meskipun ibu mendapatkan informasi dari berbagai sumber baik dari keluarga, teman, ataup media, bukan berarti ibu juga mempunyai pengetahuan yang baik mengenai
ASI. Hal ini disebabkan bahwa informasi yang disampaikan mungkin kurang benar. Tidak hanya itu saja promosi susu formula secara besar-besaran juga ikut
berkontribusi dalam mempengaruhi pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 37 ibu yang tersedia sumber
informasi hanya 5,1 yang memberikan ASI Eksklusif, sedangkan dari 54 ibu yang tidak tersedia sumber informasi hanya 3,7 yang memberikan ASI Eksklusif.
Sehingga, dapat dinyatakan bahwa sumber informasi tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak adanya hubungan antara sumber imformasi dengan
pemberian ASI eksklusif mungkin disebabkan oleh kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif, yang diaplikasikan dengan memberikan
susu formula kepada bayi yang baru lahir oleh tenaga kesehatan.
5.7 Pengaruh Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan Ibu di di wilayah kerja Puskesmas Munte Kabupaten Karo pada penelitian ini mayoritas rendah yaitu sebesar 75,3, dan ibu yang berpengetahuan
tinggi sebesar 24,7. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan ibu untuk dapat menjawab dengan benar semua pertanyaan tentang ASI
eksklusif yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan
baik tentang ASI eksklusif sebagian besar memberikan ASI eksklusif pada bayinya
yaitu sebanyak 3 orang 13,0. Namun ada juga yang tidak memberikan ASI eksklusif karena ibu bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayinya. Ibu yang memiliki pengetahuan rendah tentang ASI eksklusif sebagian besar
tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 69 orang 98,6. Namun ada juga yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 1 orang 1,4. Hal ini disebabkan karena
ketidakmengertian ibu bahwa ASI eksklusif diberikan sampai usia bayi 6 bulan tanpa diberi tambahan makanan lainnya.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p =0,001 α=0,05, dengan demikian
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan memberikan ASI eksklusif. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Susilawati 2005, bahwa pengetahuan ibu
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif belum menjadi gaya hidup keluarga di mana menyusui merupakan cara terbaik dan paling ideal
dalam pemberian makanan bayi baru lahir dan bagian tak terpisahkan dari proses reproduksi.
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif,
maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, maka semakin
sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh
pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai p = 0,043 α
0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Firmansyah dan Mahmudah
2012 menyatakan ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. Penelitian Maya 2012 menyatakan hal yang sama bahwa terdapat pengaruh
pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif. Mengacu kepada tingkatan pengetahuan yang dikemukakan Notoatmodjo
2007, bahwa pengetahuan terdiri dari berbagai tingkatan yaitu tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication, analisis analysis, sintesis
synthesis, dan evaluasi evaluation. Mengacu kepada tingkatan pengetahuan yang disebutkan di atas dapat dijelaskan bahwa Ibu di di wilayah kerja Puskesmas Munte
Kabupaten Karo yang mempunyai tingkatan pengetahuan tinggi tentang tindakan pemberian ASI eksklusif dikelompokan pada tingkatan mengetahui, mampu
memahami, dapat mengaplikasikan, dan mengevaluasi kebaikan dan kepentingan ASI eksklusif. Pengetahuan ibu yang memadai mengenai ASI eksklusif akan
mempengaruhi dan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dengan pengetahuan yang baik maka ibu akan memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya karena ibu tahu manfaat dan pentingya ASI eksklusif bagi bayinya. Berdasarkan teori telah dijelaskan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah individu melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk untuk terbentuknya
perilaku. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan itu dapat diperoleh dengan berbagai cara, baik dari inisiatif ataupun berdasarkan pengalaman ibu itu sendiri yang
didapat atau mendengar sendiri tentang kenyataan atau melalui media komunikasi, seperti radio, televisi, buku, majalah, koran, dan lain-lain dan juga berasal dari orang
lain seperti dari orang terdekat. Selain itu perilaku memberikan ASI eksklusif harus didasari dengan pengetahuan yang tinggi tentang ASI eksklusif, yang mana nantinya
diharapakan ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada anak-anak yang selanjutnaya.
5.8 Pengaruh Sikap ibu tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif