2.2. Bakteriologi dari OMSK
Bakteri yang terdapat pada telinga tengah berasal dari telinga bagian luar akibat adanya defek pada membran timpani atau yang berasal
dari nasofaring. Mikroorganisme yang selalu ditemukan pada otitis media akut adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae,
Moraxella catarrhalis dan Streptococcus group A. Dengan menggunakan metode pemeriksaan polymerase chain reaction PCR diperoleh hasil
mikroorganisme yang sama pada otitis media efusi yang kronik Chole Nason. 2009.
Bakteri yang terdapat pada otitis media kronik dan kolesteatoma jelas berbeda dari yang ditemukan pada otitis media akut atau otitis media
efusi kronik. Pada sebahagian kasus OMSK dapat ditemukan baik bakteri aerobik dan anaerobik. Bakteri aerobik yang paling banyak ditemukan
adalah Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan basil Gram negatif seperti Escherichia coli , Proteus sp., dan Klebsiella sp.
Pseudomonas aeruginosa berada pada daerah yang lembab dari telinga tengah, sedangkan Staphylococcus aureus berada pada daerah hidung.
Bacteroides sp. dan Fusobacterium sp. adalah bakteri anaerob yang sering ditemukan pada OMSK Chole Nason. 2009.
Yeo et al. melakukan studi retrospektif pada 1102 pasien dengan OMSK di enam rumah sakit di Korea sejak Januari 2001 sampai
Desember 2005, hasilnya bakteri yang banyak ditemukan adalah Pseudomonas diikuti oleh methicillin resistant Staphylococcus aureus
MRSA Yeo et al. 2007. Penelitian studi retrospektif pada OMSK tipe atikoantral sejak
Agustus 2003 sampai Oktober 2009 dengan memperoleh data dari medikal record, hasilnya mengisolasi Pseudomonas aeruginosa 32 ,
Proteus mirabilis 20, Staphylococcus aureus 19 dari 223 kasus anak yang berumur 1-14 tahun yang sensitif terhadap ceptazidime dan
vancomycin, kedua pilihan antibiotika tersebut merupakan terapi empiris pada pengobatan OMSK pada saat ini Madana et al. 2011.
Universitas Sumatera Utara
Nursiah di Medan 2000 mendapatkan jenis kuman aerob terbanyak adalah Staphylococcus aureus 36,1, diikuti dengan
Escherichia coli 27,7, Proteus sp 19,4, Staphylococcus albus 5,6, Streptococcus viridan 5,6, Klebsiella sp 2,8 dan
Pseudomonas aeruginosa 2,8. Total pasien OMSK sebanyak 263 di rumah sakit Karachi sejak
Desember 2004 - Mei 2006 dengan total 267 sampel diperoleh Pseudomonas aeruginosa 40 dan Staphylococcus aureus 30,9,
dimana Pseudomonas aeruginosa sensitif terhadap amikacin, ceftazidime, ciprofloxacin serta resisten terhadap ceptriaxone dan aztreonam Mansoor
et al. 2009. Total dari 230 pasien dimana telinga kanan yang terlibat 114,
telinga kiri 102 dan kedua telinga sebanyak 7 mendapatkan kuman yang terbanyak adalah Staphylococcus aureus 74 32,2, Pseudomonas
aeruginosa 62 26,9, Klebsiella sp 24 10,4, Streptococcus pneumoniae 14 6,1. Karena variasi dari iklim, masyarakat, populasi
pasien dan penggunaan antibiotika yang tidak sesuai menyebabkan perubahan pola kuman pada OMSK. Maka sangatlah penting dan
membantu untuk mengidentifikasi mikroorganisme untuk pemberian antibiotika yang tepat Sharestha et al. 2011.
Dari 100 pasien yang dilakukan pemeriksaan, ditemukan bakteri aerob 69 yaitu Pseudomonas aeuroginosa 45,5 diikuti dengan
Staphylococcus aureus 37,7, Klebsiella 9,1, Streptococcus ß haemolytic dan Citrobacter masing-masing 2,9, Proteus mirabilis dan
Escherichia coli masing-masing 1,3, jamur 9, campuran bakteri dan jamur sebanyak 6 dan tidak ditemukan pertumbuhan bakteri ataupun
jamur 16. Amikacin merupakan obat yang efektif pada OMSK diikuti oleh ciprofloxacin, piperacillin tazobactam dan ceftazidime Kumar. 2011.
Handoko melakukan penelitian terhadap semua penderita OMSK yang dilakukan operasi mastoidektomi di RS Dr. Saiful Anwar Malang
periode 1 sampai 31 januari 2007, dimana bakteri yang paling banyak
Universitas Sumatera Utara
terdapat Pseudomonas aeruginosa 30,43 , diikuti oleh Proteus mirabilis 13,04, Staphylococcus aureus, Staphylococcus coagulase negatif, dan
Acinetobacter baumannii masing-masing 8,7, Klebsiella oxytoca dan Streptococcus sp masing-masing 4,35 Handoko. 2007.
Dari 1.598 pasien OMSK yang datang berobat ke 6 rumah sakit di Korea dari Januari 2001 sampai Desember 2008, dimana didapat
Pseudomonas aeruginosa sebanyak 395 24,4 sampel adalah yang diuji kerentanannya terhadap 10 antibiotika amikacin, gentamycin,
tobramycin, ceptazidime, cefepime, piperacillin, piperacillin tazobactam, imipenem, ciprofloxacin dan levofloxacin. Dari jumlah tersebut 183
46,3 yang rentan terhadap seluruh antibiotika, 62 15,6 resisten terhadap 3 antibiotika dan 38 9,6 resisten terhadap 1 antibiotika
Lee et al. 2012.
Yildirim melakukan penelitian untuk mengevaluasi korelasi antara mikroba pada OMSK dan parameter iklim regional. Pada cuaca panas
bakteri enterik dapat meningkat secara signifikan pada kasus OMSK. Jadi perubahan temperatur baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kolonisasi bakteri enterik pada OMSK. Patogen lain seperti Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus,
Pneumococcus tidak
terpengaruh terhadap perubahan atmosfir Yildirim et al. 2005. Dari Sebanyak 204 dari hasil swab telinga didapat pertumbuhan
mikroba 186 91,18 dimana 118 57,84 menunjukkan pertumbuhan hanya satu mikroba, 68 33,33 pertumbuhan lebih dari satu mikroba
sedangkan 18 8,82 tidak menunjukkan pertumbuhan kuman. Kelompok aerob yang terbanyak methicillin sensitive Staphylococcus
aureus MSSA 93 48.69 diikuti oleh Pseudomonas aeruginosa 38 19,89. Kelompok anaerob, Clostridium sp 1826,09, sedangkan
jamur yaitu Aspergillus niger 18 37,50 Mirza et al. 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Uji sensitifitas