e. Vaskularisasi kavum timpani Vaskularisasi kavum timpani berasal dari cabang-cabang kecil
arteri karotis eksterna. Arteri timpani anterior yang merupakan cabang dari a. maksilaris yang masuk ke telinga tengah melalui fisura petrotimpani.
Pada dearah posterior mendapat vaskularisasi dari a. timpani posterior yang merupakan cabang dari a. mastoidea yaitu a. stilomastoidea. Pada
daerah superior mendapat vaskularisasi dari cabang a. meningea media, a. petrosa superior, a. timpani superior. Pembuluh vena kavum timpani
berjalan bersama-sama dengan pembuluh arteri menuju pleksus pterigoideus dan sinus petrosus superior Helmi. 2005.
2.1.3. Kekerapan
Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi,
menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65-330 juta orang dengan telinga berair 60 diantaranya 39-200 juta menderita kurang
pendengaran yang signifikan WHO. 2004 Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8 dan
pasien OMSK merupakan 25 dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia Aboet. 2007. Kodrat 2010
melaporkan sebanyak 738 penderita OMSK yang datang berobat di RSUD Labuang Baji Makassar sejak Januari 2005 - Desember 2009. Kodrat
2011 dalam kurun waktu Juli 2006 - Juni 2011 RSUD Labuang Baji Makassar, mendapatkan 818 kasus OMSK, diantaranya 329 kasus
40,22 OMSK pada anak dimana 10 penderita OMSK anak disertai komplikasi.
Penderita baru OMSK yang berumur ≤ 14 tahun yang datang
berobat di Departemen THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan sejak Juni - November 2011 sebanyak 50 penderita Nora. 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Etiologi
Beberapa faktor penyebab dan yang mempermudah terjadinya OMSK, antara lain:
a. Lingkungan Sebagaimana telah disebutkan, prevalensi OMSK lebih
tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah dimana penyebabnya dapat multifaktorial. Dalam sebuah studi kohort pada 12.000 anak-
anak, faktor yang signifikan untuk telinga berair meskipun tidak selalu OMSK dipengaruhi oleh kesehatan umum, ibu perokok dan
pelayanan kesehatan. Meskipun kadang-kadang faktor bayi yang disusui tidak menunjukkan statistik yang signifikan. Penurunan
prevalensi otits media kronik pada anak Maori di Selandia Baru sejak 1978-1987 disebabkan karena perbaikan pada perawatan
kesehatan dan kondisi perumahan Kelly. 2008. Kumar menyebutkan kejadian penyakit OMSK lebih tinggi di
negara berkembang, terutama masyarakat sosial ekonomi menengah kebawah dimana perbandingan angka kejadian antara
perkotaan dan pedesaan adalah 1:2, disebabkan gizi buruk, kurangnya kebersihan dan kurangnya pengetahuan kesehatan
Kumar. 2011. b. Sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi mempengaruhi kejadian OMSK dimana kelompok sosial ekonomi rendah memiliki insiden yang
lebih tinggi. Beberapa faktor seperti kepadatan penduduk, rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan dan kesehatan
perorangan, serta sulitnya akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan
Dhingra. 2010,
Browning. 2008.
Akinpelu mendapatkan faktor yang berhubungan dengan malnutrisi, tempat
tinggal kumuh dan imunisasi yang tidak lengkap sebanyak 41,3 yang juga mempengaruhi kejadian OMSK Akinpelu et al. 2008.
Universitas Sumatera Utara
c. Gangguan fungsi tuba Kelainan fungsi tuba Eustachius lebih banyak dijumpai pada
penderita OMSK daripada orang yang normal. Hal ini tidak diketahui secara pasti apakah gangguan fungsi tuba Eustachius
merupakan faktor terjadinya OMSK atau apakah merupakan hasil dari OMSK Browning. 2008. Monique menyebutkan berkurangnya
fungsi silia telinga tengah dan mukosa tuba Eustachius menyebabkan terganggunya pembersihan sekresi dari telinga
tengah karenanya otitis media akut atau otitis media efusi dapat menjadi OMSK Verhoeff et al. 2006.
d. Otitis media sebelumnya Anak-anak yang mengalami otitis media akut dan otitis
media efusi dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan perubahan membran timpani berupa berkurangnya elastisitas
membran timpani menyebabakan perforasi yang menetap atau retraksi Browning. 2008
e. Infeksi saluran pernafasan atas Banyak pasien OMSK dilaporkan bersamaan dengan infeksi
saluran nafas atas, Walaupun hal ini belum terbukti secara ilmiah. Infeksi saluran nafas atas menyebabkan terganggunya fungsi dan
mukosa tuba Eustachius dan dapat berlanjut kepada telinga tengah
Kelly. 2008. f. Infeksi
Bakteri yang dominan dan sensitifitas antibiotika yang berubah dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan penelitian yang
terus menerus agar diperoleh hasil pengobatan antibakteri yang sesuai. Pengetahuan tentang spesies dan tingkat resistensi kuman
saat ini adalah penting untuk menentukan antibiotika yang tepat untuk pasien dengan OMSK. Pada studi retrospektif 1102 penderita
OMSK dari enam rumah sakit di Korea sejak Januari 2001 sampai
Universitas Sumatera Utara
2005, didapati Pseudomonas 31,8 yang terbanyak dijumpai Yeo et al. 2007.
g. Genetik Insiden OMSK bervariasi dalam populasi yang berbeda,di
negara maju, tertinggi di Eskimo, penduduk asli Amerika, Maori Selandia Baru dan Aborigin Australia.Tampaknya bahwa prevalensi
OMSK pada populasi tersebut cenderung menurun. Dalam salah satu penelitian terhadap anak-anak Maori di Selandia Baru,
prevalensi OMSK menurun secara signifikan dari 9 pada tahun 1978 menjadi 3 pada tahun 1987 p 0,02 .Sulit untuk
menjawab pertanyaan apakah faktor genetik mempengaruhi OMSK, karena adanya variabel pengganggu seperti kelompok
sosial ekonomi rendah dari beberapa kelompok genetik yang insidennya tinggi mengalami OMSK. Pada suku asli Amerika yang
didapati insiden yang tinggi mengalami OMSK ternyata angka kejadian ini bervariasi di antara suku-suku asli Amerika
berdasarkan genetik Kelly, 2008. Menurut Verhoeff faktor genetik untuk OMSK sampai saat ini
masih menjadi perdebatan. Dimana penelitian terhadap kembar yang mengalami otitis media menunjukkan peningkatan tingkat
kecocokan pada kembar monozygotic daripada kembar dizygotic Verhoeff et al. 2006.
h. Alergi Penderita alergi memiliki resiko yang tinggi yang
menimbulkan gangguan pada tuba Eustachius dan sumbatan hidung yang dapat menimbulkan terbentuknya cairan pada telinga
tengah Chole. Nason 2009. Susilo 2010 di Medan memeriksa 54 penderita dan mendapatkan reaksi alergi pada penderita OMSK
benigna lebih besar dibandingkan dengan reaksi alergi pada penderita yang tidak OMSK, yaitu sebesar 74,1 pada kelompok
Universitas Sumatera Utara
penderita OMSK tipe benigna dan 40,7 pada kelompok yang tidak OMSK.
2.1.5. Patogenesis