Perubahan Sikap HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

4.3. Perubahan Sikap

Perubahan sikap merupakan tujuan yang ingin dilihat oleh Peneliti tentang sejauh manakah hubungan terpaan iklan rokok di televisi terhadap perubahan sikap pada mahasiswa FISIP USU angkatan 2015. Adapun perubahan sikap yang ingin dilihat berdasarkan salah satu teori dalam komunikasi pemasaran yakni Teori AIDDA yang mencakup Attention perhatian, Interest minat, Desire hasrat, Decision keputusan,dan Action tindakan. Berikut adalah rincian penjelasan tentang perubahan sikap yang telah diteliti. 1. Attention Perhatian Perhatian merupakan langkah pertama ketika suatu tayangan iklan rokok ditampilkan di televisi. Bagaimana suatu iklan rokok televisi membangkitkan perhatian yang merupakan awal dari komunikasi. Berikut adalah penilaian mengenai ketertarikan responden terhadap tayangan iklan rokok di televisi. Tabel 4.16 Menarik Perhatian Respon Frekuensi Persen Tidak Tertarik 35 38,9 Kurang tertarik 17 18,9 Tertarik 31 34,4 Sangat Tertarik 7 7,8 Total 90 100 Sumber: P.16FC.18 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas tidak tertarik dengan tayangan iklan rokok di televisi. Angka yang diperoleh berjumlah 35 orang 38,9 yang menyatakan tidak tertarik. Angka ini tidak jauh berbeda dengan responden yang tertarik dengan tayangan iklan rokok di televisi yakni berjumlah 31 orang 34,4. Berikutnya yang menyatakan kurang tertarik berjumlah 17 orang 18,9. Namun yang menyatakan sangat tertarik ada 7 orang 7,8. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata banyak penonton yang tidak tertarik dengan tayangan iklan rokok di televisi. Iklan yang cukup menarik lantas membuat perhatian penonton tertarik itu ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Interest Minat Minat merupakan langkah selanjutnya setelah attention perhatian. Peneliti ingin melihat bagaimana minat penonton televisi terhadap produk rokok yang ditawarkan oleh produsen. Berikut adalah pendapat resonden mengenai minat terhadap produk rokok setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Tabel 4.17 Minat Respon Frekuensi Persen Tidak Berminat 56 62,2 Kurang Berminat 11 12,2 Berminat 20 22,2 Sangat Berminat 3 3,3 Total 90 100 Sumber: P.17FC.19 Tabel di atas menunjukkan dari 90 responden, mayoritas menyatakan bahwa tidak berminat terhadap produk rokok yang ditawarkan yakni berjumlah 56 orang 62,2. Angka yang diperoleh ini bebeda jauh dengan yang menyatakan berminat terhadap produk rokok yakni 20 orang 22,2. Sementara yang menyatakan kurang berminat berjumlah 11 orang 12,2. Yang menyatakan sangat berminat hanya ada 3 orang 3,3 dari 90 orang jumlah responden yang ada. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 mayoritas tidak berminat terhadap produk rokok yang ditawarkan dalam tayangan iklan rokok di televisi. Ini membuktikan bahwa iklan rokok di televisis pun belum tentu bisa menarik minat penonton setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. 3. Desire Hasrat Setelah adanya perhatian dan minat, pengiklan memiliki tujuan ingin membangkitkan hasrat terhadap produk yang mereka tawarkan. Dengan membangkitkan hasrat, diharapkan calon konsumen terpengaruh untuk segera mengkonsumsi produk mereka. Begitu juga dengan tujuan dari iklan rokok khusunya yang ditayangkan di televisi. Tampilan iklan rokok dibuat semenarik mungkin untuk membangkitkan hasrat calon konsumen. Berikut pendapat para responden mengenai hasrat setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Membangkitkan Hasrat Respon Frekuensi Persen Tidak Berhasrat 58 64,4 Kurang Berhasrat 7 7,8 Berhasrat 19 21,1 Sangat Berhasrat 6 6,7 Total 90 100,0 Sumber: P.18FC.20 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, 58 orang 64,4 mengungkapkan tidak berhasrat terhadap rokok yang ditawarkan pada tayangan iklan rokok di televisi. 19 orang 21,1 menyatakan mereka berhasrat setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Selebihnya ada 7 orang 7,8 yang menyatakan kurang berhasrat dan 6 orang 6,7 menyatakan sangat berhasrat setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Berdasrakan uraian di atas, dapat dilihat bahwa Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 mayoritas tidak berhasrat terhadap produk rokok walaupun telah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Hanya sebagaian kecil saja yang berhasrat ataupun sangat berhasrat. 