Analisis Vegetasi pada Lahan Tambak, Lahan Permukiman dan Lahan Kosong

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Vegetasi pada Lahan Tambak, Lahan Permukiman dan Lahan Kosong

Penelitian yang telah dilakukan pada kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut, diperoleh hasil vegetasi Suaka Margasatwa Karang Gading pada penggunaan lahan tambak, lahan permukiman, dan lahan kosong seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Potensi Vegetasi Tanaman pada SM Karang Gading dan SM Langkat Timur Laut. Penggunaan Lahan SM Karang Gading SM Langkat Timur Laut ∑ Tanaman btg Luas Areal ha ∑ Tanaman btg Luas Areal ha Tambak 115 0.32 274 0,36 Permukiman 293 0,36 - - Lahan kosong 344 0,36 - - total 752 1,04 274 0,36 Tabel 2 menunjukkan bahwa luas areal pengamatan pada SM Karang Gading sebesar 1.04 ha dengan total jenis tumbuhan yang ditemukan sebesar 752 batang, sedangkan luas pengamatan pada lokasi SM Langkat Timur Laut sebesar 0,36 ha dan jumlah tumbuhan yang ditemukan sebesar 274 batang. Vegetasi yang ditemukan pada lokasi penelitian berupa tumbuhan bawah, tanaman pertanian, dan tanaman sawit. Namun, pengamatan yang dilakukan di Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut tidak ditemukan lahan permukiman dan lahan kosong, hal tersebut dikarenakan kawasan Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut telah dikonversi menjadi sebagian besar perkebunan kelapa sawit dan lahan Universitas Sumatera Utara persawahan. Luas areal pada lahan tambak di lokasi Suaka Margasatwa Karang Gading lebih sedikit dibanding dengan lokasi SM Langkat Timur Laut. Hal tersebut dikarenakan faktor aksesibilitas masyarakat ke dalam kawasan lebih sulit dibanding karang gading . Konversi lahan yang telah terjadi pada Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut sebagian besar disebabkan oleh adanya aktivitas manusia di kawasan tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Purwoko 2009 yang menyebutkan bahwa besarnya perubahan penggunaan lahan ini diakibatkan oleh adanya kegiatan manusia pada kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut. Kawasan tersebut sebagian dikonversi menjadi areal untuk tambak, lahan kosong maupun pemukiman. Perubahan penggunaan lahan menjadi permukiman maupun tambak diakibatkan oleh masyarakat sekitar hutan membuka hutan mangrove primer atau sekunder menjadi permukiman maupun tambak. Pertambahan luas areal kosong disebabkan adanya areal pertambakan yang tidak diusahakan lagi. Kebanyakan masyarakat sekitar pantai membuka lahan tambak dengan cara menebang pohon bakau, sehingga mengurangi jumlah vegetasi yang ada di lokasi tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan lahan tambak yang sudah tidak di pergunakan lagi dan dibiarkan begitu saja tanpa adanya tindakan reboisasi atau penanaman kembali. Kelimpahan tumbuhan bawah dan tanaman pertanian yang ditemukan berdasarkan analisis vegetasi yang dilakukan pada dua tempat yaitu Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut dijumpai sebanyak 33 jenis. Data tersebut disajikan pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Kelimpahan Jenis Tumbuhan Bawah dan Tanaman Pertanian di Lokasi Lahan Tambak. Permukiman dan Lahan Kosong Kawasan SM KGLTL No Nama Jenis Nama Lokal SM KG SM LTL Ket. 1 Acrosticum aureum Paku laut - + TB 2 Ageratum conyzoides Babandotan + - TB 3 Acrosticum spesiosum Piai lasa - + TB 4 Brachiaria mutica Rumput malela - + TB 5 Commelina diffusa Aur - aur + - TB 6 Cynodon dactylom Rumput grinting + - TB 7 Cyperus difformis Jukut + + TB 8 Cyperus iria Jekeng + + TB 9 Cyperus kyllinga Jukut pendul - + TB 10 Cyperus rotundus Rumput teki + - TB 11 Echinochloa colona Jungle rice + - TB 12 Ecliptica prostrate Urang – aring + + TB 13 Emilia sonchifolia Temu wiyang + - TB 14 Euphorbia hirta Patikan Kebo + - TB 15 Imperata cylindrical Alang – alang + - TB 16 Melastoma candidum Senduduk + + TB 17 Mikania micantha Sembung rambat + + TB 18 Mimosa pudica Putri malu + - TB 19 Nephrolepsis bisserata Paku harupat - + TB 20 Oryza sativa Padi + - TP 21 Ottochoa nodosa Rumput pait - + TB 22 Pasiflora foetida Markisa hutan + + TB 23 Paspalum commersonii Rumput gegenjuran - + TB 24 Paspalum vaginatum Rumput asinan + - TB 25 Pluchea indica Beluntas + + TB 26 Scleria sumatrensis Rumput krisen + - TB 27 Shyphiphora hydrophyilaceae Chengam - + TB 28 Solanum melongena Terung + - TP 29 Solanum ningrum Ranti + - TP 30 Sporobulus diander Brambangan + - TB 31 Toddalisa asiatica Akar kucing + - TB 32 Wedelia biflora Serunai laut + + TB 33 Wedelia Trilobota Tusuk konde - + TB Keterangan:. + = ditemukan. - = tidak ditemukan. TB = Tumbuhan bawah. TP = Tanaman pertanian Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa tumbuhan bawah dan tanaman pertanian lebih mendominasi pada Suaka Margasatwa Karang Gading SM KG dibandingkan dengan lokasi Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut Universitas Sumatera Utara SM LTL. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor iklim seperti kondisi pasang surut yang dapat membantu penyebaran biji dari tumbuhan tersebut dan juga tidak terlepas dari akitivitas manusia yang melakukan kegiatan olah tanah dan pertanian pasang surut di kawasan SM KGLTL. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Onrizal dan Oeliem 2002, menyebutkan bahwa sebelum ditetapkan menjadi Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut, penduduk secara perorangan sudah mengambil kayu secara tidak sah dan memanfaatkan lahan kawasan Suaka Margasatwa sebagai lahan tambak. Walaupun sejak tahun 1980 hutan mangrove di Karang Gading dan Langkat Timur Laut ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa, tetapi pengambilan kayu dan pemanfaatan lahan di Suaka Margasatwa ini secara tidak sah masih terus berlangsung hingga saat ini. Tabel 3 juga menginformasikan beberapa jenis tanaman pertanian yang terdapat pada kedua kawasan mangrove. Jenis tanaman pertanian yang ditemukan sebanyak tiga jenis, dan ketiganya ditemukan dalam kawasan SM Karang Gading. Wahyunto dkk., 2001 menyebutkan bahwa adanya aktivitas manusia dalam pembukaan kawasan mangrove tidak hanya menyebabkan kerusakan pada kawasan tersebut, juga menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik dan sosial. perubahan lingkungan fisik terkait dengan perubahan struktur vegetasi, sedangkan sosial terkait dengan perubahan pendapatan dan strata sosial masyarakat.

