Indikator Infeksi Nosokomial Infeksi Nosokomial .1 Definisi

d Faktor mikroba seperti tingkat kemampuan invasi serta tingkat kemampuan merusak jaringan, lamanya paparan length of exposure antara sumber penularan reservoir dengan penderita.

2.2.3 Gejala Klinis Infeksi Nosokomial

Gejala klinis infeksi nosokomial dapat terjadi secara lokal dan sistemik Potter Perry, 2005. Gejala klinis local akan memberikan gambaran klinik sesuai dengan organ yang diserang misalnya bila organ paru yang diserang akan menimbulkan gejala seperti batuk, sesak nafas, nyeri dada, gelisah dan sebagainya. Bila organ pencernaan yang terkena maka akan menimbulkan gejala klinis seperti mual, muntah, kembung, kejang perut, dan sebagainya Darmadi, 2010. Gejala klinis sistemik menimbulkan gejala symptom yang lebih banyak dari pada gejala infeksi local. Biasanya menyebabkan demam, merasa lemas, malaise, nafsu makan menurun, mual, pusing, pembesaran kelenjar limfe dan sebagainya Potter Perry, 2005.

2.2.4 Indikator Infeksi Nosokomial

Indikator infeksi nosokomial menurut Depkes tahun 2001 meliputi Angka Pasien Dekubitus, Angka Kejadian dengan jarum infus, dan Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi. Ketiga indikator ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a Angka Pasien dengan Dekubitus Dekubitus Ulcer Rate Luka dekubitus adalah luka pada kulit danatau jaringan yang dibawahnya yang terjadi di rumah sakit karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring. Luka dekubitus akan terjadi bila penderita tidak dibolak-balik atau dimiringkan dalam waktu 2 x 24 jam. Angka pasien dengan dekubitus adalah banyaknya penderita yang menderita Dekubitus dan bukan banyaknya kejadian Dekubitus. Rumus yang digunakan untuk mengukur Angka pasien dengan dekubitus APD adalah: Banyaknya pasien dengan dekubitusbulan X 100 Total pasien tirah baring total bulan itu b Angka Infeksi karena Jarum Infus Intravenous Cabule Infection Rate Infeksi karena jarum infus adalah keadaan yang terjadi disekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus di rumah sakit, dan timbul setelah 3 x 24 jam dirawat di rumah sakit kecuali infeksi kulit karena sebab-sebab lain yang tidak didahului oleh pemberian infus atau suntikan lain. Infeksi ini ditandai dengan rasa panas, pengerasan dan kemerahan kalor, tumor, dan rubor dengan atau tanpa nanah pus pada daerah bekas tusukan jarum infus dalam waktu 3 x 24 jam atau kurang dari waktu tersebut bila infus terpasang. Rumus yang digunakan untuk mengukur Angka kejadian infeksi karena jarum infus AIKJ adalah: Universitas Sumatera Utara Banyaknya kejadian infeksi kulit karena jarum infusbulan x 100 Total kejadian pemasangan infus pada bulan tersebut c Angka Kejadian Luka Operasi Wound Infection Rate Adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit ditandai oleh rasa panas kalor, kemerahan color, pengerasan tumor, dan keluarnya nanah pus dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam kecuali infeksi nosokomial yang terjadi bukan pada tempat luka. Rumus yang digunakan untuk mengukur Angka infeksi luka operasi AILO adalah Banyaknya infeksi luka operasi bersihbulan x 100 Total operasi bersih bulan tersebut

2.3 Peran Perawat Dalam Infeksi Nosokomial