Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Nyeri

Sumber: Potter Perry, 2006 Menurut Brunner dan Suddart 2002 bahwa individu mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

2.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Nyeri

2.5.2.1 Jenis Kelamin Gill 1990 mengemukakan bahwa secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespons terhadap nyeri, yang lebih mempengaruhi adalah budaya. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin, misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama Potter Perry, 2006. 2.5.2.2 Usia Usia merupakan variabel yang penting dalam merespon nyeri. Seperti cara lansia merespon nyeri dapat berbeda dengan orang yang Interaksi sosial 1. Menghindari percakapan 2. Fokus hanya paa aktivitas untuk menghilangkan nyeri 3. Menghindari kontak sosial 4. Penurunan rentang perhatian Universitas Sumatera Utara berusia lebih muda. Lansia cenderung mengabaikan nyeri dan menahan nyeri yang berat dalam waktu yang lama sebelum melaporkan atau mencari perawatan kesehatan Smeltzer Bare, 2001. 2.5.2.3 Sukubudaya Budaya mempunyai pengaruh bagaimana seseorang berespon terhadap nyeri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zborowski 1969, dalam Niven, 1994, ekspresi perilaku berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lain di satu lingkungan rumah sakit. Perbedaan tersebut dianggap terjadi akibat sikap dan nilai yang dianut oleh kelompok etnik tersebut. 2.5.2.4 Ansietas Menurut Racham dan Philips 1975 ansietas mempunyai efek yang besar terhadap kualitas maupun terhadap intensitas pengalaman nyeri. Ambang batas nyeri berkurang karena adanya peningkatan rasa cemas dan ansietas menyebabkan terjadinya lingkaran yang terus berputar, karena peningkatan ansietas akan mengakibatkan peningkatan sensivitas nyeri Aritonang, 2010. 2.5.2.5 Pasangananggota keluarga Pasangan merupakan sumber yang sangat penting bagi kebutuhan kehidupan sosial pasien dan boleh juga disyaratkan sebagai syarat yang berbeda dan pilihan yang tepat untuk mengekspresikan sebuah perilaku nyeri Fordyce, 1976 dalam Harahap 2007. Pasangan dan anggota keluarga lain sering termasuk dalam pengobatan dan Universitas Sumatera Utara mengajarkan kepada pasien untuk berespon positif pada setiap aktivitas yang dilakukan pasien dan indikasi yang lainya bagi perilaku yang baik. Pasangan mempunyai peran yang kuat bagi peningkatan nyeri pasien Harahap, 2007.

2.5.3 Instrumen Perilaku Nyeri