hal yang terbaik bagi bayi. Hal ini didukung
oleh bukti secara alamiah bahwa bayi
yang diberi ASI eksklusif akan lebih
s
ehat.
5.5 Pengaruh Paritas Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil Penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui yang terdapat pada di wilayah kerja Puskesmas Munte Kabupaten Karo didapatkan mayoritas ibu memiliki
jumlah anak multipara sebesar 83,9 sedangkan ibu memiliki jumlah anak primipara 16,1. Menurut Nelson 2005 pengalaman menyusui yang baik akan mendorong
keinginan ibu untuk menyusui kembali pada kelahiran bayi berikutnya. Sebaliknya pengalaman yang buruk akan membuat ibu menjadi trauma untuk mulai menyusui
kembali. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,622
α=0,05, dengan demikian tidak terdapat hubungan antara jumlah anak dengan memberikan ASI eksklusif. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Veronica pada tahun 2011 yang menyatakan tidak ada hubungan jumlah anak dengan pemberian ASI eksklusif.
Kenyataan ini disebabkan ibu tidak pernah mendapatkan informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif yang menyebabkan rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif . Rendahnya pengetahuan ibu mengakibatkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sehingga, dapat disimpulkan jika pengalaman yang tidak
didasari oleh pengetahuan maka tidak akan terjadi perubahan perilaku, terkhusus perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
5.6 Pengaruh Informasi tentang ASI Eksklusif Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Sumber informasi tentang ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Munte Kabupaten Karo pada penelitian ini mayoritas tidak tersedia yaitu sebesar 58,1, dan
yang tersedia sebesar 41,9.Informasi merupakan isi atau pesan yang dibawa atau disampaikan kepada sasaran. Dalam hubungannya dengan kesehatan kita perlu
memilih cara berkomunikasi yang tepat dengan sasaran, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan benar. Pemilihan informasi dan sumber informasi yang baik
merupakan salah satu yang dapat memberikan kontribusi yang positif pada ibu. Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,
738 α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang antara sumber informasi dengan pemberian ASI
eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartin 2011 menyatakan bahwa tidak ada hubungan sumber informasi dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Menurut Notoatmodjo 2007 sumber informasi mempengaruhi pengetahuan baik dari media maupun orang-orang dalam terkaitnya dengan kelompok manusia
memberi kemungkinan untuk dipengaruhi dan memengaruhi anggota-anggota. Seseorang di dalam proses pendidikan juga memperoleh pengetahuan melalui
berbagai macam alat bantu. Alat bantu media akan membantu dalam melakukan penyuluhan,. agar pesan kesehatan dapat disampaikan dengan jelas. Dengan media
orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan khususnya tentang ASI eksklusif. Namun dalam penelitian ini secara statistik sumber informasi yang tersedia
tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hal ini dimungkinkan karena
meskipun ibu mendapatkan informasi dari berbagai sumber baik dari keluarga, teman, ataup media, bukan berarti ibu juga mempunyai pengetahuan yang baik mengenai
ASI. Hal ini disebabkan bahwa informasi yang disampaikan mungkin kurang benar. Tidak hanya itu saja promosi susu formula secara besar-besaran juga ikut
berkontribusi dalam mempengaruhi pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 37 ibu yang tersedia sumber
informasi hanya 5,1 yang memberikan ASI Eksklusif, sedangkan dari 54 ibu yang tidak tersedia sumber informasi hanya 3,7 yang memberikan ASI Eksklusif.
Sehingga, dapat dinyatakan bahwa sumber informasi tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak adanya hubungan antara sumber imformasi dengan
pemberian ASI eksklusif mungkin disebabkan oleh kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif, yang diaplikasikan dengan memberikan
susu formula kepada bayi yang baru lahir oleh tenaga kesehatan.
5.7 Pengaruh Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif