perempuan yang sudah bekerja cenderung akan melupakan tanggung jawabnya secara kodrati.
Adanya proses peralihan peran serta masalah yang harus dialami oleh perempuan, khususnya perempuan pesisir inilah yang mendasari peneliti tertarik untuk memilih
penelitian dengan judul Peranan Perempuan dalam Meningkatkan Daya Tahan Ekonomi Keluarga Nelayan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang tersebut, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peranan perempuan
pesisir dalam meningkatkan daya tahan ekonomi keluarga nelayan dan sejauh apa peranan tersebut mempengaruhi peningkatan daya tahan ekonomi dalam keluarga
nelayan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mengukur keterlibatan peranan perempuan pesisir dalam
meningkatkan daya tahan ekonomi keluarga nelayan. 1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan
ilmu sosiologi seperti kajian sosiologi gender.
Universitas Sumatera Utara
2. Memberi manfaat bagi peneliti agar lebih memahami bagaimana sebenarnya
peranan perempuan pesisir dalam meningkatkan daya tahan ekonomi keluarganya.
3. Sebagai sumbangan bagi pihak yang ingin memperluas wacana dan pengetahuan
seputar peranan yang dilakukan perempuan pesisir bagi pemenuhan kebutuhan keluarganya.
1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Teori Peranan
Peranan role merupakan proses dinamis dari kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan
suatu peranan. Kedudukan dengan peranan tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.Soekanto, 2009:212-213. Levinson dalam
Soekanto 2009:213 mengatakan peranan mencakup tiga hal, antara lain: 1.
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi. 3.
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Wirutomo mengemukakan pendapat David Berry bahwa dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-
kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu. Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan
masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam peranan-peranan yanglain.lain.
Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut bermacam- macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Secara garis besar peranan dibagi
menurut pelaksanaannya dan cara memperolehnya yaitu:
Berdasarkan pelaksanaannya:
1. Peranan yang diharapkan expected roles: cara ideal dalam pelaksanaan
peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat
ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan. 2.
Peranan yang disesuaikan actual roles, yaitu cara bagaimana peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi tertentu.
Berdasarkan cara memperolehnya:
Universitas Sumatera Utara
1. Peranan bawaan ascribed roles, yaitu peranan yang diperoleh secara
otomatis, bukan karena usaha, misalnya: peranan sebagai seorang ibu, nenek, dan lain-lain.
2. Peranan pilihan achieved roles, yaitu peranan yang diperoleh atas dasar
keputusannya sendiri, misalnya seseorang yang memilih untuk kuliah.
1.5.2 Teori Gender
1.5.2.1 Konsep Gender
Istilah gender pada awalnya dikembangkan sebagai suatu analisis ilmu sosial oleh Ann Oakley dan sejak saat itu gender lantas dianggap sebagai alat analisis yang baik
untuk memahami persoalan diskriminasi terhadap kaum perempuan secara umum. Gender berbeda dengan jenis kelamin seks. Seks adalah pembagian jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu. Oleh karena itu, konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan
berdasarkan unsur biologis dan anatomi tubuh Tuttle, Lisa, Encyclopedia of Feminism, 1968. Sedangkan gender adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender adalah kelompok atribut
dan perilaku yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan.
Gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan memisahkan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan. Pembedaan fungsi dan peran antara laki-laki
dan perempuan. Pembedaan fungsi antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan oleh karena keduanya terdapat perbedaan biologi atau kodrat, melainkan dibedakan
Universitas Sumatera Utara
menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai kehidupan dan pembangunan.
Engles dalam Fakih, 1997 rmenjelaskan perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang seperti proses sosialisasi,
penguatan, konstruksi sosial, kultural, keagamaan, bahkan melalui kekuasaan Negara Karena melalui proses yang sedemikian panjang, maka perbedaan gender antara laki-laki
dan perempuan seolah-olah menjadi ketentuan Tuhan. Demikian pula sebaliknya, sosialisasi konstruksi sosial tentang gender secara evolusi pada akhirnya mempengaruhi
perkembangan fisik dan biologis masing-masing jenis kelamin. Seperti misalnya, gender laki-laki harus kuat dan agresif, sehingga dengan konstruksi sosial semacam itu
menjadikan laki-laki termotivasi mempertahankan sikap tersebut.
Dengan demikian gender sebagai suatu konsep merupakan hasil dari pemikiran manusia, dibentuk oleh masyarakat sehingga gender bersifat dinamis dan tidak berlaku
secara universal, melainkan sesuai dengan situasional masyrakatnya. Untuk mengetahui lebih jelas tentang perbedaan antara seks jenis kelamin dan gender, dapat dilihat dari
tabel berikut.
Tabel 1.5.1 Perbedaan Seks dan Gender
SEKS GENDER
Biologis Kultur, adat istiadat
Pemberian Tuhan kodrat Bentukan setelah lahir. Diajarkan
melalui sosialisasi internalisasi
Universitas Sumatera Utara
Kodrat alami Kontruksi sosial
Tidak dapat diubah Dapat diubah dinamis
Peran Seks: Laki-laki: Produksi
Perempuan: Reproduksi haid, hamil, melahirkan, menyusui dan lain-lain
Peran Gender: memasak, mencuci, merawat anak dan orangtua, mendidik
anak, bekerja diluar rumah, menjadi tenaga professional, dan sebagainya.
Perbedaan konsep gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki- laki dalam masyarakat. Secara umum adanya gender telah
melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktifitas.
1.5.2.2 Ketimpangan Gender dalam Masyarakat
Perbedaan gender gender differences tidak menjadi masalah selama hal tersebut tidak memunculkan ketidakadilan gender gender inequalities. Namun dalam aplikasi
gender yang terdapat di masyarakat belumlah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh budaya setempat yang masih cenderung menganut
sistem patriarkat. Adapun beberapa bentuk ketidakadilan gender yang terdapat dalam masyarakat antara lain:
1. Gender dan Marginalisasi Perempuan
Marginalisasi perempuan adalah proses pemiskinan atas perempuan yang disebabkan oleh perbedaan gender. Marginalisasi perempuan dapat bersumber
dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsir agama, tradisi atau kebiasaan, dan ilmu pengetahuan. Revolusi hijau green revolution misalnya, secara ekonomis
Universitas Sumatera Utara
telah menyingkirkan kaum perempuan dari pekerjaannya dan kehilangan pekerjaan sehingga terjadilah proses pemiskinan terhadap perempuan.
2. Gender dan Subordinasi
Secara umum subordinasi sering diartikan sebagai penomorduaan terhadap suatu jenis kelamin yang disini adalah perempuan. Adanya anggapan dalam masyarakat
bahwa perempuan itu emosional, irasional dalam berpikir, perempuan tidak bisa tampil sebagai pemimpin sebagai pengambil keputusan, maka akibatnya
perempuan ditempatkan pada posisi yang tidak penting dan tidak strategis second person. Contohnya pada masyarakat Jawa, ada anggapan bahwa perempuan tidak
perlu sekolah tinggi-tinggi, karena pada akhirnya akan ke dapur. Terlebih lagi karena nilai-nilai tradisional yang dianut oleh masyarakat Jawa yaitu masak,
macak, manak memasak, bersolek, dan melahirkan anak adalah sebagai tugas utama perempuan.
3. Gender dan Stereotip
Streotip adalah pelabelan terhadap pihak tertentu yang sifatnya negatif dan selalu berakibat merugikan pihak lain serta menimbulkan ketidakadilan. Sebagai contoh,
adanya anggapan bahwa perempuan yang bersolek atau memakai rok mini akan memancing perhatian lawan jenis dan bila terjadi pelecehan seksual, maka
perempuan tersebut akan disalahkan.
4. Gender dan Kekerasan
Kekerasan violence adalah suatu serangan baik terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan yang bersumber anggapan gender
”gender-reated violence”, yang pada dasarnya disebabkan oleh kekuasaan.
Universitas Sumatera Utara
Kekerasan terhadap perempuan sering terjadi karena budaya dominasi laki-laki terhadap perempuan.
5. Gender dan Beban Ganda
Ada anggapan dalam masyarakat kita bahwa kaum perempuan memiliki sifat rajin, senang memelihara, dan tidak cocok menjadi kepala rumah tanggayang
mengakibatkan semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab perempuan. Kondisi perekonomian yang tidak menentu saat ini menjadi tambahan beban
double burden bagi perempuan dimana mereka diperhadapkan pada tanggung jawab yang lain yaitu ikut serta menyokong perekonomian keluarga walaupun
dengan upah yang jauh lebih sedikit daripada upah ang diterima laki-laki. Bahkan Mosser 1999 berpendapat bahwa perempuan tidak saja memiliki peran ganda
double burden, melainkan tiga peran triple burden : peran reproduksi, yaitu peran yang berhubungan dengan peran tradisional yang berkaitan di sektor
domestik; peran produktif, yaitu peran ekonomis di sektor publik, dan peran sosial, yaitu peran dalam komunitas atau masyarakat.
