Universitas Sumatera Utara
Departemen Ilmu Politik berjumlah 9 orang 10. Departemen Antropologi Sosial dan
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial memiliki jumlah yang sama yakni 7 orang 7,8.
4. Frekuensi Menonton Iklan Rokok di Televisi
Tabel 4.4 Frekeunsi Menonton Iklan Rokok
Respon Frekuensi Persen
Jarang 1-2 kali dalam seminggu 29
32,2 Sering 3-4 kali dalam seminggu
23 25,6
Sangat Sering 5-6 kali dalam seminggu 16
17,8 Setiap Hari 7 kali dalam seminggu
22 24,4
Total 90
100,0
Sumber: P.4FC.6
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas koresponden jarang menonton iklan televisi yakni 29 orang 32,2. Berikutnya yang sering menonton iklan televisi 3-4 kali
dalam seminggu berjumlah 23 orang 25,6. Adapun yang setiap hari 7 kali dalam seminggu berjumlah 22 orang 24,4 dan disusul oleh orang yang menonton sangat
sering 5-6 kali dalam seminggu berjumlah 16 orang 17,8 yang menjadi angka terkecil dalam tabel ini. Ini menunjukkan bahwa frekuensi menonton iklan rokok di
televisi oleh Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 bisa dikatakan jarang.
4.3.2. Tayangan Iklan Rokok di Televisi
Tayangan iklan rokok di televisi merupakan salah satu tayangan iklan yang paling sering muncul di televisi. Adapun berbagai cara yang dilakukan oleh pengiklan untuk
menarik perhatian para penonton. Berikut rincian terhadap tayangan iklan rokok di televisi.
1. Kualitas Video
Video merupakan keseluruhan unsur visual yang mendominasi terhadap persepsi dari sebuah pesan yang diiklankan di televisi. Oleh karena itu para pembuat iklan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menggunakannya sebagai konsep utama. Unsur-unsur dari video mencakup semua hal yang terlihat pada layar televisi.
Tabel 4.5 Kualitas Video
Respon Frekuensi Persen
Tidak Baik 13
14,4 Kurang Baik
11 12,2
Baik 46
51,1 Sangat Baik
20 22,2
Total 90
100
Sumber: P.5FC.7
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas koresponden mengatakan kualitas video iklan rokok di televisi baik yakni berjumlah 46 orang 51,1. Adapun
yang mengatakan sangat baik berjumlah 20 orang 20,2. Sedangkan yang mengatakan tidak baik berjumlah 13 orang 14,4 serta disusul pendapat yang mengatakan kurang
baik berjumlah 11 orang 12,2. Berdasarakan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas video iklan rokok di
televisi adalah baik. Hal ini dianggap baik karena video iklan rokok di televisi dinilai baik lebih dari setengah jumlah koresponden.
2. Kualitas Audio
Pendekatan informalnon formal merupakan upaya reinforcement penegasan kembali dalam proses penyebarluasan informasi CSR. Setelah sosialisasi melalui
musyawarah kelompok, penyebarluasan informasi dimaksimalkan kembali dengan komunikasi perorangan. Hal ini dilaksanakan karena padatnya aktivitas masyarakat,
sehingga terdapat beberapa warga yang tidak hadir dalam musyawarah kelompok dan komunikasi perorangan menjadi alternatif agar pelaksanaan CSR dilaksanakan secara
transparan dan mendapat dukungan warga. Berikut penilaian koresponden terhadap kualitas audio.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
][Tabel 4.6 Kualitas Audio
Respon Frekuensi Persen
Tidak Baik 7
7,8 Kurang Baik
13 14,4
Baik 55
61,1 Sangat Baik
13 16,7
Total 90
100
Sumber: P.6FC.8
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 90 responden, mayoritas menyatakan bahwa penyampaian kualitas audio dalam tayangan iklan rokok di televisi baik. Ini dapat dilihat
dari 55 orang 61,1 yang memberikan penilaian baik. Yang menyatakan sangat baik ada 13 orang 16,7. Namun ada juga yang mengatakan kalau kualitas audio kurang
baik yakni 13 orang 14,4 dan mengatakan tidak baik ada berjumlah 7 orang 7,8. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar berpendapat bahwa kualitas audio iklan
rokok dalam tayangan televisi baik walaupun ada sedikit orang yang berpendapat kurang baik.
