Perancangan lanskap resor di Hangzau Xixi Tourist Resort Hotel Group China

(1)

PERANCANGAN LANSKAP RESOR

DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP,

CHINA

Oleh

DIANTI AYUNINGTYAS A34204057

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

DIANTI AYUNINGTYAS, A34204057. Perancangan Lanskap Resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China. (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH)

Resor merupakan salah satu sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan rekreasi. Lanskap resor merupakan hal yang penting untuk dipelajari guna menciptakan sebuah resor yang dapat memenuhi kepuasan rekreasi manusia, mengingat resor adalah objek wisata yang memaksimalkan potensi lanskap.

Cina merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat terkenal dengan objek dan atraksi kebudayaan dan filosofinya. Keunikan budaya tradisional Cina dan juga didukung oleh panoramanya yang indah menjadi nilai jual pariwisata yang tinggi bagi negara ini. Salah satu wilayah di Cina, tepatnya di Xixi, Hangzhou, provinsi Zhejiang yang merupakan wilayah wetland menjadi tujuan untuk pembangunan resor.

Belt Collins International Consultant (Singapore), Pte. Ltd atau disingkat BCI merupakan sebuah perusahaan konsultan berskala internasional yang didirikan pada tahun 1953 di Honolulu (Hawaii). BCI ini terus berkembang hingga memiliki delapan cabang lainnya yang menyebar di berbagai negara, mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan BCI. Proses perancangan tapak tersebut dari mulai awal hingga pada tahap yang sedang dilakukan merupakan hal yang penting untuk dipelajari.

Tujuan dari kegiatan magang yaitu untuk memperluas dan menambah pengetahuan serta pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap. Magang bermanfaat dalam mengembangkan keprofesian diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap, khususnya di lanskap resor.

Kegiatan magang dilakukan selama 14 minggu yang dimulai pada minggu ketiga bulan Juni 2008 hingga minggu keempat bulan September 2008. Kegiatan magang ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) Kegiatan magang keterampilan dan penggunaan AutoCAD di PT. Envirospace, Bogor (2) Proses perizinan dari Ministry of Manpower Singapore (untuk kegiatan magang di BCI) dan (3) Kegiatan magang di BCI Singapore yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2008 hingga 30 September 2008.


(3)

Kegiatan magang di PT. Envirospace, Bogor dilaksanakan sebelum melakukan magang di BCI. Kegiatan ini merupakan kegiatan keterampilan untuk menunjang kegiatan studio sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terfokus pada kegiatan teknis, diantaranya adalah pendalaman menggunakan software AutoCAD, Photoshop, Bryce, pembuatan gambar dengan teknik freehand, pewarnaan dengan menggunakan marker, scanning serta mempelajari beberapa buku untuk membuka wawasan tentang desain dan alemen-elemen desain baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Kegiatan magang di BCI dilakukan dengan partisipasi aktif dalam kegiatan studio maupun di lapangan. Data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka yang berasal dari buku, report serta sumber pustaka lainnya. Tahapan kegiatan berupa pengenalan lembaga dan manajemen, studi pustaka serta kegiatan perancangan pada perusahaan yang terdiri dari Preliminary Concept Design, Final Concept Design, Preliminary Design Development, Final Design Development, Hardscape Working Drawing serta Softscape Working Drawing. Batasan magang berada pada ruang lingkup proses kegiatan perancangan pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China yaitu dimulai pada tahap Preliminary Concept Design sampai tahap Softscape Working Drawing.

BCI membuat batasan ruang lingkup bisnis yang berfokus pada empat aspek yaitu (1) Land Planning, (2) Civil Engeenering, (3) Landscape Architecture dan (4) Environmental Consultant. BCI yang berlokasi di Singapore merupakan cabang perusahaan Belt Collins yang berfokus pada bidang Landscape Architecture. Dalam mengerjakan suatu proyek, perusahaan ini memiliki standar tahapan kegiatan sehingga peroses pekerjaan dari awal penerimaan proyek hingga implementasi harus mengikuti standar tahapan, yaitu (Mobilization), (2) Design Process (Concept Design, Design Development dan Working Drawing), (3) Implementation serta (4) Maintenance. Struktur organisasi perusahaan terdiri atas : (1) President/Managing Director, (2) Vice President, (3) Associate Director, (4) Associate, (5) Landscape Architect, Project Manager, Horticulturist dan (6) CAD Drafter.

Hangzhou Xixi Wetland yang merupakan lokasi tapak terletak di provinsi Zhejiang, China. Daerah ini merupaka suatu bentuk kota air (wetland) dengan beragam kebudayaannya. Wilayah Hangzhou Xixi Wetland ini diresmikan sebagai Xixi Wetland National Park oleh pemerintah setempat dengan tujuan


(4)

untuk melindungi dari kerusakan lingkungan serta memperkenalkan Xixi Wetland tersebut sebagai daerah pariwisata.

Kegiatan perancangan pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China dimulai dari tahap Concept Design hingga Softscape Working Drawing. Hasil dari tahap Concept Design berupa zonasi ruang yang terdiri dari Main Entry Area, Main Dining Terrace, Central Water Body, Wrtland Edge serta Villa Courtyard. Tahap ini dikerjakan dengan menggunakan freehand dan bantuan software Sketch Up dan Photoshop. Tahap Design Development mencakup proses pengembangan perancangan dari tahap Concept Design hingga tahap awal Hardscape dan Softscape. Pada tahap ini dihasilkan Grading and Drainage Plan, Material Plan, Soil Depth Plan, Softscape Plan serta pengembangan dari zonasi yang telah ada. Tahapan Hardscape Working Drawing mencakup pekerjaan yang berkaitan dengan semua elemen hardscape yang ada pada desain, detail dari Grading and Drainage Plan, Material Plan serta pembuatan Dimension Setout Plan. Selain itu dihasilkan gambar detail dari elemen-elemen hardscape yang digunakan dalam tapak, antara lain detail perkerasan, bangku, jembatan dan water feature. Pada tahap Softscape Working Drawing dilakukan pembuatan detail penanaman dan penghitungan tanaman yang digunakan dalam desain tapak yang dimulai dengan berbagai pohon, bambu, semak, ground cover, rumput serta tanaman air.

Pada umumnya penerimaan proyek didapatkan dengan melakukan tender process terlebih dahulu. Namun pada perusahaan BCI, khususnya pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China penerimaan proyek dilakukan dengan penunjukkan langsung oleh klien. Hal ini dikarenakan reputasi BCI yang sudah sangat baik di mata dunia sehingga timbul kepercayaan pada masyarakat terhadap kualitas dari pelayanan dan hasil yang diberikan oleh BCI.

Dalam proses perancangan yang dilakukan oleh BCI, riset dan analisis dilakukan oleh surveyor dan arsitek. Sistem kerja seperti ini membuat BCI terfokus pada pekerjaan sesuai bidangnya yaitu perancangan arsitektur lanskap. Analisis yang dilakukan oleh BCI adalah site visit untuk melakukan fotografi. Sebenarnya penting sekali bagi BCI untuk melakukan analisis ataupun mengetahui dan mempelajari analisis tapak yang dilakukan oleh arsitek untuk melihat faktor-faktor ekologisnya mengingat wetland merupakan sebuah tapak yang sensitif. Namun dalam proyek ini hasil analisis dari arsitek tidak diberikan


(5)

kepada BCI. BCI hanya membuat desain lanskapnya dengan meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh arsitek.

BCI selalu memberi kepuasan terhadap klien dari hasil pekerjaannya. Hal ini didukung oleh faktor-faktor yaitu teamwork, disiplin waktu, peralatan dan perlengkapan, teknik menggambar freehand, memiliki komitmen untuk memberi kepuasan terhadap klien serta selalu tanggap terhadap perkembangan desain yang berguna untuk membuat gagasan-gagasan konsep perancangan.

Hard material dan soft material yang digunakan dalam tapak adalah berdasarkan temanya yaitu tradisional sehingga material yang digunakan adalah material lokal. Hard material yang digunakan dalam desain antara lain jembatan, timber deck, feature lantern, beberapa elemen tradisional sebagai aksen serta paving sangat memperlihatkan budaya lokal sehingga akan sangat terasa atmosfer dari traditional wetland. Soft material yang digunakan pada desain juga sangat mencerminkan kebudayaan lokal seperti reeds, bambu, willow dan tanaman air. Keuntungan dari penggunaan material lokal ini adalah selain mendukung tema resor ini juga memiliki harga yang ekonomis serta mudah didapat.


(6)

PERANCANGAN LANSKAP RESOR

DI

HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP,

CHINA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DIANTI AYUNINGTYAS A34204057

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(7)

Judul : PERANCANGAN LANSKAP RESOR DI HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP,CHINA

Nama : Dianti Ayuningtyas

NRP : A34204057

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 130 516 290

Menyetujui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Ansori Hidayat dan Trisyati.

Tahun 1992 penulis lulus dari TK. Nurul Huda, Kedaung, Ciputat, Tangerang kemudian pada tahun 1998 penulis lulus dari SDN VI Ciputat, Tangerang. Selanjutnya pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 2 Ciputat, Tangerang kemudian pada tahun 2004 penulis lulus dari SMAN I Ciputat, Tangerang. Tahun 2004 penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) sebagai anggota. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan beberapa acara kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Perancangan Lanskap Resor di Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China ini disusun melalui hasil magang di Belt Collins International Consultant, Pte. Ltd.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini antara lain sebagai berikut :

1. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing skripsi atas saran, kritik, perhatian dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr, Ir. Andi Gunawan, Msc dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr sebagai dosen penguji atas masukan dan sarannya untuk perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Setiahadi, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan saran dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap IPB.

4. Mama, papa beserta keluarga besar yang telah memberikan doa, nasehat serta dukungan yang tiada henti kepada penulis.

5. Oka Dwipayana, SP atas segala perhatian, dukungan, nasehat, kasih sayang serta berbagai pelajaran hidup yang senantiasa diberikan kepada penulis.

6. Seluruh staf dan pengajar Departemen Arsitektur Lanskap.

7. Seluruh staf perusahaan Belt Collins International Consultant (Singapore). 8. Seluruh staf perusahaan PT. Envirospace, Bogor.

9. Rekan-rekan seperjuangan selama mengikuti kegiatan magang dan teman-teman ARL’41 atas kebersamaannya selama ini.

10. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2009


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Lanskap ... 4

2.2 Perancangan Lanskap ... 4

2.3 Permintaan Rekreasi ... 6

2.4 Pariwisata ... 7

2.5 Resor ... 7

2.6 Wetland ... 8

2.7 Konsultan Lanskap ... 9

2.8 Manajemen Proyek Lanskap ... 10

BAB III : METODOLOGI ... 12

3.1 Lokasi Magang ... 12

3.2 Waktu Magang ... 12

3.3 Metode Magang ... 12

3.3.1 Kegiatan Studio dan Lapang ... 12

3.3.2 Kegiatan Administrasi ... 15

3.3.3 Data ... 16

3.4 Batasan Magang... 16

BAB IV : MAGANG DI PT. ENVIROSPACE,BOGOR ... 19

4.1 Kondisi Umum Perusahaan ... 19

4.2 Kegiatan Magang di PT. Envirospace, Bogor ... 20

4.2.1 Penggunaan Software AutoCAD ... 21

4.2.2 Penggunaan Software Photoshop ... 21

4.2.3 Penggunaan Software Bryce ... 22


(11)

BAB V : MAGANG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL CONSULTANT

(SINGAPORE) PTE. LTD ... 24

5.1 KONDISI UMUM PERUSAHAAN ... 24

5.1.1 Sejarah Perusahaan ... 24

5.1.2 Lokasi Perusahaan ... 24

5.1.3 Ruang Lingkup Perusahaan ... 25

5.1.4 Tahapan Pengerjaan Proyek ... 27

a. Mobilization ...27

b. Design Process ... 27

Concept Design ...27

Design Development...27

Working Drawing...29

c. Implementation ...29

d. Maintenance ...30

5.1.5 Struktur Organisasi ... 30

5.2 KONDISI UMUM WILAYAH ... 31

5.2.1 Kondisi Umum Cina ... 31

a. Geografi dan Iklim ... 31

b. Kebudayaan ... 32

Seni dan Literatur ... 33

Bahasa ... 33

Agama ... 34

c. Demografi ... 34

d. Olahraga dan Rekreasi ... 35

5.2.2 Kondisi Umum Hangzhou, Provinsi Zhejiang ... 36

a. Kota Surga ... 35

b. Geografi dan Iklim ... 36

c. Ekonomi ... 38

d. Populasi ... 38

e. Kebudayaan ... 38

f. Sightseeing ...39

5.2.3 Kondisi Umum Xixi Wetland ... 40

5.3 PROSES PERANCANGAN TAPAK HANGZHOU XIXI TOURIST RESORT HOTEL GROUP, CHINA... 43


(12)

5.3.2 Analisis Tapak ... 45

a. Analisis Tapak Total ... 45

b. Analisis Tapak Proyek 708.45 ... 47

5.3.3 Konsep ... 49

a. Konsep Tapak Total ... 49

b. Konsep Pengembangan Tapak (Proyek 708.45) ... 50

Main Entry Area ...52

Main Dining Terrrace ...60

Central Water Body ...63

Wetland Edge ...66

Villa Courtyard ...71

5.3.4 Design Development ...73

a. Grading and Drainage Plan ...73

b. Material Plan ...73

c. Soil Depth Plan ...75

d. Zonasi pada Design Development ... 76

Wetland Boardwalk ...76

Baiyun Dining Area ...77

Public Courtyard ...77

Outdoor Entertainment Area ...77

Boat Taxi and Boardwalk access ...95

Walkways and Bridges ...95

Villa Courtyard ...95

Standard Villa Courtyard ...105

Suite Villa Courtyard ...105

Presidential Suite Villa Courtyard ...105

e. Softscape Plan ... 118

5.3.5 Hardscape Working Drawing ...119

a. DimensionSetout Plan ... 120

b. Grading Plan ...120

c. Material Plan ...121

5.3.6 Softscape Working Drawing (20 %) ... 121

BAB VI : PEMBAHASAN ... 124

6.1 Penerimaan Proyek ... 124


(13)

6.3 Desain ... 126

6.3.1 Proses Desain ... 126

6.3.2 Produk Desain ... 128

6.4 Material ... 130

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN ... 131

7.1 Kesimpulan ... 131

7.2 Saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 133 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses Perancangan lanskap pada perusahaan BCI Singapore .. 13

Gambar 2. Proses Kerja Magang ... 17

Gambar 3. Lokasi Penyebaran Perusahaan BCI ... 24

Gambar 4. Tahapan Pengerjaan Proyek pada Perusahaan BCI Singapore ... 28

Gambar 5. Struktur Organisasi perusahaan BCI Singapore ... 30

Gambar 6. Peta Republik Cina ... 31

Gambar 7. Chinese Dragon Boat Racing ...35

Gambar 8. Grand Canal, Hangzhou ... 36

Gambar 9. Peta Hangzhou, Propinsi Zhejiang ... 37

Gambar 10. Hamparan Perkebunan Teh Longjing (Dragon Well) ...39

Gambar 11. Sunset pada Westlake ...40

Gambar 12. Xixi Wetland National Park ...41

Gambar 13. Peta lokasi Xixi Wetland ...43

Gambar 14. Kondisi Conservation Village, Xixi Wetland ...44

Gambar 15. Peta lokasi tapak (Hangzou Xixi Tourist Resort Hotel Group) ... 45

Gambar 16. Analisis tapak keseluruhan ... 46

Gambar 17. Analisis tapak Proyek 708.45 ... 48

Gambar 18. Resort Character Diagram ...50

Gambar 19. Overall Landscape Masterplan ...51

Gambar 20. Landscape Masterplan pada Proyek 708.45 (Preliminary Concept Design) ... 53

Gambar 21. Landscape Masterplan pada Proyek 708.45 (Final Concept Design) ... 54

Gambar 22. Aerial Perspective pada Proyek 708.45 (Final Concept Design) ... 55

Gambar 23. Tampak atas Main Entry Area pada Preliminary Concept Design 56 Gambar 24.Tampak atas Main Entry Area pada Final Concept Design ...57

Gambar 25. Potongan Main Entry Area pada Preliminary Concept Design ...58

Gambar 26. Potongan Main Entry Area pada Final Concept Design ...58

Gambar 27. Perspektif Main Entry Area pada Preliminary Concept Design ...59

Gambar 28.Perspektif Main Entry Area pada Final Concept Design ...59

Gambar 29. Tampak atas Main Terrace ...61

Gambar 30. Potongan Main Terrace ...62


(15)

Gambar32. Perspektif Main Terrace pada Final Concept Design ...63 Gambar 33. Tampak atas Central Water Body pada Preliminary dan Final

Concept Design ...64 Gambar 34. Potongan Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept

Design ...65 Gambar 35. Perspektif Central Water Body pada Preliminary dan Final Concept

Design ...66 Gambar 36. Tampak atas Wetland Edge pada Preliminary dan Final Concept

Design ...67 Gambar 37. Potongan 1 Wetland Edge (Dining Pavilion) pada Preliminary dan

Final Concept Design...68 Gambar 38. Potongan 2 Wetland Edge (Villa) pada Preliminary dan Final

Concept Design ...69 Gambar 39. Perspektif Wetland Edge pada Preliminary Concept Design ...70 Gambar 40. Perspektif Wetland Edge pada Final Concept Design ...70 Gambar 41. Tampak atas Villa Courtyard pada Preliminary Concept Design ...71 Gambar 42. Tampak atas Villa Courtyard pada Final Concept Design ...72 Gambar 43. Perspektif Villa Courtyard pada Final Concept Design ...72 Gambar 44.Tampak atas Wetland Boardwalk pada Preliminary Design

Development ...78 Gambar 45. Potongan A Wetland Boardwalk pada Final Design Development 79 Gambar 46. Potongan B Wetland Boardwalk pada Final Design Development 80 Gambar 47.Potongan C Wetland Boardwalk pada Final Design Development 81 Gambar 48. Potongan D Wetland Boardwalk pada Final Design Development 82 Gambar 49 Tampak atas Baiyun Dining Area pada Preliminary Design

Development ...83 Gambar 50. Potongan Baiyun Dining Area pada Preliminary Design

Development ...84 Gambar 51. Tampak atas Baiyun Dining Area pada Final Design

Development ...85 Gambar 52. Potongan Baiyun Dining Area pada Final Design Development ..86 Gambar 53. Tampak atas Public Courtyard pada Preliminary Design

Development ...87 Gambar 54. Potongan Public Courtyard pada Preliminary Design


(16)

Gambar 55. Tampak atas Public Courtyard pada Final Design Development ..89 Gambar 56. Potongan Public Courtyard pada Final Design Development ...90 Gambar 57. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Preliminary

Design Development ...91 Gambar 58. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Preliminary Design

Development ...92 Gambar 59. Tampak atas Outdoor Entertainment Area pada Final Design

Development ...93 Gambar 60. Potongan Outdoor Entertainment Area pada Final Design

Development ...94 Gambar 61. Tampak atas Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary

Design Development ...96 Gambar 62. Potongan 1 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary

Design Development ...97 Gambar 63. Potongan 2 Boat Taxi and Boardwalk Access pada Preliminary

Design Development ...98 Gambar 64. Tampak atas Walkways and Bridges pada Preliminary Design

Development ...94 Gambar 65. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Preliminary Design

Development ...100 Gambar 66. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Preliminary Design

Development ...101 Gambar 67. Potongan 1 Walkways and Bridges pada Final Design

Development ...102 Gambar 68. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design

Development ...103 Gambar 69. Potongan 2 Walkways and Bridges pada Final Design

Development ...104 Gambar 70. Tampak atas dan Potongan Standard Villa Courtyard pada

