Karakteristik Status Perkawinan Karakteristik Riwayat Komorbid

39 tanggatidak bekerja sebanyak 9 orang 22,22. Gambaran karakteristik jenis pekerjaan subjek penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuesi Jenis Pekerjaan n = 40 Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase Ibu Rumah Tangga 9 22,50 PelajarMahasiswa 1 7,50 Pegawai Negeri 3 3,70 Wiraswasta 27 67,50 Total 40 100,00 Keterangan: n = jumlah subjek Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan terbanyak yakni wiraswasta pada subyek penelitian ini didapatkan informasi bahwa rincian pekerjaannya antara lain petani, supir angkutan umum dan pedagang. Studi di Yogyakarta menemukan bahwa sebagian besar pasien TB resisten OAT adalah bekerja sebagai pedagang wiraswasta 38,5. Menurut Dimitrova di Rusia, semua jenis pekerjaan yang menyebabkan subyek penelitian terpapar oleh zat-zat yang dapat mengganggu fungsi paru dan pekerjaan yang memungkinkan subyek penelitian yang kontak dengan pasien TB dianggap sebagai pekerjaan yang berisiko, sedangkan jenis pekerjaan yang lain dianggap tidak berisiko. Jenis pekerjaan sopir, tukang parkir, pekerja pabrik tekstil, montir, pekerja bengkel las, penjahit, dan buruh bangunan pada penelitian ini dikelompokkan sebagai jenis pekerjaan yang berisiko Tirtana, 2011.

4.5 Karakteristik Status Perkawinan

Berdasarkan karakteristik status perkawinan pada subjek penelitian ini didapatkan bahwa pada umumnya telah kawin sebanyak 33 orang 82,50. Sedangkan subjek penelitian yang tidak atau belum kawin sebesar 7 orang Universitas Sumatera Utara 40 17,50. Gambaran karakteristik status perkawinan subjek penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Status Pekawinan n = 40 Status Perkawinan Frekuensi Persentase Kawin 33 82,50 TidakBelum Kawin 7 17,50 Total 40 100,00 Keterangan: n = jumlah subjek Secara teori pasangan dari pasien yang menderita TB akan rentan terkena TB lewat penularan atau kontak. Namun pada penelitian ini tidak terdapat data riwayat kontak MDR TB berasal dari pasangan atau tidak sehingga tidak dapat disimpulkan status perkawinan sebagai faktor risiko. Sihombing mengutip bahwa Gusti dalam penelitiannya tahun 2000 terhadap 86 pasangan suami istri yang diteliti mengenai kekerapan TB paru diantara pasangan suami-istri penderita TB paru, ternyata hanya didapati 1,16 dari pasangan yang menderita TB paru. Penularan penyakit atau terinfeksi Mycobacterium tuberkulosis dalam hal ini berhubungan peranan daya tahan tubuhimunitas orang tersebut Sihombing, dkk., 2011.

4.6 Karakteristik Riwayat Komorbid

Berdasarkan riwayat penyakit lain komorbid yang menyertai pasien MDR TB di RSUP H. Adam Malik medan, diketahui penderita diabetes mellitus yakni 8 20, dan HIV 1 2,50. Ditemukan pula gangguan paru jenis PPOK, bronkopneumonia dan efusi pleura yakni 10 25, penyakit gangguan ginjalelektrolit sebanyak 2 5, serta tidak ada data penyakit sebanyak 19 47,50. Gambaran karakteristik riwayat penyakit lain yang menyertai ditunjukkan pada Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Komorbid n = 40 Riwayat Komorbid Frekuensi Persentase HIV 1 2,50 DM 8 20,00 Gangguan paru 10 25,00 Gangguan ginjal dan elektrolit 2 5,00 Tidak ada komorbid 19 47,50 Total 40 100,00 Keterangan: n = jumlah subjek Pada penelitian ini didapatkan bahwa komorbid pasien mayoritas tidak terdapat dalam status 19 47,50. Hal ini terjadi karena tenaga medis jarang bertanya atau mencatat tentang riwayat penyakit dahulu ataupun gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit pasien. Komorbid yang terdapat dalam penelitian ini adalah gangguan paru 10 25, diabetes melitus 8 20, HIV 1 2,50, serta penyakit gangguan ginjalelektrolit sebanyak 2 5. Penelitian Simion mendapati lebih banyak pasien TB paru dengan diabetes mellitus yang menderita MDR TB 32 dibandingkan dengan yang tidak 4. Simion menyebutkan bahwa diabetes mellitus merupakan faktor risiko terjadinya MDR TB karena pada pasien diabetes mellitus didapatkan beberapa defisiensi imunitas seluler. Kadar gula darah yang tinggi akan memicu terjadinya efek imunologis yang berdampak pada penurunan fungsi neutrofil, monosit maupun limfosit. Selain itu, hiperglikemi kronik dapat menyebabkan gangguan fungsi dengan menyebabkan penebalan dan perubahan struktur pada membran basalis Tirtana, 2011. Faktor komorbid lain seperti kelainan ginjal, fungsi hati dan penyakit defisiensi imun tidak banyak ditemukan, karena penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa rekam medik dimana sering ditemukan Universitas Sumatera Utara 42 pencatatan data pasien yang tidak lengkap. Faktor risiko lain berupa riwayat kontak dengan pasien TB lain tidak dapat ditelusuri karena tidak tercatatnya di rekam medik pasien. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat kemungkinan kontak tersebut sebagai faktor risiko sumber penularan MDR TB Nofizar, 2010.

4.7 Karakteristik Riwayat Merokok