Dalam audio terdapat beberapa unsur yang bisa membantu audio kedengaran menarik diantaranya musik dan efek suara. Unsur ini biasanya selalu terdengar di setiap
iklan rokok yang ditampilkan di televisi. Berikut pendapat para responden mengenai unsur-unsur audio.
Tabel 4.7 Pemilihan Musik
Sumber: P.7FC.9
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas responden mengatakan bahwa pemilihan musik iklan rokok di televisi sudah sesuai yakni 54 orang
60. 20 orang 22,2 menyatakan bahwa pemilihan musik yang kurang sesuai. Namun ada juga responden yang menyatakan pemilihan musiknya tidak sesuai yakni 8
orang 8,9 dan yang menyatakan sangat sesuai juga berjumlah sama 8 orang 8,9.
Respon Frekuensi
Persen
Tidak Sesuai 8
8,9 Kurang Sesuai
20 22,2
Sesuai 54
60,0 Sangat Sesuai
8 8,9
Total 90
100,0
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa mayoritas reponden Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 setuju jika pemilihan musik pada iklan rokok di televisi sudah
sesuai. Pengiklan produk rokok pasti menginginkan pemilihan musik yang sesuai agar terdengar menarik di telinga penonton televisi.
Setelah keseuaian pemilihan musik, Peneliti ingin melihat bagaimana penilaian para responden mengenai kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok di televisi. Efek
suara merupakan unsur audio yang bisa menghidupkan suasana dalam tayangan iklan rokok di televisi. Berikut penilaian Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 mengenai
kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok di televisi.
Tabel 4.8 Kualitas Efek Suara
Sumber: P.8FC.10
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 reponden, mayoritas menyatakan kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok di televisi sudah baik yakni 68 orang 75,6.
Angka ini cukup jauh dengan penilaian responden yang menyatakan sangat baik yakni 12 orang 12,2. Namun ada 10 orang 11,1 responden yang menyatkan kurang baik dan
hanya ada 1 orang 1,1 yang menilai tidak baik. Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa mayoritas Mahasiswa FISIP
USU Angkatan 2015 lebih setuju memberikan penilaian yang baik terhadap kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok. Dapat diartikan bahwa suasana yang dibuat dalam
tayangan iklan rokok berhasil dihidupkan sehingga penonton tayangan iklan rokok juga turut merasakan suasana yang telah dibuat.
3. TalentModel
Talent merupakan pemeran ataupun tokoh-tokoh yang muncul pada sebuah iklan televisi. Unsur ini cukup vital bagi sebuah iklan televisi. Unsur kostum dan make-up juga
merupakan bagian yang cukup penting dari sebuah talent. Kostum haruslah disesuaikan
Respon Frekuensi
Persen
Tidak Baik 1
1,1 Kurang Baik
10 11,1
Baik 68
75,6 Sangat Baik
11 12,2
Total 90
100,0
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan adegan iklan yang akan diambil oleh talent. Berikut penilaian responden terhadap keseuaian talentmodel iklan rokok dalam tayangan iklan rokok di televisi.
Tabel 4.9 Kesesuaian TalentModel
Respon Frekuensi
Persen
Tidak Sesuai 8
8,9 Kurang Sesuai 14
15,6 Sesuai
53 58,9
Sangat Sesuai 15
16,7 Total
90 100
Sumber: P.9FC.11
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas memandang talentmodel dalam tayangan iklan rokok di televisi sudah sesuai yakni 53 orang 58,9
dan mengatakan sangat sesuai yaitu berjumlah 15 orang 16,7. Namun ada yang bertolak belakang dengan penilaian kurang sesuai yakni 14 orang 15,6 dan
mengatakan tidak sesuai berjumlah 8 orang 8,9 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan talentmodel iklan
rokok dalam tayangan iklan rokok di televisi sudah sesuai. Hal ini dapat memicu ketertarikan penonton terhadap tayangan iklan rokok di televisi.
