atau konsumen terhadap pernyataan atau prilakunya yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dia komentari.
2. Mengadakan kontak langsung dengan pemimpin opini
Tentunya langkah kedua ini lebih dapat meyakinkan konsumen akan pernyataan atau komentarnya. Kemudian pemimpin opini akan dapat
mempengaruhi konsumen. Misalnya perusahaan yang memasarkan sepeda santai, pertama kalinya berupaya mempromosikan sepeda santainya itu
kepada para pejabat pemerintah sebagai pemimpin opini. b.
Suasana Suasana adalah lingkungan yang diciptakan untuk meningkatkan hasrat pembeli
atau mengkonsumsi suatu produk. Suasana ini harus diciptakan sedemikian rupa, terutama untuk produk baru.
c. Kejadian peristiwa khas
Kejadian merupakan suatu peristiwa atau suatu kesempatan yang sengaja dirancang untuk berkomunikasi dengan target audiens atau target konsumen.
II.4. Proses Keputusan Pembelian
Semakin kompleks keputusan biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Sunarto 2004 mengemukakan tipe-
tipe prilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara berbagai merek adalah sebagai berikut :
1. Prilaku membeli kompleks.
Konsumen menjalankan perilaku membeli yang kompleks ketika mereka benar- benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antar
merek yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin amat terlibat ketika produknya mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat menonjolkan ekspresi diri.
Biasanya konsumen harus banyak belajar mengenai kategori produk tersebut. Orang pemasaran dari produk yang banyak melibatkan pembeli harus memahami
pengumpulan informasi dan prilaku evaluasi dari konsumen yang terlibat. 2.
Mengurangi ketidakcocokan Prilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan dissonance reducing buying
behaviour terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan diantara merek-
merek yang ada. Untuk melawan ketidakcocokan ini, komunikasi purnajual orang pemasaran harus memberikan bukti-bukti dan dukungan yang membantu
konsumen menyenangi pilihan merek mereka. 3.
Prilaku membeli karena kebiasaan Prilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen
yang rendah dan kecilnya perbedaan antar mereka. Proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk karena pengetahuan pasif, diikuti dengan prilaku
membeli, yang belum tentu diikuti oleh evaluasi. Karena membeli produk dengan keterlibatan rendah tidak kuat komitmennya terhadap merek apapun, pemasar
produk-produk semacam itu sering kali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk
4. Mencari variasi
Pelanggan menjalankan prilaku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun perbedaan merek dianggap
cukup berarti. Penggantian merek terjadi demi variasi dan bukan untuk kepuasan. Dalam kategori-kategori produk semacam itu, strategi pemasaran mungkin
berbeda untuk merek yang menjadi pemimpin pasar dengan merek yang kurang ternama.
Menurut Setiadi 2003 menyatakan bahwa ada lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pembelian suatu jasa atau produk yaitu pengenalan produk,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku pasca
pembelian. Jelasnya seperti gambar berikut di bawah ini :
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Prilaku Pasca Pembelian
Pengenalan Produk
Gambar II.1. Proses Keputusan Pembeli
Setiadi 2003 mengemukakan secara lebih terperinci dari gambar di atas adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat memilih barang atau jasa dengan
menyadari banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang
dibutuhkan yang berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkatan pencarian informasi ini dibagi kepada dua tingkat. Tingkat
pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala
sumber. c.
Evaluasi alternatif yaitu konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan
selanjutnyanmelihat kepada atribut dari produk atau jasa. d.
Keputusan membeli yaitu pada tahap ini konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian, dan ia akan
menjatuhkan pilihan dengan apa yang ia sukai. e.
Perilaku pasca pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan sama sekali.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi, yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani nomor 141 Tebing Tinggi. Waktu penelitian
dilakukan mulai dari bulan Agustus 2008 sampai dengan Desember 2008.
III.2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status, gejala, menentukan kesamaan
status dengan cara membandingkan dengan standard yang sudah dipilih dan atau ditentukan. Arikunto,2006.
Singaribun dan Effendi 1995 menyatakan bahwa,”Penelitian Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Sifat penelitian ini adalah ekplanatory, yaitu penelitian yang bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sugiono,2006.