5.2. INP Indeks Nilai Penting

Dokumen yang terkait

Inventarisasi Simpanan Karbon Pada Lokasi Penggunaan Lahan Perkebunan Sawit,Persawahan Dan Pertanian Lahan Kering Campur(Studi Kasus Resort Konservasi Wilayah Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut I Dan Ii)

0 50 84

Tingkat Kerusakan Dan Potensi Karbon Tersimpan Hutan Mangrove Di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut I Kabupaten Deli Serdang

2 65 91

Analisis Perubahan Fungsi Lahan Di Kawasan Pesisir Dengan Menggunakan Citra Satelit Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut)

1 62 6

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 0 13

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 0 1

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 1 13

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TAHUN 2006 DAN 2011 SERTA IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT, SUMATERA UTARA

0 0 12

INVENTARISASI SIMPANAN KARBON PADA LOKASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN SAWIT, PERSAWAHAN DAN PERTANIAN LAHAN KERING CAMPUR (Studi Kasus Resort Konservasi Wilayah Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut I dan II )

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Cadangan Karbon pada Penggunaan Lahan Tambak, Pemukiman, dan Lahan Kosong di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut, Sumatera Utara

0 0 7

ANALISIS CADANGAN KARBON PADA PENGGUNAAN LAHAN TAMBAK, PERMUKIMAN, DAN LAHAN KOSONG DI SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT, SUMATERA UTARA

0 0 13