Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori Pudjiadi 2000, mungkin disebabkan karena ketidaktahuan ibu mengenai ASI eksklusif yang ditambah dengan
promosi susu formula yang sangat gencar dilakukan, sehingga dapat menjadi stimulus bagi para ibu untuk lebih memilih memberikan susu formula dibanding ASI. Dan
juga disebabkan karena ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Munte yang ditolong oleh bidan langsung diberi susu formula,dan para ibu menyusuipun tidak
memohonkan kepada bidan penolongnya agar bayinya tidak diberikan susu formula
5.3 Pengaruh Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian tentang variabel pendidikan ditemukan mayoritas ibu memiliki tingkat pendidikan rendah SD, dan SMP yaitu sebanyak 50 orang 53,8,
sedangkan ibu memiliki tingkat pendidikan tinggi SMA dan Sarjana yaitu sebanyak 43 orang 46,2. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk
mendapatkan dan mencerna informasi secara lebih mudah. Akhirnya pemahaman suatu perubahan kondisi akan lebih mudah dipahami dan di internalisasi Videbeck,
2008. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,877
α=0,05, dengan demikian tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan memberikan ASI eksklusif. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Firmansyah Mahmudah 2012 bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI pada bayi.
Uji.
Tingkat pendidikan merupakan merupakan salah satu aspek sosial yang umumnya berpengaruh pada tingkat pendapatan keluarga sebagai faktor ekonomi.
Pendidikan juga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia . semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi ibu memberikan ASI pada bayinya.
Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu
bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan tingkat pendidikan yang rendah Notoatmodjo, 2007.
Namun dalam penelitian ini secara statistik pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hal ini dimungkinkan karena meskipun ibu
memiliki pendidikan tinggi SMA atau Perguruan Tinggi, bukan berarti ibu juga mempunyai pengetahuan yang baik. Karena pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan yang spesifik, yaitu pengetahuan tentang ASI eksklusif. Bukan pengetahuan secara umum. Sehingga belum tentu ibu dengan
pendidikan tinggi mempunyai pengetahuan yang baik juga tentang ASI eksklusif, yang dapat berpengaruh terhadap perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 43 ibu yang memiliki pendidikan tinggi hanya 4,7 yang memberikan ASI Eksklusif, sedangkan dari 50
ibu yang pendidikannya rendah hanya 4,0 yang memberikan ASI Eksklusif. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa pendidikan ibu tidak berhubungan dengan
pemberian ASI eksklusif. Tidak adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif mungkin disebabkan oleh kurangnya dukungan dari tenaga
kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif, yang diaplikasikan dengan memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir oleh tenaga kesehatan.
5.4 Pengaruh Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif