dibandingkan dengan nilai normal tikus, perbedaan hasil analisis tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor stres yang dapat terjadi melalui
peningkatan aktivitas syaraf simpatik perifer Arakawa
et al.
1996, perbedaan bobot tikus, hemolisis, keadaan fisiologis dan makroenzim yang berbeda, alat dan
metode analisis dan perbedaan kit reagen yang digunakan Arakawa
et al.
1996., Hollans
Logan, 1996 dalam Adikususma, 2014.
4.4 Jumlah Sel Darah Merah Eritrosit
Pengamatan terhadap jumlah sel darah merah Eritrosit terhadap tikus putih yang diberi ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi 60 mg, 80 mg dan 100 mg dapat
dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil uji Anova yang telah dilakukan hasil yang didapat tidak signifikan yang artinya perlakuan tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap jumlah eritrosit, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut. Jumlah sel darh merah dapat dilihat pada kontrol blank sebesar 7,56 x
10
6
mm
3
, sedangkan yang diinduksi kerusakan hati pakai CCl
4
pada KC10 jumlah sel darah merah sebesar 7,49 x 10
6
mm
3
, dan pada KC24 sebesar 5,71 x 10
6
mm
3
, sedangkan jumlah sel darah merah pada pelarut minyak kelapa pada KP10 7,62 x
10
6
mm
3
, dan pada KP24 sebesar 7,61 x 10
6
mm
3
, sehingga dapat diketahui yang mengakibatkan penurunan jumlah eritrosit adalah karbon tetraklorida dan minyak
kelapa hanya sebagai pelarut. Pemberian ekstrak kulit manggis setelah terjadinya penurunan jumlah
eritrosit oleh CCl
4
, diperoleh hasil pada P1 jumlah eritrosit sebesar 7,60 x 10
6
mm
3
pada P2 sebesar 7,86 x 10
6
mm
3
dan pada P3 sebesar 8,29 x 10
6
mm
3
, masing-masing hasil dari perlakuan pemberian ekstrak kulit manggis mengalami
peningkatan jumlah eritrosit mendekati normal. Peningkatan jumlah eritrosit pada perlakuan pemberian ekstrak kulit manggis diduga disebabkan karena adanya
senyawa flavonoid yaitu
xanthon
yang terdapat di dalam kulit manggis yang bersifat antioksidan dan dapat membantu pembentukan sel darah merah di dalam
tubuh sehingga jumlahnya dalam tubuh normal, dengan cara menghambat pembentukan radikal bebas yang diakibatkan oleh CCl
4
. Kekurangan eritrosit dalam tubuh akan mengakibatkan anemia, karena
kandungan hemoglobin rendah dalam tubuh dan menurunnya volume darah dari
Universitas Sumatera Utara
normal, sedangkan kelebihan eritrosit dalam tubuh akan menimbulkan polistemia, karena meningkatnya viskositas kekentalan darah. Eritrosit tidak memiliki
nukleus, organel, atau ribosom, tetapi dipenuhi oleh hemoglobin, yaitu molekul mengandung besi yang dapat berikatan dengan O
2
secara longgar dan reversibel. Oksigen sukar larut dalam darah sehingga hemoglobin merupakan pengangkut
oksigen dalam darah. Didalam eritrosit matang terdapat sedikit enzim glikolitik dan karbonat anhidrase yang berperan untuk menghasilkan energi dan CO
2
dalam darah dan umur eritrosit 120 hari Zulkifli dkk., 2014.
Senyawa
xanthone
yang terkandung dalam kulit buah manggis memiliki antioksidan yang tinggi serta bersifat sebagai immunomodulator yang bisa
menstabilkan sel-sel di dalam tubuh serta dapat membantu dalam proses pembentukan eritrosit Fauziah, 2013. Immunomodulator adalah senyawa yang
dapat menormalkan atau mengoptimalkan kerja sistem imun sehingga komponen dalam darah stabil Ruslami, 2010. Menurut Yunitasari 2011, kulit buah
manggis mengandung senyawa
xanthone
yang penting bagi tubuh yang berperan dalam membantu pembentukan eritrosit.
4.5 Kadar Hemoglobin Hb