Preliminary Design Development ...107 Gambar 71. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Preliminary Design

Development ...108 Gambar 72. Tampak atas Standard Villa Courtyard pada Final Design


(17)

Gambar 73. Potongan 1 Standard Villa Courtyard pada Final Design

Development ...110 Gambar 74. Potongan 2 Standard Villa Courtyard pada Final Design

Development ...111 Gambar 75. Potongan 3 Standard Villa Courtyard pada Final Design

Development ...112 Gambar 76. Tampak atas Suite Villa Courtyard pada Final Design

Development ...113 Gambar 77. Potongan 1 Suite Villa Courtyard pada Final Design

Development ...114 Gambar 78. Potongan 2 SuiteVilla Courtyard pada Final Design

Development ...115 Gambar 79. Tampak atas Presidential SuiteVilla Courtyard pada Final

Design Development ...116 Gambar 80. Presidential SuiteVilla Courtyard (Images) pada Final Design

Development ...117 Gambar 81. Zonasi dalam tahap Hardscape Working Drawing ...119


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Proyek 708.45 Hangzhou, Xixi

Tourist Resort Hotel Group, China ...16 Tabel 2. Jadwal Kegiatan Magang ... 18 Tabel 3. Deskripsi Tanaman pada tahap Softscape Working Drawing ...122


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ilustrasi kondisi Conservation Village Lampiran 2. Ilustrasi kondisi tapak

Lampiran 3. Grading and Surface Drainage Plan Lampiran 4. Subsoil Drainage Plan

Lampiran 5. Materials Plan (Preliminary Design Development) Lampiran 6. Materials Plan (Final Design Development) Lampiran 7. Soil Depth Plan

Lampiran 8. Softscape Plan (Preliminary Design Development) Lampiran 9. Softscape Plan (Final Design Development)

Lampiran 10. Dimension Setout Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 11. Grading Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing)

Lampiran 12. Material Plan Zone 5 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 13. Material Board LH-50 (Hardscape Working Drawing)

Lampiran 14. Public Area Section + Detail LD-31 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 15. Paving Typical Details LD-101 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 16. Feature Paving LD-111 (Hardscape Working Drawing)

Lampiran 17. Lake Edge Typical Details LD-131 (Hardscape Working Drawing) Lampiran 18. Lighting LD-140 (Hardscape Working Drawing)


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi semakin berkembang di berbagai bidang kehidupan sehingga menuntut dipenuhinya berbagai kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan sekunder yang saat ini sedang meningkat adalah rekreasi. Clawson dan Knetsch (1966) mengemukakan bahwa permintaan rekreasi akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi atau kebutuhan sekunder tersebut.

Resor merupakan salah satu sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan rekreasi tersebut. Sarana dan prasarana resor terdiri dari lanskap dan infrastruktur fisik (bangunan). Lanskap resor merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan sebuah resor yang dapat memenuhi kepuasan rekreasi manusia, mengingat resor adalah objek wisata yang memaksimalkan potensi lanskap. Untuk itu perlu adanya perencanaan dan perancangan lanskap resor yang baik dengan melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan resor tersebut. Keberhasilan pembangunan resor dapat terlihat dari kepuasan rekreatif para penggunanya, sesuai dengan tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan rekreasi

Pembangunan resor telah meluas ke mancanegara. Cina merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat terkenal dengan kebudayaan dan filosofinya. Keunikan budaya tradisional Cina menjadi nilai jual yang tinggi bagi negara ini dan didukung juga dengan panorama yang indah. Hal ini sangat mendukung industri resor yang berkembang di Cina karena kebudayaan dan panorama merupakan hal yang bernilai dalam pembangunan sebuah resor. Salah satu wilayah di Cina, tepatnya di Xixi, Hangzhou, provinsi Zhejiang yang merupakan wilayah wetland yang sangat terkenal dan menjadi salah satu daerah yang dilestarikan, menjadi tujuan untuk pembangunan resor. Hangzhou selain menampilkan panorama yang indah juga merupakan salah satu daerah di Cina yang kaya akan warisan kebudayaannya.

Belt Collins International (Singapore) atau disingkat BCI merupakan perusahaan konsultan berskala internasional yang berfokus pada bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap dan lingkungan. BCI didirikan pada


(21)

tahun 1953 di Honolulu (Hawaii) dan terus berkembang hingga memiliki delapan cabang lainnya yang menyebar di berbagai negara, mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. BCI merupakan perusahaan konsultan profesional yang telah mengerjakan berbagai proyek, terutama proyek-proyek resor mewah yang ada di dunia, seperti Amerika, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa.

Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China adalah salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan BCI. Bentuk tapaknya relatif landai dan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan perairan (wetland). Kebudayaannya sangat unik dan mampu menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung kesana. Oleh karena itu resor ini dirancang untuk dibangun dengan mempertahankan kebudayaan tradisional Cina yang sangat dominan pada lingkungan tapak dan mengembangkannya dalam suatu konsep. Proses perancangan tapak tersebut dari mulai awal hingga pada tahap yang sedang dilakukan merupakan hal yang penting untuk dipelajari.

1.2 Tujuan Magang

Tujuan umum dari kegiatan magang ini yaitu untuk mempelajari dan meningkatkan soft skill serta ketrampilan mendesain dalam keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada teknik-teknik perancangan lanskap resor Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group di Cina.

Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah :

1. Mempelajari dan mengikuti proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses perancangan pada salah satu kawasan rekreasi di Cina, yaitu Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group. 2. Mempelajari berbagai masalah yang berhubungan dengan proses

perancangan lanskap resor baik di studio maupun di lapangan serta berbagai alternatif pemecahannya.

3. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan pada perusahaan Belt Collins International Consultant Pte. Ltd, Singapore.


(22)

1.3 Manfaat Magang

Kegiatan magang ini diharapkan mempunyai manfaat dalam mengembangkan keprofesian diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap, khususnya di lanskap resor. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan mengenai teknik perancangan dalam skala yang lebih komplek pada lanskap resor serta menambah pengalaman khususnya yang berkaitan dengan aplikasi ilmu arsitektur lanskap yang telah didapatkan untuk diterapkan di lapangan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap

Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut.

Rachman (1984) mengatakan bahwa lanskap adalah wajah dan karakter lahan/tapak dan bagian dari muka bumi dengan segala sesuatu dan apa saja yang ada di dalamnya baik bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imjinasi dapat membayangkan.

Bentukan-bentukan penampakan dan kekuatan lanskap alam yang dominan, sangat sedikit dan dapat diubah. Beberapa elemen lanskap alami yang tidak dapat diubah yaitu bentukan topografi seperti pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan elemen lanskap yang dapat diubah diantaranya bukit-bukit, semak belukar, parit, dimana seorang perencana dapat memodifikasinya (Simonds, 2006).

2.2 Perancangan Lanskap

Perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan massa dengan mengkomposisikan elemen lanskap alami dan non alami serta kegiatan yang ada di dalamnya agar tercipta suatu karya tentang ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetik bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia serta makhluk hidup lain di dalamnya, selaras dengan faktor ruang, waktu, dan geraknya (Rachman, 1984).

Menurut Simonds (2006), perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lain. Semuanya dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Kemudian Laurie (1986), menyatakan bahwa faktor yang


(24)

menentukan bentuk rancangan lanskap antara lain bentuk tapak itu sendiri, sirkulasi, topografi, arsitektur, bahan dan pemeliharannya, serta fungsi dan kegunaan yang diinginkan dari tapak.

Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau diciptakan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis. (Simonds ,2006)

Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (2006) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan/inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuain dan perbaikan serta observasi penampakan.

Booth (1983) menyatakan bahwa proses perancangan/disain umumnya memiliki tahap-tahap sebagai berikut :

1. Penerimaan Proyek

2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar

b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara dengan pemilik

d. Pembentukan program 3. Desain

a. Diagram fungsi ideal

b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Rencana konsep

d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal


(25)

f. Desain skematik

g. Rencana Induk (Master Plan) h. Design Development

4. Gambar-gambar konstruksi

a. Rencana Pelaksanaan (Layout Plan) b. Rencana Bertahap (Grading Plan) c. Rencana Penanaman (Planting Plan) d. Detil konstruksi

5. Pelaksanaan

6. Evaluasi setelah konstruksi 7. Pemeliharaan (Maintenance)

Fungsi dari perancangan tersebut yaitu :

1. Memberikan kerangka kerja yang logis dan terorganisasi untuk membuat suatu solusi perancangan.

2. Membantu untuk meyakinkan segala pihak bahwa solusi yang ada sesuai dengan keterbatasan perancangan (tapak, keinginan klien, anggaran biaya, dll).

3. Membantu menentukan penggunaan lahan yang terbaik bagi klien melalui penelitian dan diberikan solusi alternatif setiap permasalahan.

4. Sebagai dasar penjelasan dan pemikiran suatu perancangan kepada klien.

2.3 Permintaan Rekreasi

Permintaan rekreasi adalah sejumlah kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran total partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan jika fasilitas-fasilitas rekreasi yang layak tersedia (Basuni dan Soedarjo, 1988). Douglass (1982) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi, yakni (1) masyarakat, unsur-unsurnya terdiri dari jumlah penduduk, tempat tinggal, umur dan pendidikan, (2) uang, berkaitan dengan tingkat pendapatan dan kemakmuran, (3) waktu, berhubungan dengan kesibukan dan mobilitas, (4) komunikasi, berkaitan dengan media massa, status sosial, dan kesenangan pribadi, (5) suplai, yang menyangkut aspek keterjangkauan (accesibility) dan ketersediaan (availability) sumberdaya rekreasi.


(26)

2.4 Pariwisata

Menurut Direktorat Pariwisata Indonesia (1982), pada hakekatnya pariwisata adalah suatu proses bepergian dari seseorang untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain, dikarenakan timbulnya dorongan secara naluriah pada diri sendiri untuk dipenuhi dan dirasakan sebagai kepentingan hidupnya, baik ekonomi, sosial, budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya yang bersifat sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau belajar.