4. Produk Props Props merupakan produk yang diiklankan pada iklan televisi. Sebuah iklan haruslah
dapat merefleksikan bagian-bagian penting dari produk yang diiklankan. Bagian-bagian tersebut biasanya berupa logo dari produk, kemasan produk, cara penggunaan produk,
dan sebagainya. Walaupun ada juga jenis-jenis iklan yang tidak langsung menunjukkan produknya, seperti iklan produk rokok. Namun ada juga iklan televisi yang hanya sedikit
”menyisipkan” produknya diantara adegan-adegan iklan yang lain. Berikut penilaian
responden terhadap produk rokok dalam tayangan iklan rokok di televisi. Tabel 4.10
Produk Rokok
Respon Frekuensi Persen
Tidak Menarik 25
27,8
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kurang Menarik 11
12,2 Menarik
45 50,0
Sangat Menarik 9
10,0 Total
90 100,0
Sumber: P.10FC.12
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas menganggap produk rokok dalam tayangan iklan rokok di televisi menarik yakni berjumlah 45 orang
50,0 ada yang menilai berbanding terbalik yaitu tidak mearik yakni 25 orang 27,8. Memberikan penilaian kurang menarik berjumlah 11 orang 12,2 dan hanya 9 10,0
orang yang mengatakan sangat menarik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penonton cukup tertarik
dengan produk rokok yang di tawarkan dalam tayangan ikln televisi. Ini bisa menjadi salah satu pemicu penonton untuk mengkonsumsi rokok.
6. Setting Lokasi Setting merupakan lokasi pembuatan suatu iklan televisi. Lokasi ini terbagi dua yaitu
di dalam studio dan di luar studio. Latar belakang suasana yang dibuat dalam proses pembuatan iklan rokok bisa menjadi penarik perhatian penonton untuk menyaksikan
tayangan iklan rokok. Berikut penilaian responden terhadap lokasi yang dibuat dalam penyanangan iklan rokok di televisi.
Tabel 4.11 Lokasi Iklan Rokok di Televisi
Sumber: P.11FC.13
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden mayoritas menilai bahwa pemilihan atau setting lokasi iklan rokok di televisi sudah sesuai yakni 44 orang 48,9.
Namun ada juga yang menilai bahwa pemilihan lokasi kurang sesuai yakni 19 orang 21,1. Responden yang memberikan penilaian tidak sesuai juga cukup banyak yakni 15
Respon Frekuensi
Persen
Tidak Sesuai 15
16,7 Kurang Sesuai
19 21,1
Sesuai 44
48,9 Sangat Sesuai
12 13,3
Total 90
100,0
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
orang 16,7 dan hanya sedikit saja yang mengatakan bahwa lokasi penyangan iklan rokok sangat sesuai yakni 12 orang 13,3.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penonton tayangan iklan rokok di televisi merasa lokasi atau latar belakang iklan rokok di televisi sudah sesuai.
7. Lighting Pencahayaan
Lighting merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan dalam iklan televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan. Efek pencahayaan ini dapat juga digunakan untuk
mempertegas suatu adegan yang muncul dalam iklan televisi. Efek ini juga sering dipakai
untuk memanipulasi sebuah adegan-adegan yang dramatis pada sebuah iklan. Tabel 4.12
Kualitas Pencahayaan
Respon Frekuensi
Persen
Tidak Baik 5
5,6 Kurang Baik
9 10,0
Baik 64
71,1 Sangat Baik
12 13,3
Total 90
100
Sumber: P.12FC.14
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas menyatakan bahwa Lightning atau pencahayaan dalam tayangan iklan rokok di televisi sudah baik. Lebih dari
separuh jumlah responden yang menilai baik yakni 64 orang 71,1 dan yang menilai sangat baik ada 12 orang 13,3. Hanya sedikit responden saja yang memberi penilaian
bertolak belakang yakni yang menyatakan kurang baik ada 9 orang 10, sementara yang menilai tidak baik hanya 5 orang 5,6 saja.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa penonton tayangan iklan rokok di televisi menilai kualitas pencahayaan iklan rokok di televisi sudah baik. Hanya sedikit
responden aja yang menilai pencahayaan iklan rokok kurang baik atau tidak baik. 8.
