Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi

5.2.1 Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi

Untuk mengukur skala nyeri peneliti menggunakan skala Pain Numerical Rating Scale PNRS yang merupakan pengukuran nyeri dimana responden diminta untuk memberikan angka 1 sampai 10. Nol diartikan tidak ada nyeri sedangkan 10 diartikan nyeri sangat berat. Dari hasil penelitian didapat bahwa, sebagian besar responden menunjukkan intensitas nyeri saat ini berada pada nyeri sedang, intensitas nyeri paling tinggi berada pada nyeri berat, intensitas nyeri paling rendah dan intensitas nyeri paling sering dirasakan berada pada nyeri ringan. Dari hasil penelitian didapat bahwa, nyeri post operasi 24 sampai 72 jam pertama sebagian besar responden menunjukkan intensitas nyeri saat ini berada pada nyeri sedang. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi 2014 tentang intensitas nyeri pasien post operasi di RSUP Dr. Djamin Padang, dimana ditemukan lebih dari setengah responden mengalami intensitas nyeri sedang. Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun berat bagi individu yang mengalaminya. Nyeri post operasi merupakan tindakan bedah yang mengakibatkan terjadinya luka insisi pada prosedur pembedahan. Kejadian, intensitas dan durasi nyeri post operasi berbebeda- beda dari pasien ke pasien, dari operasi ke operasi. Lokasi pembedahan mempunyai efek yang sangat penting yang dapat dirasakan oleh pasien mengalami nyeri post operasi Suza, 2007. Menurut analisa peneliti, sebagian besar responden menunjukkan intensitas nyeri sedang, hal ini terlihat dari respon yang dialami pasien seperti ada keluhan nyeri saat pasien merubah posisi pergerakan, mulai merintih, ada keluhan susah tidur dan aktivitasnya terbatas. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengah responden berusia 26-35 tahun. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Aguspel 2014 dengan hasil penelitiannya didapatkan sebagian besar responden berusia 17-25 tahun dan 26-35 tahun merupakan nyeri sedang. Menurut Potter Perry 2006 usia merupakan variabel penting yang mempengaruh nyeri khususnya pada anak dan orang dewasa, dan Brunner Suddart 2002 mengatakan bahwa semakin tinggi usia maka respon terhadap nyeri semakin menurun. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ani 2014 yang menunjukkan bahwa laki-laki mengalami nyeri sedang. Gill 1990 dalam Potter Perry, 2006 yang mengungkapkan bahwa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan secara signifikan dalam merespon nyeri. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden bersuku batak. Hal ini sama dengan penelitian Pasaribu 2009 setengah dari responden bersuku batak. Menurut Jihan 2009 bahwa suku Batak merupakan suku yang apresiatif dalam mengungkapkan nyeri yang dirasakannya. Gureje Gater 1996 dalam Potter Perry, 2006 mengatakan bahwa keyakinan dan nilai sukubudaya mempengaruhi cara individu menyatakan atau mengekspresikan nyeri.

5.2.2 Perilaku Nyeri Pasien Post Operasi