4. Decision Pengambilan Keputusan Decision pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan penting untuk mempengaruhi keputusan untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Pengambilan keputusan ini bisa sesuai yang diharapkan produsen rokok untuk segera mengkonsumsi produknya atau pun tidak mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Berikut adalah pendapat para responden mengenai pengaruh pengambilan keputusan setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Tabel 4.19 Pengambilan Keputusan Respon Frekuensi Persen Tidak Terpengaruh 53 58,9 Kurang Terpengaruh 10 11,1 Terpengaruh 22 24,4 SangatTerpengaruh 5 5,6 Total 90 100,0 Sumber: P.19FC.21 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas reponden menyatakan tidak terpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk rokok yang ditawarkan melalui iklan rokok di televisi. Mayoritas responden tersebut ada 53 orang 58,9 tidak terpengaruh. Adapun responden yang menyatakan terpengaruh berjumlah 22 orang 24,4. Namun ada juga responden yang menyatakan kalau mereka merasa kurang terpengaruh yakni 10 orang 11,1 dan yang terkahir menyatakan sangat terpengaruh ada 5 orang 5,6. Berdasarakan uraian di atas, Peneliti dapat melihat bahwa Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 mayoritas tidak terpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk rokok walapun telah menonton iklan rokok di televisi. Dari uraian di atas dapat dibuktikan bahwa iklan rokok yang menarik pun belum tentu bisa mempengaruhi keputusan mayoritas penonton iklan rokok di televisi. 5. Action Tindakan Action tindakan merupakan langkah terakhir yang diharapakan oleh produsen dalam memasarkan produk mereka. Produsen rokok mengharapkan calon konsumennya memilih untuk membeli dan mengkonsumsi rokok seperti yang mereka harapakan. Feedback yang positif adalah tindakan yang diharapkan oleh produsen rokok. Namun tidak semua feedback sesuai yang diharapakan produsen karena feedback yang negatif pun sangat mungkin terjadi. Produsen rokok gencar untuk membuat iklan rokok yang semenarik mungkin. Berikut adalah pilihan tindakan yang dilakukan responden setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Tabel 4.20 Pilihan Tindakan Respon Frekuensi Persen Tidak Merokok 60 66,7 Merokok 30 33,3 Total 90 100 Sumber: P.20FC.22 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas menyatakan bahwa mereka memilih untuk tidak mengkonumsi rokok yakni 60 orang 66,7. Sementara mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 yang memlih untuk mengkonsumsi rokok ada berjumalah 30 orang 33,3. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarakan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa mayoritas Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 memilih untuk tidak merokok walaupun setelah menonton tayangan iklan rokok di televisi. Dari uraian di atas dapat dibuktikan bahwa kekuatan iklan rokok di televisi tidak sepenuhnya bisa mempengaruhi keputusan calon konsumennya agar memilih membeli dan mengkonsumsi rokok yang mereka tawarkan. Keputusan calon konsumen untuk tidak mengkonsumsi rokok diakibatkan mayoritas Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 masih sadar akan bahaya rokok akan kesehatan mereka. 4.4 Analisis Tabel Silang 4.4.1

Dokumen yang terkait

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI PICTORIAL WARNING ROKOK PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP SIKAP UNTUK BERHENTI PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI PICTORIAL WARNING ROKOK PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP SIKAP UNTUK BERHENTI MEROKOK PADA PEROKOK DEWASA DI KOTA YOGYAKAR

0 6 115

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 19

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 2

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 1 6

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 24

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 1

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 16