Analisis Data analisis faktor faktor yang mempengaruhi berjalannya kebijakan pengawasan pjas di kota batam ahmad rafqi 2015

Universitas Indonesia d. Keterbatasan jumlah SDM Keterbatasan SDM akan berpengaruh pada proses implementasi untuk mencapai tujuan kebijakan. Kekurangan ini ditemui pada kelompok pelaksana kebijakan, maupun pada kelompok sasaran dalam melaksanakan kegiatan Aksi Nasonal PJAS ini, sebagaimanan disampaikan informan: “ Kalau dari kita sendiri yaitu terutama ya biasalah SDM terbatas, Serlik tenaganya terbatas”03. “Sebenarnya harus khusus ada yang ngurus UKS, karena sangat banyak kegiatan”09. “Memang ini tugas kita dalam pengawasan, tapi tidak mungkin juga, sangat banyak yang diawasi, sementara orang kita terbatas”17. e. Keterbatasan dana Keterbatasan danaanggaran juga menjadi masalah bagi beberapa instansi pelaksana daerah maupun kelompok sasaran, namun ada juga instansi yang merasa dana yang ada sudah cukup, terutama instansi Balai POM dan Dinas Pendidikan. Selengkapnya dapat dilihat dibawah pada poin 5.4.3. “Ketepatan alokasi sumber dana”. f. Keterbatasan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang kurang akan menimbulkan masalah dalam implementasi Aksi Nasional PJAS ini, diantaranya dalam melakukan penyuluhan dan dalam penerapan keamanan pangan di sekolah. Hal ini diungkapkan oleh informan : “kesulitan juga dalam mencari sekolah, tertama yang berada di pulau, juga kekurangan dalam prasarana seperti LCD”04. “Mereka punya kantin tapi tak ada pagar…. 05”. “….. trus fasilitas cuci tangannya tidak ada”06. “Nah disini, jangankan ruangan untuk itu pak, pustaka aja, kami ndak punya ruangannya. Makanya terkendalanya kami ya disitu untuk membentuk kantin sehat itu”10. “Websitenya kadang kadang down pak. Kalau yang klub pompi kadang tidak bisa dibuka, tampilannya itu ituuu aja 04”. “…untuk UKS itu yang tidak bisa pak, ruangannya nggak ada. Jadi kami kalaupun komite mau bikin, tanahnya itu yang tidak ada pak 10”. Universitas Indonesia g. Keberadaan penjual pangan di luar lingkungan sekolah Keberadaan penjual makanan di luar lingkungan sekolah juga menjadi kendala dalam mewujudkan PJAS yang aman, bermutu dan bergizi di sekolah, karena pihak sekolah agak susah mengontrolnya. Pihak sekolah tidak punya kemampuan untuk mengintervensi mereka, karena alasan kemanusiaan mencari nafkah, sebagaimana disampaikan informan: “Tapi kadang kan yang merusak itu pedagang di luar sekolahnya 06”. “ Ini juga permasalahan, artinya.., dari segi keamanan pihak sekolah misalkan jajan diluar yang tiba tiba terjadi, kita ndak tau, apakah dia belanja diluar atau didalam, itu akan jadi masalah juga 07”. “Itulah pak yang jadi boomerang buat kami, kalau kita panggil, kita tegur, alasannya sedikit aja, “saya Cuma mau numpang cari hidup”, ini yang repot, jadi kami kalah secara sosial. 10”. , “Cuma kalau jajanan yang di luar, itu diluar kemampuan saya, Karena kalau mengontrol makanan yang diluar saya sudah berlawanan dengan hak azazi orang untuk mencari makan, gitu 08”. “Berpengaruh, kan bebas itu pak,….nggak berani kita pak, kecuali yang kita ini yang didalam kantin yang bisa kita 09”. . 5.3.2. Keragaman prilaku dari kelompok sasaran, Dalam upaya pencapaian tujuan Aksi Nasional PJAS ini sangat diperlukan kesadaaran, kedisiplinan dan komitmen komunitas sekolah. Beberapa dimensi dari sikap ini adalah dengan mewujudkan kantin sehat, diantaranya hidup bersih dan sehat, tidak menggunakan bahan berbahaya dalam pangannya, menutup makanan, memakai japit untuk mengambil makanan , meningkatkan kepedulian kepala sekolah terhadap kemanan PJAS disekolah, dll. Beberapa tentang prilaku ini disampaikan oleh informan : “Kalau penggunaan bahan berbahaya kalau saya bilang disini berhasil, karena kita nggak nemu lagikan dari sampling. Tapi program misalnya kantinnya harus lebih bagus, jadi bersih, masih belum menurut saya”03. ”pada audit surveillance kemaren di SD 8, mereka disekolah itu sudah pakai japit untuk ambil makanannya, sudah ditutup meskipun dengan plastik, penjualnya juga pakai sarung tangan, terus yang di SD 06, sama sekali tidak boleh ada steryfoam pak. Jadi mereka pakainya piring yang dicuci 04”.