebagai definisi yaitu, dan dijabarkan yaitu: A-52 Substitusi persamaan A-45 ke persamaan lain yaitu: A-51 Dengan penggunaan sebagai eliminasi dengan penambahan nilai dari sisi ruas kiri hanya untuk reaksi gaya dengan displacement pada shear center pada lantai ke – i yaitu: Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-52 Dimana: A-53 Untuk kesatuan dengan pengembangan nilai persamaan yang lebih, akan diperlihatkan pada persamaan matriks yaitu persamaan A-52 dan dapat dijabarkan sebagai berikut: A-54 Dimana: A-55 A-56 A-57 A-58 A-59 A-60 A-61 Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-62 A-63 Karena reaksi gaya dengan displacement pada persamaan A-54 adalah di tengah bentang shear center pada lantai ke- i, maka kekakuan matriks haruslah diambil suatu nilai sebagai definisi. Dengan cara yang lain, yaitu dengan penambahan diagonal yang harus ditiadakan tambahan seperti haruslah sama dengan nol. Bagian dari penelitian matematika adalah solusi untuk mencari nilai tambahan menjadi nol. Defenisi pertama dengan menggunakan angle ß kemudian dijabarkan yaitu : A-64 Dimana: A-65 Secara trigonometri, . Diperoleh identitas ini, maka persamaan A-64 dapat dijabarkan sebagai berikut: Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 A-66 Dengan menggunakan persamaan A-56 dan D2 diperoleh persamaan: A-67 Substitusi persamaan- persamaan A-64 dan A-66 di dalam persamaan A-67 yaitu A-68 Dengan menggunakan kembali trigonometri identitas dan dapat dijabarkan kembali yaitu: A-69 Dimana, dari , persamaan A-69 dapat disederhanakan menjadi: A-70 Dengan analisa diperoleh, persamaan akan menjadi nol ketika . Di dalam perhitungan diaturlah penambahan menjadi nol, dan harus mempunyai hasil yang juga sama dengan nol. Sebagai solusi dari Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 persamaan- persamaan A-57 dan A-59 dengan penambahan yang simultan dari dan , dengan pengembangan diperoleh hasil yaitu: A-71 A-72 Sekarang lokasi dari shear center dari lantai ke- i dapat dideterminan dengan dampak kepada axis koordinat global dengan perantaraan persamaan A-71 dan A-72. Juga orientasi pada dari shear center dapat dideterminan melalui persamaan- persamaan A-64, A-65 dan A-66. Penggunaan persamaan- persamaan A-71 dan A-72, dengan pengembangan yang disederhanakan dari dapat dijabarkan. Dengan persamaan kekakuan torsional, A-60, didapatlah yaitu: A-73 Dan sekarang dengan menggunakan matriks kekakuan secara umum dari persamaan A-32, maka matriks kekakuan pada shear center dari lantai i dapat dikembangkan Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 dengan menggunakan persamaan- persamaan A-55, A-58 dan A-73. Hasil akhir dari matriks adalah: A-74 4.4. Friction Gesekan Penyelesaian dari thesis ini adalah perhitungan gesekan bearing pada respon struktur. Jika friction adalah yang diteliti di dalam suatu perhitungan, maka hal ini akan dianalisa dan dikerjakan secara non- linear pada penjabarannya. Dimana secara detail penjabaran ini diteliti dan analisa dampak- dampak dari gesekan. Gaya gesekan kembali dengan menggunakan banyak waktu dengan percepatan vertikal total dimana hasil ini adalah gaya pada percepatan vertikal ditambah percepatan gravitasi g, serta penggunaan waktu dengan matriks massa pada gesekan konstan . Dimana, secara phisik dasar dijelaskan pada nilai , dan satu dari gesekan statis dan satu dari gesekan kinetik. Koefisien statis diambil pada massa resistan dari semua getaran. Koefisien kinetik pada massa resistan untuk getaran yang terus- menerus. Begitu juga pada koefisien- koefisien dari gesekan akan dijelaskan pada respon dinamik dari Andreas Mulianta Saragih: Analisa Three Dimensional Bangunan Single Story Yang Menggunakan Multy Friction Pendulum System Pada Struktur, 2008. USU e-Repository © 2008 struktur. Sebagai defenisi, selama getaran, yang diteliti adalah waktu, ketika kecepatan dari struktur diredam menjadi nol. Pada kondisi seperti ini didefinisikan sebagai phase “non- sliding” pada tahap struktur haruslah lebih di analisa dengan teliti pada gaya gesekan statis dan kembali kepada getaran. Untuk perhitungan yang mendetail pada pase non- linear sebagai respon dari gesekan, maka gaya ini sangat diperlukan untuk dideterminan yaitu waktu pase perhitungan non- sliding. Pada penggunaan metode ini dipergunakan persamaan- persamaan dari getaran- getaran dengan determinan gesekan resistan kepada getaran, maka akan diteliti secara detail lagi gaya dinamik pada struktur bangunan. Kesatuan rumus ini adalah satu dimensi pada suatu analisa penelitian dari Mosthagel dan Khordaverdian 1988. 4. 4. 1. Data – data Bahan sebagai Selimut Bearing