Abdullah (1983), menjelaskan bahwa perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu, antara lain :

a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) : jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, dll.

b. Pariwisata untuk rekreasi (recreational tourism) : jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat. Biasanya mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggap menarik.

c. Pariwisata kebudayaan (cultural tourism) : jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar dan studi di pusat-pusat pengajaran dan penelitian.

d. Pariwisata olahraga (sport tourism) : dapat dibedakan atas :

Big sport Evens, yaitu pariwisata-pariwisata olahraga besar seperti Olympic Games, kejuaraan dunia.

Sport Tourism of the Plactitioners, yaitu peristiwa olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, mancing.

d. Pariwisata untuk urusan usaha (Business Tourism) : suatu bentuk perjalanan wisata karena berkaitan dengan pekerjaan/jabatan.

e. Pariwisata untuk tujuan konferensi (Convention Tourism) : jenis pariwisata ini menggunakan tempat-tempat wisata sebagai tempat konferensi, atas dasar kesadaran akan besarnya potensi ekonomi yang didapat dari penyelenggaraan konferensi.

2.5 Resor

Resor merupakan suatu tempat untuk menampung wisatawan yang akan tinggal dalam beberapa waktu di suatu lokasi dengan maksud untuk berlibur,


(27)

istirahat dan bersenang-senang yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang (Pusdiklat, Pos dan Telekomunikasi, 1994). Menurut Boovy, Bard dan Lauson (1997), resor merupakan tempat yang dikembangkan untuk peristirahatan para wisatawan, dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi dan kebutuhan lainnya. Melalui konsentrasi dari kebutuhan diatas maka kawasan tersebut dapat membentuk identitas dan karakternya sendiri serta merupakan tempat yang spesifik untuk tujuan pariwisata atau sebagai basis persinggahan ke objek-objek wisata lain.

Tan (1995), menyatakan bahwa resor adalah suatu bentukan industri pariwisata yang berkembang. Resor merupakan tantangan bagi arsitektur hotel konvensional yang monoton. Alam resor berbeda dengan yang dimiliki oleh bangunan pada umumnya. Sebagian resor dibangun dengan desain mewah yang memiliki keistimewaan tertentu, dana desain yang tidak terbatas, berlokasi di daerah terpencil dengan tapak yang eksotik, digunakan sebagai tempat peristirahatan dengan ketenangan dan suasana meditasi. Keunikan lainnya yaitu adanya penggabungan nilai-nilai modern dengan elemen-elemen tradisional dan sejarah. Asia Tenggara memiliki berbagai atribut alam yang mendukung pariwisata seperti banyaknya gunung-gunung, hutan tropis, pantai berpasir dan taman bawah laut, demikian juga sejarah dan keragaman budayanya.

Pada umumnya ada 3 hal yang dijual dari sebuah resor, yaitu : 1. Pemandangan (Scene)

Potensi fisik kawasan resor yaitu seperti kondisi fisik, kekhasan fisik, flora/fauna dan iklim daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai view, rekreasi, berolahraga dan sebagainya.

2. Budaya (Culture)

Merupakan kekhasan daerah setempat, misalnya kehidupan sehari-hari, budaya dan sebagainya.

3. Acara (Event)

Merupakan suasana ataupun hal-hal spesifik yang terjadi (hanya terjadi) pada saat tertentu seperti upacara ritual budaya setempat.

2.6 Wetland

Wetland adalah sebuah area lahan yang terdiri dari tanah yang telah jenuh air atau sesuatu yang lembab, seperti paya, rawa ataupun tanah berlumpur. Berkaitan dengan kondisi fisik geografi, wetland merupakan


(28)

lingkungan penghubung antara ekosistem terestrial dengan ekosistem perairan yang berbeda satu sama lain tetapi saling ketergantungan (Wikipedia, 2008). Haslam (2003) mengatakan wetland adalah sebuah lahan yang mana jenuh air merupakan faktor dominan yang menyebabkan terbentuknya tanah secara alami (hydric soil), jenis vegetasi tertentu serta komunitas hewan hidup di atasnya.

Ada beberapa tipe wetland, diantaranya diklasifikasikan berdasarkan sumber airnya. Sumber air wetland dapat dibedakan menjadi dua, (1) berasal dari presipitasi (hujan dan hujan salju). Banyak diantara permanent wetland dan semi permanent wetland terisi oleh air hujan ataupun salju yang mencair, (2) barasal dari air tanah. Biasanya wetland yang sumber airnya berasal dari air tanah adalah permanent wetland (Iastate Education, 2008)

Menurut Wikipedia (2008), wetland dapat diklasifikasikan de dalam tiga kelas, yaitu :

Hydrogeomorphic classes

Hydrogeomorphic (HGM) mengklasifikasikan wetland berdasarkan tiga faktor yang mempengaruhi fungsinya, yaitu posisi pada lanskap (geomorphic setting), sumber air (hydrology) serta aliran dan fluktuasi air (hydrodynamics).

Wetland pada lahan kering

Wetland pada lahan kering terbentuk karena pengaruh iklim dan faktor-faktor lingkungan lain. Tipe wetland ini bisa berupa freshwater atau saline water, permanen ataupun musiman / sementara. Selama musim kering, wetland menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan.

Intertidal wetland

Intertidal wetland merupakan wetland yang terbentuk karena pengaruh salinitas dan pergerakan pasang surut. Intertidal wetland dapat bertahan pada kondisi ekstrim seperti saline water pada saat pasang, fresh water pada saat surut dan juga pada saat banjir.

2.7 Konsultan Lanskap

Menurut Gold (1980), pemerintah lokal dan pengembang swasta memiliki tanggung jawab moral yang sama dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencanaan kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial dalam hal pemberian pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut konsultan memiliki kebutuhan berupa :


(29)

1) Kemampuan profesional, yaitu kompetensi secara teknis, berupa kemampuan dari segi perancangan, dimana kualitas suatu perancangan sebuah perusahaan dapat dilihat melalui proyek yang sudah dikerjakan dan diselesaikannya.

2) Persediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya.

3) Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pakar dan ahli dari disiplin ilmu lainnya dapat dibentuk dalam suatu tim sesuai dengan proyek yang diperlukan.

4) Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai tuntutan muatan kerja.

5) Pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam jenisnya.

6) Hasil kerja yang objektif dan profesional.

7) Sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat sesuai keuntungan yang seimbang dan saling menguntungkan.

Kriteria untuk memilih konsultan yang profesional adalah : (1) Pengalaman dan reputasi (2) Latar belakang dari setiap staf yang ada (3) Kemampuan tingkat muatan kerja (4) Ketersediaan pakar ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu (5) Tanggung jawab secara professional (6) Tanggung jawab sosial.

2.8 Manajemen Proyek Lanskap

Manajemen perusahaan sangat berhubungan erat dengan tata laksana kerja. Menurut Kraus dan Curtis (1982), manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori dan analisis tujuan dimana seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin dan menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif dan saling kerja sama. Selain itu mereka juga mendeskripsikan manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu adalah manajemen berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan prinsip-prinsip yang tepat sedangkan manajemen sebagai seni harus dapat mempercayakan kemampuan, sensitifitas, intuisi dan aspirasi seseorang, dalam


(30)

berhubungan satu sama lain haruslah bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan merupakan seni.


(31)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT. Envirospace, sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap yang berlokasi di Bogor dan di Belt Collins International Consultant Pte. Ltd (Singapore), sebuah perusahaan konsultan lanskap pada departemen Landscape Architecture. Perusahaan ini berlokasi di Ann Siang Hill, Chinatown, Singapore.

3.2 Waktu Magang

Kegiatan magang secara keseluruhan berlangsung selama 14 minggu, dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) Kegiatan magang keterampilan dan penggunaan AutoCAD di PT. Envirospace, Bogor, dimulai pada pertengahan Juni 2008 hingga pertengahan Juli 2008. Kegiatan magang ini untuk meningkatkan keterampilan sebelum melakukan magang di BCI Singapore, (2) Proses Perizinan dari Ministry of Manpower Singapore (untuk kegiatan magang di BCI), dimulai pada pertengahan bulan Juni 2008 hingga akhir bulan Juli 2008 dan (3) Kegiatan magang di BCI Singapore yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2008 hingga 30 September 2008. Jadwal kegiatan magang keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 2.

3.3 Metode Magang

Metode magang yang dilakukan di perusahaan Envirospace Consultant, Bogor dan pada perusahaan BCI Singapore untuk kegiatan perancangan lanskap berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan, wawancara dan studi pustaka. Ruang lingkup pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini secara umum meliputi :

3.3.1. Kegiatan Studio dan Lapang

Kegiatan magang yang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace, Bogor berupa keterampilan pendukung kegiatan studio. Kegiatan yang dilakukan yaitu membantu pekerjaan beberapa proyek yang sedang dikerjakan, seperti pembuatan gambar potongan dan perspektif dengan meggunakan software AutoCAD dan Photoshop. Selain itu juga meningkatkan keterampilan dalam


(32)

kegiatan colouring dengan menggunakan marker, pembuatan sketsa dengan freehand dan scanning.

Sedangkan kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan BCI yaitu terdiri dari beberapa proyek, dengan proyek utama yaitu perancangan lanskap resor di Hangzhou Xixi Tourists Resort Hotel Group, China (Proyek 708.45). Proses perancangan dilakukan berdasarkan standar yang berlaku di perusahaan (Gambar 1).

Gambar 1. Proses Perancangan lanskap pada perusahaan BCI Singapore

Preliminary Concept Design merupakan tahap awal dari proses desain yang dilakukan di perusahaan BCI. Kegiatan ini biasanya berupa pembuatan konsep yang masih dituangkan secara umum dalam gambar (sketsa). Kegiatan dilakukan dengan membantu beberapa kegiatan, seperti mewarnai ataupun menggambar. Final Concept Design merupakan penyempurnaan dari Preliminary Concept Design. Dalam hal ini akan ada perbaikan dalam desain yang sebelumnya dibuat ataupun perbaikan presentasi gambarnya.

