Wetland Konsultan Lanskap TINJAUAN PUSTAKA

8 istirahat dan bersenang-senang yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang Pusdiklat, Pos dan Telekomunikasi, 1994. Menurut Boovy, Bard dan Lauson 1997, resor merupakan tempat yang dikembangkan untuk peristirahatan para wisatawan, dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi dan kebutuhan lainnya. Melalui konsentrasi dari kebutuhan diatas maka kawasan tersebut dapat membentuk identitas dan karakternya sendiri serta merupakan tempat yang spesifik untuk tujuan pariwisata atau sebagai basis persinggahan ke objek-objek wisata lain. Tan 1995, menyatakan bahwa resor adalah suatu bentukan industri pariwisata yang berkembang. Resor merupakan tantangan bagi arsitektur hotel konvensional yang monoton. Alam resor berbeda dengan yang dimiliki oleh bangunan pada umumnya. Sebagian resor dibangun dengan desain mewah yang memiliki keistimewaan tertentu, dana desain yang tidak terbatas, berlokasi di daerah terpencil dengan tapak yang eksotik, digunakan sebagai tempat peristirahatan dengan ketenangan dan suasana meditasi. Keunikan lainnya yaitu adanya penggabungan nilai-nilai modern dengan elemen-elemen tradisional dan sejarah. Asia Tenggara memiliki berbagai atribut alam yang mendukung pariwisata seperti banyaknya gunung-gunung, hutan tropis, pantai berpasir dan taman bawah laut, demikian juga sejarah dan keragaman budayanya. Pada umumnya ada 3 hal yang dijual dari sebuah resor, yaitu : 1. Pemandangan Scene Potensi fisik kawasan resor yaitu seperti kondisi fisik, kekhasan fisik, florafauna dan iklim daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai view, rekreasi, berolahraga dan sebagainya. 2. Budaya Culture Merupakan kekhasan daerah setempat, misalnya kehidupan sehari-hari, budaya dan sebagainya. 3. Acara Event Merupakan suasana ataupun hal-hal spesifik yang terjadi hanya terjadi pada saat tertentu seperti upacara ritual budaya setempat.

2.6 Wetland

Wetland adalah sebuah area lahan yang terdiri dari tanah yang telah jenuh air atau sesuatu yang lembab, seperti paya, rawa ataupun tanah berlumpur. Berkaitan dengan kondisi fisik geografi, wetland merupakan 9 lingkungan penghubung antara ekosistem terestrial dengan ekosistem perairan yang berbeda satu sama lain tetapi saling ketergantungan Wikipedia, 2008. Haslam 2003 mengatakan wetland adalah sebuah lahan yang mana jenuh air merupakan faktor dominan yang menyebabkan terbentuknya tanah secara alami hydric soil, jenis vegetasi tertentu serta komunitas hewan hidup di atasnya. Ada beberapa tipe wetland, diantaranya diklasifikasikan berdasarkan sumber airnya. Sumber air wetland dapat dibedakan menjadi dua, 1 berasal dari presipitasi hujan dan hujan salju. Banyak diantara permanent wetland dan semi permanent wetland terisi oleh air hujan ataupun salju yang mencair, 2 barasal dari air tanah. Biasanya wetland yang sumber airnya berasal dari air tanah adalah permanent wetland Iastate Education, 2008 Menurut Wikipedia 2008, wetland dapat diklasifikasikan de dalam tiga kelas, yaitu : • Hydrogeomorphic classes Hydrogeomorphic HGM mengklasifikasikan wetland berdasarkan tiga faktor yang mempengaruhi fungsinya, yaitu posisi pada lanskap geomorphic setting, sumber air hydrology serta aliran dan fluktuasi air hydrodynamics. • Wetland pada lahan kering Wetland pada lahan kering terbentuk karena pengaruh iklim dan faktor- faktor lingkungan lain. Tipe wetland ini bisa berupa fresh water atau saline water, permanen ataupun musiman sementara. Selama musim kering, wetland menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan. • Intertidal wetland Intertidal wetland merupakan wetland yang terbentuk karena pengaruh salinitas dan pergerakan pasang surut. Intertidal wetland dapat bertahan pada kondisi ekstrim seperti saline water pada saat pasang, fresh water pada saat surut dan juga pada saat banjir.

2.7 Konsultan Lanskap

Menurut Gold 1980, pemerintah lokal dan pengembang swasta memiliki tanggung jawab moral yang sama dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencanaan kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial dalam hal pemberian pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut konsultan memiliki kebutuhan berupa : 10 1 Kemampuan profesional, yaitu kompetensi secara teknis, berupa kemampuan dari segi perancangan, dimana kualitas suatu perancangan sebuah perusahaan dapat dilihat melalui proyek yang sudah dikerjakan dan diselesaikannya. 2 Persediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya. 3 Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang memadai untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pakar dan ahli dari disiplin ilmu lainnya dapat dibentuk dalam suatu tim sesuai dengan proyek yang diperlukan. 4 Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai tuntutan muatan kerja. 5 Pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam jenisnya. 6 Hasil kerja yang objektif dan profesional. 7 Sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat sesuai keuntungan yang seimbang dan saling menguntungkan. Kriteria untuk memilih konsultan yang profesional adalah : 1 Pengalaman dan reputasi 2 Latar belakang dari setiap staf yang ada 3 Kemampuan tingkat muatan kerja 4 Ketersediaan pakar ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu 5 Tanggung jawab secara professional 6 Tanggung jawab sosial.

2.8 Manajemen Proyek Lanskap