Graphics Graphics merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan televisi
yang dapat berupa tulisan seperti ilustrasi tagline, info produk, dsb, desain grafis, ataupun ilustrasi foto. Dewasa ini unsur graphics cukup memegang peranan penting
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam sebuah iklan televisi karena didukung oleh perkembangan teknologi multimedia yang cukup pesat. Pacing merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang
ditampilkan dalam sebuah iklan televisi.
Tabel 4.13 Tampilan Grafis
Respon Frekuensi Persen
Tidak Baik 4
4,4 Kurang Baik
9 10,0
Baik 63
70,0 Sangat Baik
14 15,6
Total 90
100
Sumber: P.13FC.15
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas responden menilai bahwa tampilan grafis iklan rokok di televisi sudah baik yakni 63 orang 70. 14 orang
15,6 mengatakan sudah sangat baik. Sementara yang menilai kurang baik ada 9 orang 10 dan tidak baik hanya 4 orang 4,4 saja.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tampilan grafis iklan rokok di televisi sudah cukup baik dan bisa menarik perhatian penonton dengan tampilan grafis
iklan rokok di televisi yang sudah baik. 9.
Pacing Durasi Pacing mendeskripsikan seberapa cepat atau seberapa lambat sebuah adegan iklan
itu berlangsung. Ada beberapa pesan dari iklan televisi yang lebih bagus menggunakan pacingyang lambat. Namun ada juga yang malah jauh lebih baik ditampilkan dengan
pacing yang cepat Tabel 4.14
Durasi Iklan
Respon Frekuensi Persen
Tidak Cukup 2
2,2 Kurang Cukup
8 8,9
Cukup 63
70,0 Sangat Cukup
17 18,9
Total 90
100
Sumber: P.14FC.16
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas menyatakan bahwa durasi penayangan iklan rokok di televisi sudah cukup. Sebanyak 63 orang 70
menyatakan cukup dan 17 orang 18,9 menyatakan sangat cukup. Namun hanya ada sedikit responden saja yang memberi penilaina berbanding terbalik mengenai durasi
penayangan iklan rokok yaitu menyatakan kurang cukup berjumlah 8 orang 8,9 dan menyatakan tidak cukup hanya ada 2 orang 2,2.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penonton merasa durasi penayangan iklan rokok di televisi sudah cukup. Sehingga hal ini dianggap sudah
dilakukan dengan tepat oleh pengiklan rokok di televisi. 10. Pesan
Keberhasilan pengiklan rokok di televisi dapat dilihat dari bagaiaman suatu pesan yang disampaikan oleh pengiklan dapat di terima oleh calon konsumen. Penyampaian
pesan merupakan salah satu cara produsen untuk mempengaruhi calon koncumen untuk mengkonumsi produk mereka. Berikut adalah penilaian responden terhadap pesan yang
disampaikan dalam tayangan iklan rokok di televisi.
Tabel 4.15 Pesan
Respon Frekuensi Persen
Tidak Menarik 15
16,7 Kurang Menarik
16 17,8
Menarik 45
50,0 Sangat Menarik
14 15,6
Total 90
100
Sumber: P.15FC.17
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas menilai bahwa pesan yang disampaikan dalam tayangan iklan rokok di televisi menarik. Sebanyak 45
orang 50 yang menyatakan menarik. Tetapi yang menyatakan kurang menarik ada 16 orang 17,8 dan tidak menarik ada 15 orang 16,7. Namun tetap ada yang
menyatakan bahwa pesan yang disampaikan dalam tayangan iklan rokok di televisi sudah sangat menarik yakni 14 orang 15,6.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan yang disampikan dalam tayangan iklan rokok di televisi cukup menarik bagi penonton tayangan iklan rokok di
televisi. Sehingga cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh pengiklan rokok di televisi sudah bisa dikatakan tepat sasaran karena tujuan utama dari adanya iklan adalah
pesan-pesan yang hendak ingin disampaikan oleh para pengiklan atau produsen.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.3. Perubahan Sikap