Preliminary Design Development adalah tahap memulai konsep pengembangan. Gambar-gambar yang ditampilkan lebih detail serta sudah memasuki tahap pemilihan bentuk, warna dan juga jenis material yang digunakan. Sedangkan Final Design Development merupakan tahap akhir dari Design Development. Tahapan ini lebih detail daripada Preliminary Design Development, seperti adanya penambahan dimensi (ukuran) pada gambar serta sudah mulai memasuki pemilihan material yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan lebih banyak menggunakan software AutoCAD.

Hardscape Working Drawing adalah tahap perancangan khusus untuk elemen hardscape hingga detail konstruksinya. Kegiatan yang dilakukan menggunakan software AutoCAD. Sedangkan Softscape Working Drawing dikhususkan untuk elemen softscape dengan software pendukung AutoCAD.

Preliminary Concept Design Final Concept Design

Preliminary Design Development Final Design Development

Softscape Working Drawing Hardscape Working Drawing


(33)

Pada saat melakukan kegiatan magang, proyek 708.45 Hangzhou, Xixi ini telah mencapai bagian akhir dari tahap Hardscape Working Drawing dan mulai ikut membantu proyek tersebut pada saat mulai memasuki tahap Softscape Working Drawing.

Terdapat beberapa proyek yang dikerjakan selama kegiatan magang berlangsung. Berikut ini adalah proyek-proyek yang dikerjakan di studio selain proyek utama (Proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group) :

1. Perancangan lanskap resor di Jumeirah Barama Bay, Phuket, Thailand 2. Perancangan lanskap resor di Conghua Hot Spring, China

3. Perancangan lanskap apartemen Hainan Qingshuiwan Agile Showflat, China

4. Perancangan lanskap Conrad Resort and Residences Villa, Koh Samui, Thailand

5. Perancangan lanskap resor Sterling Eastern, India 6. Perancangan Yen So Park, Vietnam

7. Perancangan lanskap di Laem Ka, Thailand.

Sedangkan proyek yang dikerjakan melalui kegiatan lapang yang dilakukan selama magang yaitu :

1. Perancangan lanskap apartemen Blossom Condominium, Woodleigh Close, Singapore

2. Perancangan lanskap apartemen Paterson Residences, Singapore

Berikut ini adalah ringkasan dari proyek-proyek tersebut.

1. Perancangan Lanskap Resor di Jumeirah Barama Bay, Phuket, Thailand

Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan pada proyek ini adalah membantu pembuatan analisis kontur, colouring dengan menggunakan marker serta pekerjaan lainnya dengan menggunakan AutoCAD.

2. Perancangan lanskap resor di Conghua Hot Spring, China

Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Design Development. Penggambaran desain untuk proyek ini sebagian besar dikerjakan dengan cara freehand dan sedikit penggunaan komputer. Kegiatan yang dilakukan yaitu mewarnai, menggambar, photo montage dengan software Photoshop serta scanning dari buku.


(34)

3. Perancangan lanskap apartemen Hainan Qingshuiwan Agile Showflat, China Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Hardscape Working Drawing. Kegiatan yang dilakukan adalah pekerjaan desain dengan menggunakan Photoshop serta scanning dari buku.

4. Perancangan lanskap Conrad Resort and Residences Villa, Koh Samui, Thailand

Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Hardscape Working Drawing. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu dalam pembuatan gambar detail elemen hardscape dengan menggunakan software AutoCAD.

5. Perancangan lanskap resor Sterling Eastern, India

Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan dalam proyek ini yaitu membantu pewarnaan gambar-gambar desain dengan menggunakan marker.

6. Perancangan Yen So Park, Vietnam

Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Preliminary Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan adalah photo montage dan scanning dari buku yang akan digunakan dalam gambar..

7. Perancangan lanskap resor di Laem Ka, Thailand

Pada saat kegiatan magang dilakukan, proyek ini berada pada tahap Final Concept Design. Kegiatan magang yang dilakukan adalah membuat persiapan presentasi produk desain seperti memperbaiki gambar-gambar presentasi dan overlay dari gambar keseluruhan untuk dibuat site plan.

Semua kegiatan dilakukan dengan freehand dan menggunakan software Photoshop. Proses kerja magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.

3.3.2. Kegiatan Administrasi

Kegiatan ini ditujukan untuk pengembangan kualitas berpikir dan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap. Kegiatan ini mengutamakan tiga hal yang dipelajari oleh mahasiswa magang, yaitu :

1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan.


(35)

3. Mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dihasilkan suatu produk yang sesuai.

3.3.3 Data

Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara lebih rinci bentuk-bentuk data yang digunakan dalam kegiatan magang ini (proyek 708.45 Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China) diuraikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Proyek 708.45 Hangzhou, Xixi Tourist Resort Hotel Group, China

3.4 Batasan Magang

Batasan magang pada proyek Hangzhou Xixi Tourist Resort Hotel Group, China (proyek 708.45) ini yaitu dari tahap Preliminary Concept Design sampai tahap Softscape Working Drawing. Proyek ini sedang mencapai tahap akhir dari proses desain karena sudah dimulai sejak Oktober 2007

Jenis Data Primer Data Sekunder Data Sumber Data

KONDISI UMUM Kondisi Biofisik

Letak dan Luas Studi pustaka

Topografi Studi pustaka Aksesibilitas Studi pustaka Vegetasi Studi pustaka Kondisi Sosial

Sejarah Kawasan Arsitek Lanskap dan studi pustaka KELEMBAGAAN

Sejarah Perusahaan Studi pustaka Struktur Organisasi Wawancara dan studi pustaka Sistem Kerja Wawancara dan Pengamatan PROSES

PERANCANGAN

Concept Design Arsitek Lanskap dan studi pustaka Design Development Arsitek Lanskap dan studi pustaka

Hardscape Arsitek Lanskap dan studi pustaka Softscape Arsitek Lanskap dan studi pustaka


(36)

Gambar 2. Proses Kerja Magang Studi Pustaka

Persiapan:

- Proposal

- Perizinan lokasi magang

- Kegiatan pra magang ketrampilan

- Perizinan magang PRA MAGANG

Persiapan dan pengenalan lembaga:

- Perkenalan dengan staf

Praktikal studio dan pengenalan masalah

KEGIATAN STUDIO DAN LAPANG KEGIATAN ADMINISTRASI

Mempelajari sejarah dan struktur organisasi perusahaan

Mempelajari sistem kerja dan proses perancangan pada

perusahaan

Hasil Kegiatan Magang MAGANG

Penyusunan Laporan

PASCA MAGANG

Membantu mengerjakan beberapa proyek dengan tahap

yang berbeda-beda

Concept Design

Design Development

Hardscape WD


(37)

18

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER

No. JENIS KEGIATAN

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Kegiatan magang di Envirospace, Bogor

II Persiapan keberangkatan magang di Singapura

A. Proses Perizinan dari MOM B. Mengurus Security Bond

III Kegiatan magang di BCI Singapore

A. Kegiatan Inti

1. Kegiatan Studio

a. Preliminary Concept Design b. Final Concept Design

c. Preliminary Design Development d. Final Design Development e. Hardscape Working Drawing f. Softscape Working Drawing 2. Kegiatan Lapang

Construction Review

B. Kegiatan Penunjang

Orientation


(38)

BAB IV

MAGANG DI PT. ENVIROSPACE, BOGOR

4.1 Kondisi Umum Perusahaan

PT. Envirospace merupakan sebuah perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura yang lebih dikenal dengan Envirospace Consultant Singapore. PT. Envirospace merupakan cabang dari perusahaan Envirospace Consultant Singapore yang merupakan satu-satunya cabang yang berada di Indonesia, berlokasi di Komplek Taman Yasmin, Bogor.

PT. Envirospace (Bogor) didirikan pada bulan Februari 2006. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Dewan Komisaris dan seorang Managing Director.. Dewan Komisaris mempunyai wewenang untuk memberi kebijakan perusahaan. Dewan komisaris dan Managing Director membawahi arsitek lanskap, drafter dan bagian administrasi keuangan perusahaan. Bekerjasama dengan Envirospace Consultant Singapore, PT. Envirospace ini telah menangani beberapa proyek yang tersebar di Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Sumatera dan Kalimantan hingga ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, India, Cina serta Vietnam.

Dalam mengerjakan setiap proyek di Indonesia, selalu dilakukan konsultasi dengan Envirospace Consultant Singapore. Sedangkan untuk proyek yang berada di luar negeri, secara umum ditangani oleh Envirospace Consultant Singapore dan PT. Envirospace Bogor membantu pekerjaan proyek tersebut, khususnya dalam pembuatan Concept Design. Apabila gagasan konsep atau pekerjaan dari PT. Envirospace, Bogor belum disetujui oleh pihak Envirospace Singapore maka pekerjaan tersebut diperbaiki sesuai saran yang diberikan oleh pihak Envirospace Singapore. Kerjasama tersebut dibentuk dengan pembagian tugas dari kedua perusahaan serta dihubungkan dengan komunikasi melalui email. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Envirospace Consultant Singapore yang dilakukan secara berkala untuk memberikan laporan pekerjaan serta mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan.

PT. Envirospace (Bogor) berfokus pada bidang perencanaan dan perancangan lanskap. Proyek-proyek pada bidang perencanaan contohnya seperti Perencanaan Ruang Terbuka Hijau yang berlokasi di Jakarta. Sedangkan proyek-proyek perancangan pada umumnya berlokasi di luar Indonesia yang mana ditangani langsung oleh perusahaan Envirospace Consultant Singapore.


(39)

Selain itu juga terdapat beberapa proyek perancangan yang berlokasi di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor dan wilayah lainnya.

Seperti halnya perusahaan konsultan lain, PT. Envirospace bekerja berdasarkan keinginan klien dan memiliki prosedur pekerjaan seperti pada umumnya yang dimulai Rencana Konsep hingga Design Development dan RAB. Seluruh pekerjaan yang dilakukan disimpan di dalam komputer dengan folder-folder yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi dan nama proyeknya. Di dalam komputer juga tersimpan berbagai koleksi gambar (foto) yang dapat digunakan sebagai referensi desain ataupun dimasukkan ke dalam sebuah gambar produk. Koleksi gambar (library) tersebut didapat dari hasil scan ataupun juga dari internet.

