BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan. Drainase didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan dan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik air yang berada
diatas permukaan tanah maupun air yang berada di bawah permukaan tanah, Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari
durasi hujan yang lama. Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhan air untuk kehidupan
manusia di mana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, perikanan, peternakan, dan lainnya. Untuk
kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perlu dialirkan dan dengan makin bertambahnya pengetahuan manusia mengenal industri yang juga
mengeluarkan limbah yang perlu dialirkan. Pada musim hujan terjadi kelebihan air berupa limpasan permukaan yang seringkali menyebabkan banjir hingga
manusia mulai berpikir akan kebutuhan sistem saluran yang dapat mengalirkan air lebih terkendali dan terarah dan berkembang menjadi ilmu drainase.
Drainase secara umum menurut Suripin 2004 adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,
maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasanlahan, sehingga fungsi
Universitas Sumatera Utara
kawasanlahan tidak terganggu dan sistem drainase secara umum adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal
1.2 Latar Belakang
Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Amplas berbatasan dengan
Medan Johor di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Kabupaten Deli Serdang di selatan, dan Medan Kota dan Medan Denai di utara.Pada tahun 2001,
kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 88.638 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km² dan kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwakm².
Menurut data yang bersumber dari Buku Kecamatan Percut Sei Tuan Dalam Angka Tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik BPS,
penduduk di Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2010 sebanyak 384.672 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Desa Tembung yaitu 50.932 jiwa dan
jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Pematang Lalang yaitu 1.456 jiwa. Jika dibandingkan dengan luas wilayah, Kecamatan Percut Sei Tuan
memiliki kepadatan penduduk rata-rata 2.016 jiwaKm2, dimana kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Desa Kenangan Baru dengan kepadatan 31.581
jiwaKm2, sementara kepadatan penduduk terendah terdapat di Desa Pematang Lalang dengan kepadatan 72 jiwakm2. Secara rinci, persebaran penduduk di
Kecamatan Percut Sei Tuan dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
NO DESAKELURAHAN
LUAS KM² JUMLAH PENDUDUK
JIWA KEPADATAN PENDUDUK
JIWAKM
2
1 Amplas
3,10 8.475
2.734 2
Kenangan 1,27
22.138 17.431
3 Tembung
5,35 50.932
9.520 4
Sumber Rejo Timur 4,16
24.937 5.994
5 Sei Rotan
5,16 25.474
4.937 6
Bandar Klippa 18,48
34.834 1.885
7 Bandar Khalipah
7,25 38.381
5.294 8
Medan Estate 6,90
15.440 2.238
9 Laut Dendang
1,70 15.054
8.855 10
Sampali 23,93
27.838 1.163
11 Bandar Setia
3,50 20.575
5.879 12
Kolam 5,98
14.561 2.435
13 Saentis
24,00 16.219
676 14
Cinta Rakyat 1,48
12.844 8.678
15 Cinta Damai
11,76 4.739
403 16
Pematang Lalang 20,10
1.456 72
17 Percut
10,63 13.440
1.264 18
Tanjung Rejo 19,00
9.338 491
19 Tanjung Selamat
16,32 5.259
322 20
Kenangan Baru 0,72
22.738 31.581
JUMLAH 190,79
384. 672 2.016
Sumber : Kecamatan Percut Sei Tuan Dalam Angka Tahun 2011
Pada kecamatan Medan Amplas akan direncanakan sebuah Kawasan Industri yang bernama Kawasan Industri Deli Serdang. Awalnya daerah ini hanya
sebuah rawa yang sudah di olah oleh penduduk sekitar untuk dijadikan sawah. Karena adanya perubahan tata guna lahan yang lahan sebelumnya adalah sawah,
kini akan berubah menjadi sebuah kawasan industry. Dengan adanya perubahan
Universitas Sumatera Utara
tata guna lahan dari daerah resapan air hujan menjadi sebuah kawasan industry, maka perencanaan drainase menjadi sangat perlu dipikirkan dan direncanakan
guna menyalurkan limpasan air hujan agar tidak menggenangi kawasan industry tersebut.
1.3 Perumusan Masalah