Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban atau tidak adalah
sebagai berikut : 1.
jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam pemerolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut,
2. jika seorang manajer pusat biaya dapat secara signifikan mempengaruhi
jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut,
3. meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi
jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia juga dapat dibebani biaya tersebut. Jika manajemen puncak menghendaki agar ia
menaruh perhatian, sehingga ia dapat membantu manajer lain yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi biaya tersebut.
D. Sistem Pelaporan Pusat Biaya
Manajemen tidak hanya ingin mengetahui jumlah selisih antara hasil yang direncanakan dengan hasil yang sesungguhnya, namun yang lebih penting juga
ingin mengetahui mengapa selisih tersebut terjadi. Selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya dilaporkan kepada manajemen melalui sistem pelaporan
kinerja. Laporan kinerja merupakan ringkasan kegiatan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban yang diwujudkan dalam ukuran biaya. Laporan ini
merupakan sarana pertanggungjawaban terhadap tingkat manajemen yang membawahi pusat pertanggungjawaban tersebut.
Pelaporan atas hasil kerja pusat biaya mempunyai peranan yang sangat penting, sehingga sistem pelaporannya harus benar-benar diperhatikan. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan apabila manajer dapat memperoleh informasi yang tepat, cepat dan akurat maka manajer mengetahui keunggulan-keunggulan dan kelemahan-
kelemahan yang dimiliki masing-masing pusat pertanggungjawaban. Dengan demikian, manajer dapat melakukan perubahan yang lebih baik lagi di dalam
suatu perusahaan. Menurut Mulyadi 2003 : 415, dasar-dasar yang melandasi penyusun laporan
pertanggungjawaban biaya yaitu :
1. jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat manajer bagian,
2. manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya yang
berisi rincian realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya,
3. manajer jenjang di atasnya diberi laporan mengenai biaya pusat
pertanggungjawabannya sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer yang berada di bawah wewenangnya,
yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masing-masing manajer yang bersangkutan,
4. semakin ke atas laporan pertanggungjawaban biaya disajikan semakin
ringkas. Dari dasar-dasar penyusunan laporan pertanggungjawaban biaya tersebut,
maka dapat diketahui bagaimana cara menyusun laporan pertanggungjawaban yang baik dan sesuai dengan aturan yang ada di dalam suatu perusahaan, sehingga
kesalahan dalam pencatatan laporan pertanggungjawaban akan dapat dihindari. Pada akhirnya pencatatan laporan pertanggungjawaban ini diberikan kepada
masing-masing manajer yang bersangkutan dan kemudian diberikan kepada kepala manajer. Jika struktur organisasi perusahaan telah disusun dengan
pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas, maka sistem pelaporan kinerja akan dapat menghasilkan suatu laporan yang dapat dipergunakan oleh
pimpinan untuk mengawasi jalannya perusahaan untuk mengambil tindakan perbaikan bila terdapat hal-hal yang di luar aggaran. Dan jika terdapat
penyimpangan atau tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan disuatu pusat
Universitas Sumatera Utara
pertanggungjawaban, maka pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan harus dapat menjelaskan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.
E. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban Biaya