Teknik freehand merupakan sebuah teknik yang dilakukan oleh

perusahaan ini dalam proyek-proyek perancangan, khususnya saat pembuatan konsep yang masih berupa sketsa. Tools komputer pada perusahaan ini digunakan untuk menyempurnakan gambar freehand dan pembuatan gambar dalam tahap Design Development.

4.2 Kegiatan Magang di PT. Envirospace, Bogor

Magang di PT. Envirospace Bogor dilaksanakan selama 1 bulan sebelum melakukan magang di Belt Collins International Consultant Singapore. Kegiatan magang yang dilakukan pada PT. Envirospace, Bogor adalah kegiatan keterampilan penunjang kegiatan studio sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terfokus pada kegiatan teknis. Kegiatan teknis tersebut dilakukan secara khusus dalam bentuk latihan ataupun dilakukan dengan membantu pengerjaan beberapa proyek yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia kerja pada perusahaan konsultan yang akan berguna untuk melakukan magang di Belt Collins International Consultant (Singapore) Pte. Ltd. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain pendalaman mengenai Software AutoCAD, Photoshop, Bryce yang merupakan software-software pendukung untuk menghasilkan suatu produk serta pembuatan gambar presentasi dengan software Powerpoint. Selain itu juga membantu pembuatan proposal suatu proyek perencanaan. Berikut adalah penjelasan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan.


(40)

4.2.1 Penggunaan Software AutoCAD

Software AutoCAD merupakan sebuah software komputer yang berguna untuk membuat gambar kerangka. Dapat dikatakan bahwa software ini merupakan dasar dari pembuatan gambar dengan menggunakan komputer. Pada umumnya, proyek-proyek yang ditangani oleh PT. Envirospace ini dikerjakan dengan teknik freehand yang mana teknik freehand pada perusahaan ini sudah menjadi ciri khas dalam mengerjakan sebuah proyek. Namun penggunaan software AutoCAD berguna untuk memproses gambar masterplan yang biasanya diberikan oleh klien dalam bentuk file AutoCAD ini. Selain itu software AutoCAD ini juga akan sangat membantu pekerjaan ketika sudah memasuki tahap Design Development karena tahapan ini sangat membutuhkan ketelitian dan keakuratan serta gambar-gambar yang dihasilkan dalam tahapan ini harus sesuai dengan skala yang ada.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa magang pada perusahaan ini yang berkaitan dengan penggunaan software AutoCAD antara lain adalah digitasi untuk sebuah peta, mengerjakan sebuah site plan yang menggunakan teknik komputer, membuat gambar perspektif yang mana diawali dengan mambuatnya di software AutoCAD serta berbagai pelatihan dan pendalaman materi tentang penggunaan software AutoCAD.

4.2.2 Penggunaan Software Photoshop

Photoshop juga merupakan sebuah program komputer yang digunakan pada perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Software ini berguna untuk memanipulasi gambar yang telah dibuat sebelumnya baik itu dengan menggunakan freehand ataupun dari file AutoCAD agar dihasilkan gambar yang sempurna. Pekerjaan ini disebut juga dengan photo montage. Gambar-gambar sketsa yang dibuat dengan freehand diperbagus dengan menggunakan software ini, seperti memanipulasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada pada gambar sebelumnya, merubah warna, merubah ukuran ataupun memberi efek-efek tertentu sesuai dengan keinginan. Semua ini dilakukan untuk memperbaiki gambar sebelumnya yang dibuat dengan software lain ataupun dengan teknik freehand. Apabila terdapat kesalahan dalam suatu gambar, software ini dapat membantu dengan memanipulasi gambar tersebut yang dimaksudkan agar kesalahan yang ada dapat tertutupi tanpa mengulang gambar sebelumnya.


(41)

Kegiatan yang dilakukan dalam penggunaan software Photoshop ini selama magang berlangsung diantaranya adalah membuat gambar potongan dalam sebuah konsep suatu proyek, memanipulasi dan menyempurnakan gambar perspektif yang sebelumnya dibuat dengan menggunakan software Bryce, pembuatan elemen-elemen desain yang disimpan sebagai library dan dapat digunakan jika diperlukan setiap saat serta pembelajaran dan pendalaman materi mengenai software Photoshop.

4.2.3 Penggunaan Software Bryce

Bryce merupakan sebuah software komputer yang dapat digunakan untuk membuat gambar tiga dimensi atau perspektif. Software ini jarang digunakan dalam perusahaan konsultan arsitektur lanskap karena pada umumnya gambar perspektif dibuat dengan teknik freehand karena gambar dengan menggunakan freehand akan membuat gambar terlihat lebih hidup. Selain itu adanya pilihan software lain yang memiliki fungsi sama dengan Bryce, yaitu Sketch Up dan 3Dmax. Pada PT. Envirospace ini pembuatan gambar perspektif lebih banyak menggunakan teknik freehand sehingga software ini jarang digunakan.

Pada saat kegiatan magang berlangsung, kegiatan magang yang berhubungan dengan penggunaan software Bryce diantaranya adalah membuat gambar perspektif pada sebuah proyek perancangan lanskap apartemen yang berlokasi di Singapura. Gambar perspektif ini dibuat dasarnya dengan menggunakan software AutoCAD.dan dibuat perspektifnya pada software Bryce yang selanjutnya disempurnakan pada software Photoshop. Dalam software ini juga dapat diatur arah pandang (angle) perspektifnya sesuai dengan keinginan.

4.2.4 Kegiatan Penunjang Lainnya

Kegiatan lain yang dilakukan selama magang di PT. Envirospace, Bogor antara lain adalah kegiatan teknis seperti scanning, menggambar dengan freehand serta pewarnaan. Scanning dilakukan untuk menambah referensi gambar dari buku ataupun majalah ke dalam komputer yang disimpan sebagai library. Selain itu dilakukan pembelajaran teknik gambar dengan menggunakan freehand yang dilakukan dari awal pembuatan gambar hingga pewarnaan dengan alat gambar khusus yaitu marker. Pembelajaran ini sangat bermanfaat karena sebelumnya tidak pernah menggunakan alat-alat gambar penunjang teknik freehand tersebut. Selama masa perkuliahan, alat gambar yang digunakan


(42)

dalam teknik freehand adalah pensil warna. Marker merupakan alat mewarnai yang sangat membantu dalam pembuatan gambar dengan cara freehand. Selain hasilnya lebih memuaskan, juga gambar dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat. Marker sudah umum digunakan pada perusahaan konsultan arsitektur lanskap, yaitu pada pembuatan gambar dengan cara freehand.

Selain kegiatan-kegiatan tersebut, kegiatan lainnya yang dilakukan sebagai kegiatan penunjang pekerjaan studio yaitu membaca dan mempelajari buku-buku desain yang merupakan koleksi dari PT. Envirospace. Hal ini dapat membuka wawasan mengenai desain dan elemen-elemen desain yang berlokasi di berbagai negara, seperti Tropical Design yang merupakan kumpulan dari desain pada daerah tropis yang bernuansa eksotis, Balinese Garden yaitu kumpulan desain khas Bali, buku yang mengulas berbagai desain bergaya Asia, Singapore Garden yaitu sebuah buku yang berisi kumpulan berbagai desain taman yang berada di Singapura, buku yang berisi tentang berbagai desain elemen air sebagai penghias lanskap serta buku lainnya. Buku-buku tersebut digunakan untuk referensi desain dalam proses pengerjaan proyek yang dilakukan pada perusahaan.

Seluruh kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan untuk membantu dalam melakukan magang di Belt Collins International Consultant Singapore karena keduanya merupakan perusahaan konsultan yang mana kegiatan teknis yang dilakukan tidak akan jauh berbeda.


(43)

BAB V

MAGANG DI

BELT COLLINS INTERNATIONAL CONSULTANT

(SINGAPORE) PTE. LTD

5.1 KONDISI UMUM PERUSAHAAN 5.1.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Belt Collins International (BCI) telah berdiri lebih dari 50 tahun yang lalu. Perusahaan ini didirikan oleh Walter K. Collins, seorang perencana yang karismatik dan Robert M. Belt, seorang teknisi sipil. Mereka bersama-sama mendirikan perusahaan ini saat mereka bekerja bersama di Honolulu. BCI adalah perusahaan pertama di Asia Pasifik yang secara profesional mengkombinasikan teknik perencanaan lahan dan kota, teknik sipil, arsitektur lanskap dan konsultan lingkungan dalam satu organisasi perusahaan.

Beberapa faktor yang mendukung prestasi ini diantaranya adalah : (1) Kepemimpinan yang ditunjukkan selama perjalanan karir perusahaan

(2) Perusahaan BCI adalah perusahaan yang peduli terhadap kebudayaan lokal, adat istiadat dan lingkungan alam serta segala perubahannya

(3) Perusahaan BCI aktif turut serta dalam pembentukan lingkungan fisik yang lebih baik.

Kekuatan utama dari perusahaan BCI terletak pada tenaga ahlinya, sangat sesuai dengan julukan yang diberikan kepada BCI yaitu “ketenangan”, “profesionalisme” dan “pengalaman”. Pada awalnya perusahaan BCI hanya berdiri di Honolulu tetapi karena prestasinya yang luar biasa, BCI berkembang hingga ke mancanegara.

