BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu
Nasrullah 2004, meneliti dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Nasabah untuk Menabung di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan
Putri Hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran promosi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menabung pada tingkat
kepercayaan 95 atau tingkat signifikan 0,05 artinya bahwa bauran promosi secara serempak dapat meningkatkan keputusan nasabah untuk menabung di Bank BRI
Cabang Medan Putri Hijau sesuai dengan nilai F hitung 64,533 dari F tabel 3,32. Secara parsial ada dua bauran promosi yang berpengaruh positif dan signifikan pada
tingkat kepercayaan 95 atau tingkat signifikan 0,05 yaitu pengiklanan dan pemasaran langsung. Artinya pengiklanan dan pemasaran langsung benar-benar
meningkatkan keputusan nasabah untuk menabung di Bank BRI Cabang Mean Putri Hijau.
Sudardjat 2006, meneliti dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang
Medan”. Hasil penelitian diperoleh secara serempak bauran promosi berpengaruh high significant terhadap keputusan nasbah untuk menabung di Bank Muamalat
Cabang Medan, artinya bahwa bauran promosi secara bersama-sama berpengaruh
sangat nyata terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Muamalat Cabang Medan. Hal ini karena bauran promosi mampu memberikan informasi yang cukup
sehingga mampu mempengaruhi nasabah untuk menabung. Secara parsial variabel periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat dapat mempengaruhi
keputusan nasabah untuk menabung di Bank Muamalat Cabang Medan. Hal ini dikarenakan periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat mampu
memberikan informasi dan citra yang positif terhadap Bank Muamalat sehingga dapat mempengaruhi keputusan nasabah menabung.
II.2. Teori Tentang Pemasaran Jasa
Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk pencapaian tujuannya yaitu perolehan laba yang maksimal dan kelangsungan hidup
perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan bisnisnya tergantung
bagaimana perusahaan itu dapat menggunakan pemasaran dengan baik. Keunggulan
pemasaranlah yang menjadi sarana untuk merealisasikan tujuan perusahaan.Sunarto,2006.
Payne 2000 menyatakan bahwa,”pemasaran merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar
sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan demikian,
pemasaran merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal
balik yang dinamis antara produk-produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing”.
Miller dan Layton 2000,”pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
Lamb, Hair, dan McDaniel 2001 menyatakan bahwa,“pemasaran merupakan
suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
Rangkuti 2003 menyatakan bahwa,“pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial
karena produknya tidak kasat mata dan tidak dapat diraba, produk jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan
kualitasnya dilakukan dengan segera, interaksi antara konsumen dan petugas adalah penting untuk mewujudkan produk yang dibentuk”.
Menurut Yazid 2001 bahwa dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan pemuasan
konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah: orang people or participant, lingkunan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik physical evidence, dan proses
procces jasa itu sendiri. Sebagai suatu bauran, elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat
pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran jasa secara keseluruhan. Kemudian, Zethalm dan Bitner dalam Lupiyoadi 2001 memberikan batasan
tentang jasa sebagai berikut:”Service is all economic activities whose output is not physical product or construction is generally consumed at that time it is produced,
and provide added value in form such as convenience, amusement, comport or
health”. Atau jasa adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan output tidak berupa produk fisik atau konstruksi yang secara umum dikonsumsi pada saat
diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan.
Lovelock, dan Wright 2005 menyatakan bahwa,” jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya
mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas factor-faktor produksi”.
Selanjutnya Kotler 2001 menyatakan bahwa,“jasa adalah sebagai setiap tindakan atau kegiatan suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain
yang secara esensial tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat tak berwujud. Dengan demikian jika sesuatu
diproduksi maka jasa dilaksanakan. Jadi jelas kualitas jasa dinilai dari pelaksanaannya atau hasil kerjanya bukan dari karakteristiknya secara fisik. Dalam
proses pertukarannya konsumen membayar untuk sesuatu yang tidak berwujud. Walaupun pada pembelian jasa-jasa tertentu konsumen memperoleh sesuatu yang
berwujud, seperti kartu kredit, polis asuransi, tetapi pada dasarnya yang dibeli bukan benda-benda tersebut.
Produk jasa ada dua macam, yaitu produk jasa industri dan produk jasa konsumen. Produk jasa industri disediakan untuk organisasi dalam lingkungan yang
luas, termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi dalam lingkungan yang luas, seperti jasa penelitian, jasa financial, jasa pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan produk jasa konsumen banyak dipergunakan secara luas dalam masyarakat seperti jasa hiburan, kesehatan, transportasi, perbankan dan lain
sebagainya. Menurut Kotler 2001 jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Tidak berwujud
Jasa berbeda dengan hasil produksi perusahaan. Jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium sebelum jasa itu dibeli. Benda atau barang yang kita beli
atau yang kita gunakan sehari-hari adalah sebuah objek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha. Bila
kita membeli barang, maka barang tersebut dipakai atau ditempatkan disuatu tempat. Tetapi bila membeli jasa, maka pada umumnya tidak ada wujudnya. Bila
uang dibayar untuk beli jasa, maka pembeli tidak akan memperoleh tambahan benda-benda yang dapat dibawa ke rumah. Jasa dikonsumsi tetapi tidak memiliki.
Walaupun penampilan jasa diwakili oleh suatu wujud tertentu, misalnya pesawat atau mobil dapat mewakili jasa yang ditawarkan oleh taksi, namun esensi jasa
yang dibeli adalah penampilan.
b. Tidak dapat dipisahkan
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai
penjualan dan baru kemudian di konsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual dahulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara serentak. Misalnya, jasa
yang diberikan oleh sebuah perusahaan penerbangan, calon penumpang membeli tiket, kemudian berangkat dan duduk dalam kabin pesawat, lalu pesawat
menerbangkannya ke tempat tujuannya, pada saat penumpang itu duduk dalam kabin pesawat, pada saat itulah jasa diproduksi.
c. Keberagaman
Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Misalnya saja jasa yang diberikan oleh sebuah
maskapai penerbangan yang melayani rute terbang pendek dengan maskapai penerbangan yang melayani rute terbang yang panjang, akan sangat berbeda.
d. Tidak Tahan Lama
Jasa tidak dapat disimpan. Seorang calon penumpang yang telah membeli tiket pesawat untuk suatu tujuan tertentu tetap dikenakan biaya administrasi, walaupun
ia tidak jadi berangkat. Tidak tahan lamanya jasa tidak jadi masalah bila permintaan tetap. Tetapi jika permintaan berfluktuasi, perusahaan menghadapi
masalah yang rumit. Misalnya, pada musim-musim puncak seperti liburan sekolah, tahun baru, musim haji,atau hari raya, sebuah perusahaan penerbangan
harus mempersiapkan lebih armada pesawat dari biasanya, dari pada jika permintaan sama sepanjang bulan-bulan biasa.
Karena ciri-ciri jasa tersebut diatas, maka tugas membangun program pemasaran jasa yang terpadu dalm industri jasa benar-benar merupakan sebuah tantangan.
II.3. Teori Tentang Promosi Dan Komunikasi