Usia Kawin Pertama Penggunaan Alat Kontrasepsi

a Permulaan transisi early transitional, terdapatnya tingkat kematian menurun, tetapi tingkat kelahiran tetap tinggi, bahkan ada kemungkinan meningkat karena perbaikan kesehatan ; b Pertengahan transisi mid-transitional, tingkat kematian dan kelahiran kedua-duanya menurun, tetapi tingkat kematian menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran; dan c Akhir transisi late transitional, tingkat kematian rendah dan tidak berubah atau menurun hanya sedikit, dan angka kelahiran antara sedang dan rendah, dan berfluktuasi atau menurun. Pengetahuan tentang kontrasepsi meluas. 3 Pasca-transisi Post-transitional, dicirikan oleh tingkat kematian dan tingkat kelahiran kedua-duanya rendah; hampir semuanya mengetahui cara-cara kontrasepsi dan dipraktekkan. Tingkat kelahiran dan kematian vital rate mendekati keseimbangan. Pertumbuhan penduduk alamiah amat rendah dalam jangka waktu yang panjang Menurut Muchtar dan Purnomo 2009, status sosial demografi yang turut mempengaruhi jumlah anak diantaranya adalah usia kawin pertama dan pernah atau saat ini sedang menggunakan kontrasepsi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Usia Kawin Pertama

Berdasarkan hasil penelitian Eka 2010, makin panjang masa reproduksinya, maka diharapkan makin muda seseorang untuk melangsungkan perkawinannya makin banyak pula anak yang dilahirkan. Usia pernikahan yang dimaksud disini adalah umur pada waktu memasuki ikatan sosial, atau dengan istilah perkawinan, usia Universitas Sumatera Utara konsumsi perkawinan hubungan kelamin yang pertama kali dilakukan setelah menikah . Seperti yang diketahui bahwa pada saat seseorang menikah pada usia yang relatif lebih muda, maka masa subur atau reproduksi akan lebih panjang dalam ikatan perkawinan sehingga mempengaruhi peningkatan fertilitas.

2. Penggunaan Alat Kontrasepsi

Menurut Davis dan Blake 1974 dalam teori fertilitas penggunaan alat kontrasepsi dapat memiliki pengaruh positip atau negatip terhadap fertilitas, artinya jika suatu masyarakat sedang menggunakan alatcara KB, maka pengaruhnya terhadap fertilitas negatip. Sedangkan jika alatcara KB tersebut tidak digunakan, maka pengaruhnya positip terhadap fertilitas. Menurut Muchtar dan Purnomo 2009, penggunaan alatcara kontrasepsi secara langsung dapat mempengaruhi fertilitas. Semakin tinggi persentase wanita yang menggunakan alatcara kontrasepsi, semakin rendah tingkat fertilitasnya. Analisis ini akan dilihat pengaruh penggunaan alatcara kontrasepsi terhadap tingkat fertilitas, baik untuk wanita yang pernah menggunakan alatcara kontrasepsi, maupun saat ini sedang menggunakan alatcara kontrasepsi. Di Aceh umumnya, masalah KB masih sangat bertentangan dengan budaya yang ada. Kebanyakan dari masyarakat tidak menggunakan alat kontrasepsi. Tujuan memperbanyak anggota keluarga menurut masyarakat Aceh seolah-olah bertentangan dengan tujuan KB. Terdapat perbedaan pandangan di kalangan masyarakat Aceh, karena pengaruh agama, yaitu agama Islam, padangan tersebut membetuk pola Universitas Sumatera Utara pemikiran masyarakat Aceh, bahwa nasib keturunan anak-anaknya akan dijamin Tuhan dan bersikap pasif terhadap takdir.

2.2.3 Budaya