5.1.2 Lokasi Perusahaan


(44)

Perusahaan BCI memiliki lebih dari 450 tenaga profesional yang tersebar di sembilan cabang berbeda dari berbagai negara mulai dari benua Amerika, Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Sembilan cabang perusahaan BCI yaitu Honolulu, Seattle, Boulder, Hongkong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, Guam dan Manila (Gambar 3). Kantor pusat perusahaan BCI terdapat di Honolulu (Hawaii). Beberapa tahun lalu didirikan cabang baru yaitu di Indonesia, berlokasi di Bali. BCI Bali dan BCI Bangkok keduanya berada dibawah pengawasan BCI Singapore. Berikut ini adalah data umum mengenai perusahaan BCI Singapore :

Nama Perusahaan : Belt Collins International Consultant (Singapore) Private Limited

Alamat : No.4 & 6 Ann Siang Hill Singapore, 069786

No. Tel : +65 6223 8133

No. Fax : +65 6222 9602

Email : singapore@beltcollins.com.sg

5.1.3 Ruang Lingkup Perusahaan

Pada awalnya, BCI hanya memberikan pelayanan dalam bidang teknik sipil dan perencanaan lahan/tapak. Kemudian seiring dengan perkembangannya maka untuk memenuhi keinginan klien BCI memperluas pelayanannya pada departemen arsitektur lanskap pada tahun 1960 dan selanjutnya diikuti dengan penambahan departemen lingkungan. Dengan cakupan yang lebih luas ini, menjadikan perusahaan BCI menunjukkan keahliannya dalam bidang lanskap.

Land Planning

BCI memiliki pengalaman yang tinggi dalam bidang perencanaan lahan dan master planning, termasuk juga perencanaan lingkungan dan resor kepada klien swasta maupun umum. Sejak tahun 1953, BCI menangani proyek perencanaan yang berlokasi di berbagai negara, mulai dari Hawaii dan Pasifik ke Asia Tenggara, Timur Tengah hingga Eropa.

BCI menggabungkan conceptual engineering, environmental analysis dan conceptual landscape design ke dalam satu bagian sebagai dasar untuk membuat perencanaan, yang didukung oleh tenaga ahli yang profesional dan disiplin.


(45)

Civil Engineering

Departemen teknik sipil BCI menyediakan pelayanan secara menyeluruh baik untuk klien swasta maupun klien umum, termasuk di dalamnya subdivisions, jalan raya, air dan sistem pembuangan air serta manajemen pembuangan limbah. Tenaga ahli teknik sipil BCI mempunyai banyak pengalaman dalam master plan dan juga desain untuk pengembangan lahan (land development) serta telah menyelesaikan desain dan master plan infrastruktur untuk berbagai resor hingga ke wilayah Pasifik. Proyek pengembangan lahan lainnya yaitu residential, high-rise building, pengembangan industri dan komersil serta fasilitas atletik.

Landscape Architecture

BCI telah menyediakan pelayanan pada bidang arsitektur lanskap selama lebih dari 40 tahun yang lalu. Dengan segala prestasi yang didapatkannya, BCI memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk mengerjakan sebuah proyek dari mulai tahap awal conceptual design, sampai construction administration dan post construction evaluation serta jasa konsultasi. BCI memberikan pelayanan pada bidang arsitektur lanskap termasuk di dalamnya landscape master plan dalam skala besar, conceptual studies, detail perancangan untuk irigasi penanaman dan hardscape, ilmu lingkungan dan visual, program penanaman, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, elemen air dan desain kolam renang serta program pemeliharaan.

BCI telah sukses mengerjakan berbagai proyek di berbagai wilayah di dunia dengan kondisi iklim dan bentuk lahan yang bervariasi. Resor-resor dan komunitas residensial yang mewah dan berkualitas internasional merupakan proyek-proyek yang telah sukses dikerjakan oleh perusahaan BCI. Dari tahap awal hingga tahap akhir konstruksi dan selanjutnya, BCI mewujudkan keinginan klien menjadi kenyataan.

Environmental Consulting

BCI juga menyediakan pelayanan dalam bidang konsultasi lingkungan. Keahlian BCI pada departemen lingkungan ditunjukkan dengan tenaga ahli yang dimilikinya, yaitu para ahli ilmu pengetahuan alam, biologi, manajemen lingkungan, ilmu tanah, teknik sipil dan ilmu lingkungan.


(46)

5.1.4 Tahapan Pengerjaan Proyek

BCI Singapore merupakan perusahaan BCI yang berfokus pada departemen Arsitektur Lanskap sehingga tahap pengerjaan proyeknya akan berbeda dengan departemen lainnya. BCI Singapore memiliki standar dalam mengerjakan proyek sehingga proses pekerjaan dari awal penerimaan proyek hingga implementasi harus mengikuti standar tahapan (Gambar 4).

a. Mobilization

Tahap ini merupakan tahap persiapan. Setelah ada perjanjian kontrak mengenai sebuah proyek dan telah dibentuk team kerja, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu memulainya dengan kunjungan ke tapak. Lalu dilanjutkan dengan perundingan dengan pihak-pihak lain untuk membahas proyek yang akan dikerjakan.

b. Design Process

Tahap ini merupakan proses awal dari suatu pekerjaan proyek. Pada akhir dari tiap tahap diadakan presentasi kepada klien sebelum dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Hal ini memungkinkan adanya revisi ataupun pengembangan dari desain yang telah dibuat sehingga sesuai dengan keinginan klien. Pada tahap ini terdiri dari tiga tahap besar, yaitu :

Concept Design

Tahap ini merupakan proses untuk menghasilkan konsep perancangan suatu proyek agar dapat sesuai dengan yang diinginkan klien. Tahap ini terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Concept Design dan Final Concept Design. Pada tahap Preliminary Concept Design, lebih difokuskan pada ide-ide konsep secara kasar, yaitu berupa gambar-gambar sketsa. Sedangkan tahap Final Concept Design, dilakukan penyempurnaan baik dari gambar-gambarnya maupun desainnya, sesuai dengan persetujuan klien. Namun bila pada Preliminary desainnya telah disetujui maka tidak perlu dibuat Final Concept Design.

Design Development

Tahapan ini merupakan tahap penyempurnaan dari konsep. Konsep yang sudah dibuat dilanjutkan dengan detail dari desainnya, yaitu mulai memperhatikan bentuk, ukuran, warna serta jenis hardscape maupun softscape yang akan digunakan. Tahap ini merupakan keseluruhan proses pengembangan dari tahap Concept Design yang telah dipresentasikan kepada klien.


(47)

(48)

Tahapan ini juga terdiri dari dua bagian, yaitu Preliminary Design Development dan Final Design Development. Pada tahap Preliminary Design Development hasil dari presentasinya lebih banyak berupa gambar Photoshop sehingga terlihat lebih berwarna, namun detailnya belum terlihat. Sedangkan pada tahap Final Design Development tampilannya lebih detail sehingga semua pengerjaan dalam tahap ini menggunakan software AutoCad karena butuh ketelitian dan keakuratan.

Working Drawing

Working Drawing merupakan tahapan akhir dari proses desain. Tahap ini meliputi pekerjaan Hardscape dan Softscape dalam skala studio. Tahap Hardscape mencakup semua pengerjaan elemen hardscape, baik itu jenis material yang digunakan beserta deskripsinya, ukuran maupun warna yang digunakan pada masing-masing elemen tersebut. Selain itu akan dijelaskan pula konstruksi dari elemen hardscape yang digunakan, seperti konstruksi perkerasan ataupun elemen hardscape lainnya. Untuk konstruksi bagian-bagian yang lebih detail dan butuh keahlian khusus dilakukan oleh teknisi khusus.

Sedangkan Tahap Softscape adalah suatu tahap yang hanya berisi tentang elemen softscape (tanaman). Hasil dari tahap ini berupa planting plan, deskripsi dari tiap tanaman yang digunakan (tipe, jumlah, ketinggian) serta konstruksi penanamannya. Pada dasarnya tahap Softscape pada perusahaan BCI Singapore dilakukan oleh divisi tersendiri, yaitu divisi Softscape. Namun ada beberapa proyek dalam perusahaan BCI yang mengerjakan sampai tahap softscape. Atau dengan kata lain, pengerjaan tahap softscapenya tidak diserahkan ke divisi Softscape. Keputusan itu tergantung dari Project Manager yang juga disetujui oleh Director dan anggota timnya.

c. Implementation

Implementation merupakan tahapan setelah proses desain selesai. Tahap ini meliputi Tender Process dan Site Supervision Process. Tender Process meliputi beberapa tahapan, yaitu : (1) Undangan kepada pihak-pihak yang mengikuti tender yang sebelumnya diawali dengan persiapan berbagai dokumen, baik undangan maupun gambar untuk kegiatan tender (Calling Tender), (2) Tender Interview, (3) Evaluasi dari pihak konsultan berdasarkan penawaran dari pihak kontraktor yang diundang (Tender Review and Evaluation) dan (4) Penentuan pemenang tender (Tender Report and Reccomendation for Award). Tender Process dilakukan oleh arsitek dan BCI tidak ikut serta.


(49)

Tahap Site Supervision Process merupakan tahap pengecekan berdasarkan proses konstruksi yang dilakukan di lapangan. Pada masing-masing proses ini dilakukan inspeksi ke lapang dan pengecekan fungsi setiap konstruksi bangunan hard material dan instalasi softscape serta memastikan kontraktor yang ditunjuk pada suatu proyek mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar, detail dan spesifikasi kontrak yang telah disetujui.

d. Maintenance

Tahapan ini merupakan tahap pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak pengelola. Pihak konsultan, dalam hal ini BCI melakukan pengecekan ke lapang yang dilakukan secara periodik, berkaitan dengan proses pemeliharaan tersebut. Pihak konsultan juga memberikan referensi pemeliharaan kepada pihak pengelola mengenai dengan desain yang telah dibuat.

5.1.5 Struktur Organisasi

BCI Singapore dipimpin oleh seorang Chairman/President/Managing Director yang mempunyai tanggungjawab penuh atas perusahaan dan mambawahi Vice President/Director. Selanjutnya Vice President/Director membawahi Associate yang dipimpin oleh Associate Director. Associate adalah orang-orang yang memimpin dan mengawasi kerja para Landscape Architect, Designer, Project Manager, Horticulturist dan CADD Designer / Drafter serta dapat menjadi seorang Project Manager dalam sebuah tim kerja (Gambar 5).