1.5.3 Teori Struktural Fungsional
Teori atau pendekatan struktural-fungsional merupakan teori sosiologi yang diterapkan dalam melihat institusi keluarga. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa suatu
masyarakat terdiri atas beberapa bagian yang saling mempengaruhi. Teori ini mencari unsur-unsur mendasar yang berpengaruh di dalam suatu masyarakat, mengidentifikasi
fungsi setiap unsur, dan menerangkan bagaimana fungsi unsur- unsur tersebut dalam masyarakat. Teori struktural-fungsional mengakui adanya segala keragaman dalam
Universitas Sumatera Utara
kehidupan sosial. Keragaman ini merupakan sumber utama dari adanya struktur masyarakat dan menentukan keragaman fungsi sesuai dengan posisi seseorang dalam
struktur sebuah sistem. Perbedaan fungsi ini bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi, bukan untuk kepentingan individu. Struktur dan fungsi dalam sebuah organisasi ini tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh budaya, norma, dan nilai-nilai yang melandasi sistem
masyarakat Ratna Megawangi, 1999: 56.
Universitas Sumatera Utara
Menurut para penganutnya, teori struktural-fungsional tetap relevan diterapkan dalam masyarakat modern. Talcott Parsons dan Bales menilai bahwa pembagian peran
secara seksual adalah suatu yang wajar Nasaruddin Umar, 1999: 53. Dengan pembagian kerja yang seimbang, hubungan suami-isteri bisa berjalan dengan baik. Jika terjadi
penyimpangan atau tumpang tindih antar fungsi, maka sistem keutuhan keluarga akan mengalami ketidakseimbangan. Keseimbangan akan terwujud bila tradisi peran gender
senantiasa mengacu kepada posisi semula. Struktur sosial terdiri dari berbagai komponen dari
masyarakat, seperti kelompok-kelompok, keluarga-keluarga, masyarakat
setempatlokal dan sebagainya. Kunci untuk memahami konsep struktur adalah konsep status posisi yang ditentukan secara sosial, yang diperoleh baik karena kelahiran
ascribed status maupun karena usaha achieved status seseorang dalam masyarakat. Setiap status memiliki aspek dinamis yang disebut dengan peran role tertentu, misalnya
seorang yang berstatus ayah memiliki peran yang berbeda dengan seseorang yang berstatus anak. Kedudukan seseorang dalam keluarga akan menentukan fungsinya, yang
masing-masing berbeda. Namun perbedaan fungsi ini tidak untuk memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan, tetapi untuk mencapai tujuan organisasi sebagai kesatuan.
Tentunya, struktur dan fungsi ini tidak akan pemah lepas dari pengaruh budaya, norma, dan nilai-nilai yang melandasi sistem masyarakat itu Megawangi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Parsons dengan Bales, mereka membuat kesimpulan bahwa institusi keluarga serta kelompok-kelompok kecil lainnya,
dibedakan didiferensiasikan oleh kekuasaan atau dimensi hierarkis. Umur dan jenis kelamin biasanya dijadikan dasar alami dari proses diferensiasi ini. Parsons menekankan
pula pentingnya diferensiasi peran dalam kesatuan peran instrumental-ekspresif. Dalam keluarga harus ada alokasi kewajiban tugas yang harus dilakukan agar keluarga sebagai
sistem dapat tetap ada. Struktural-fungsional berpegang bahwa sebuah struktur keluarga membentuk kemampuannya untuk berfungsi secara efektif, dan bahwa sebuah keluarga
inti tersusun dari seorang laki-Iaki pencari nafkah dan wanita ibu rumah tangga adalah yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhan anggota dan ekonomi industri baru.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat, atau dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah terdiri dari dari hipotesis dua arah yaitu hipotesis alternative Ha yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dan
hipotesis nol Ho yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel X dan Y
Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesa dalam penelitian ini adalah: Ha
: Perempuan pesisir memiliki peranan dalam meningkatkan daya tahan ekonomi ekonomi keluarga nelayan
Ho : Tidak adanya peranan perempuan pesisir dalam meningkatkan daya tahan
ekonomi ekonomi keluarga nelayan Dan hipotesa sementara peneliti adalah bahwa perempuan pesisir memiliki
peranan dalam meningkatkan daya tahan ekonomi keluarga nelayan.
1.7 Defenisi Konsep