Gambar 5.Struktur Organisasi perusahaan BCI Singapore

Vice President/Director John Anderson

Vice President/Director Gregory Kunak

Vice President/Director Kim Cheong Lam

Associate Director Patrick Ng Associate Toby Kyle Associate Dzaki Mustafi Associate Peter Chen Associate Chakrit Ounvises Landscape Architect/Designer/Project Manager/Horticulturist CAD Designer/Drafter

Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Chairman/President/Managing Director


(50)

5.2 KONDISI UMUM WILAYAH

5.2.1 Kondisi Umum Republik Rakyat Cina

Gambar 6. Peta Republik Rakyat Cina (Sumber :Google, 2008)

a. Geografi dan Iklim

Cina didominasi oleh dataran tinggi dan pegunungan di sebelah barat hingga sampai akhirnya menjadi dataran yang lebih rendah di sebelah timur. Beberapa sungai besar mengalir dari arah barat ke timur, termasuk Sungai Yangtze (berada di tengah), Sungai Huang Ho (Sungai Kuning, utara – tengah) dan Sungai Amur (timur laut). Dan ada pula yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Pearl, Sungai Mekongdan Brahmaputra.

Di sebelah timur, di sepanjang daerah pantai Laut Kuning dan Laut Cina Timur merupakan dataran aluvial. Di pinggir dataran tinggi Mongolia di sebelah utara, hamparan rumput bisa terlihat. Bagian selatan Cina didominasi oleh perbukitan dan pegunungan yang relatif rendah. Di wilayah tengah – timur merupakan delta dari 2 sungai utama yang mengalir di Cina, yaitu Sungai Huang Ho dan Yangtze. Di sepanjang sungai ini merupakan daerah yang kering. Sungai besar lainnya yaitu Pearl River, Mekong River, Brahmaputra dan Amur. Propinsi Yunnan merupakan bagian dari Mekong Subregion, yang mana termasuk juga Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam.


(51)

Pada bagian barat, sebelah utaranya merupakan dataran aluvial yang sangat indah, di sebelah selatannya berupa deretan perbukitan dengan ketinggian berbeda-beda, termasuk juga pegunungan Himalaya, yang mana terdapat puncak tertinggi bumi yaitu Mount Everest. Di bagian barat laut juga berupa dataran tinggi dengan beberapa lanskap gurun yang merupakan daerah kering, seperti Takla-Makan dan Gobi Desert. Selama berlangsung beberapa dinasti, perbatasan sebelah barat daya Cina, yaitu pegunungan dan lembah yang curam di daerah Yunnan, menjadi pemisah antara Cina dari Burma, Laos dan Vietnam.

Iklim di negara Cina bervariasi. Di wilayah utara (termasuk Beijing) memiliki musim panas dengan temperatur harian rata-rata lebih dari 30 ° C dan musim dingin Arctic. Di wilayah tengah (termasuk Shanghai) memiliki iklim suhu kontinental, yaitu musim panas dengan suhu yang sangat tinggi dan musim dingin yang sangat dingin. Di wilayah selatan (termasuk Guangzhou) memiliki iklim subtropis dengan musim panas yang sangat panas dan musim dingin sedang.

Kekeringan yang berkepanjangan dan rendahnya kualitas pertanian menyebabkan udara yang berdebu menjadi hal yang tidak asing lagi dirasakan pada musim semi di Cina. Debu-debu tersebut bertiup ke arah selatan Cina dan Taiwan hingga mencapai bagian barat Amerika Serikat. Oleh karena itu pengendalian air, erosi dan juga polusi menjadi hal yang sangat penting di negara Cina berkaitan dalam hubungannya dengan negara lain (Wikipedia, 2008).

b. Kebudayaan

Konfusianisme merupakan filosofi utama selama sejarah Imperial China. Nilai tradisional Cina banyak diambil dari beberapa versi aliran Konfusius. Ada konflik yang terjadi, pada dinasti Song, Neo Confucians meyakini Legalism. Beberapa tahun yang lalu, sejumlah Neo Confucians mempercayai bahwa demokrasi dan hak manusia cukup dirasakan dengan nilai tradisional Confucian.

Peningkatan perekonomian dan kekuatan militer negara-negara barat yang dimulai pada pertengahan abad ke 19 membawa pengaruh bagi negara Cina. Organisasi politik dan sosial dari luar sedikit demi sedikit sampai ke negara Cina. Beberapa diantaranya secara keseluruhan diubah karena penolakan dari pihak pemerintah kebudayaan di Cina sedangkan yang lainnya dikombinasikan


(52)

antara kebudayaan Cina dan barat. Pada abad ke 20, Cina merupakan salah satu negara yang diujicobakan dengan sistem sosial, ekonomi dan politik yang baru dengan tujuan untuk memulihkan kondisi negara dari keruntuhan dinasti sebelumnya (Wikipedia, 2008)

Seni dan Literatur

Tulisan Cina bervariasi seperti halnya sejarah di Cina. Sepuluh dari seribu leluhur Cina menulis dokumen masih dengan cara tradisional, menggunakan tulang sebagai alat tulis. Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula seni kaligrafi. Kaligrafi merupakan seni yang tingkatannya diatas melukis atau drama. Bahkan arsip-arsip klasik dan bersifat keagamaan, seperti arsip Confucian, Taoist dan Buddhist, ditulis dengan tinta dan kuas sebagai alat bantunya. Seni kaligrafi akhirnya dikomersilkan dan banyak dilakukan oleh seniman-seniman terkenal. Cina juga memiliki keunikan dalam hal seni musik. Alat-alat musik tradisional Cina diantaranya zheng (sitar), sheng (sejenis organ), xiao (flute) dan jenis alat musik lainnya telah berkembang hingga ke Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya ke negara Jepang, Korea dan Vietnam (Wikipedia, 2008).

Bahasa

Terdapat beberapa macam bahasa yang dipergunakan di negara Cina ini. Namun bahasa yang paling banyak digunakan adalah Sino-Tibetan, digunakan oleh 29 kelompok etnik yang ada. Selain itu terdapat juga beberapa dialek yang berbeda-beda diantara sesama bahasa itu sendiri. Dialek yang paling umum digunakan adalah Mandarin (digunakan oleh lebih dari 70% populasi, Wu (Shanghainese), Yue (Cantonese), Min, Xiang, Gan dan Hakka. Non-sinitic languages digunakan secara luas oleh etnik-etnik minoritas seperti Zhuang (Thai), Mongolian, Tibetan, Uyghur (Turkic), Hmong dan Korean.

Bahasa Cina klasik dijadikan sebagai standar bahasa di Cina selama ribuan tahun dan dijadikan sebagai komunikasi tertulis dari berbagai bahasa dan dialek yang ada di Cina. Bahasa Cina modern atau baihua adalah standar tertulis berdasarkan dialek Mandarin, yang dipopulerkan dalam novel-novel pada dinasti Ming. Bahasa Cina klasik masih merupakan bagian dari kurikulum sekolah menengah dan juga dipelajari di beberapa universitas (Wikipedia, 2008).


(53)

Agama

Ada beberapa aliran kepercayaan yang dianut rakyat Cina. Diantaranya Taoisme, merupakan aliran yang terdahulu di RRC ini. Filosofinya yaitu pemahaman tentang bagaimana mengenal alam jagat raya yang sebenarnya. Beberapa ide-ide yang diciptakan oleh aliran ini adalah Feng Shui, Sun Tzu’s Art of War dan juga akupuntur.

Aliran Buddha di Cina pertama kali diperkenalkan dari India dan Asia Tengah selama dinasti Han dan menjadi sangat populer di masyarakat Cina. Kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat di RRC dan RRC merupakan negara dengan penduduk yang menganut agama Buddha terbanyak sedunia.

Kebudayaan Cina tradisional, Taoisme, Konfusianisme dan Buddha memiliki tujuan yang sama, yaitu menyembah leluhur atau nenek moyangnya. Kegiatan ibadah yang dilakukan untuk menyembah leluhurnya yaitu sembahyang dengan mempersembahkan offerings (biasanya berupa makanan) untuk leluhurnya. Aktivitas ini biasa dilakukan di pemakaman, kuil dan juga di rumah mereka masing-masing.

Agama Kristen masuk ke Cina pada akhir abad ke tujuh yang diawali dengan pembangunan tempat ibadah gereja Assyrian di wilayah timur. Sedangkan agama Islam masuk ke wilayah Cina pada 651, 18 tahun setelah wafatnya Muhammad. Orang-orang Islam masuk ke Cina untuk perdagangan, mendominasi industri ekspor/impor selama dinasti Song. Mereka juga berpengaruh terhadap pimpinan dalam pemerintahan di RRC, termasuk Zheng He, Lan Hu dan Yeheidie’erding, para tokoh yang membentuk dinasti Yuan, Khanbaliq. Nanjing merupakan daerah pusat pembelajaran Islam (Wikipedia, 2008).

c. Demografi

Ratusan kelompok etnik di Republik Rakyat Cina telah ada sejak dahulu. Kelompok etnik yang paling besar jumlahnya adalah suku Han. Kelompok ini karena jumlahnya yang besar dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Dalam tiga ribu tahun terakhir, banyak kelompok-kelompok etnik yang lain ikut ke dalam kelompok orang-orang Han, akibatnya semakin memperluas kelompok etnik ini. Akan tetapi banyak nilai-nilai adat dari kelompok Han ini mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Sebagai contoh dalam hal berpakaian, gipao


(1)

144

Lampiran 14. Public Area Section + Detail LD-31 (Hardscape Working Drawing)


(2)

145

Lampiran 15. Paving Typical Details LD-101 (Hardscape Working Drawing)


(3)

146

Lampiran 16. Feature Paving LD-111 (Hardscape Working Drawing)


(4)

147

Lampiran 17. Lake Edge Typical Details LD-131 (Hardscape Working Drawing)


(5)

148

Lampiran 18. Lighting LD-140 (Hardscape Working Drawing)


(6)

149

Lampiran 19. Furniture LD-141 (Hardscape Working Drawing)