Universitas Sumatera Utara
perubahan sikap merokok Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 untuk mengkonsumsi rokok.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan selama penelitian, peneliti melihat pada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Saran ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif demi kebaikan
bersama. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :
5.2.1 Saran dari Responden Penelitian
1. Tayangan iklan rokok di televisi sudah memiliki tampilan baik dan menarik, namun
mayoritas reponden menyatakan agar jam dan kuantitas tayangnya dapat dikurangi agar tidak terlalu sering muncul di televisi. Responden melihat bahwa masih ada beberapa
tayangan iklan rokok yang melanggar ketentuan jam tayang iklan rokok yang berlaku. Mereka meminta supaya ada tindakan tegas dari pemerintah dalam hal ini Komisi
Penyiaran Indonesia untuk memberikan teguran. 2.
Responden sering merasa bahwa produk yang ditawarkan dan tayangan iklan rokok yang ditampilkan terkesan tidak memiliki kaitan. Seharusnya produsen rokok meperhatikan hal
seperti ini. 3.
Mayoritas responden menyatakan bahwa bahaya mengenai rokok seharusnya ditampilkan dalam tayangan iklan rokok agar anak-anak remaja tidak terpengaruh. Mengingat
banyaknya generasi muda yang mengkonsumsi rokok, mensosialisasikan tentang bahaya merokok juga perlu. Responden mengharapkan pengusaha rokok tidak hanya memikirkan
keuntungan tetapi juga memikirikan masa depan bangsa.
5.2.2 Saran dalam Kaitan Akademis
Adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan mahasiswa khususnya dalam bidang ilmu komunikasi dapat melanjutkan penelitian sejenis dengan sudut pandang yang berbeda dan mendapatkan kesimpulan
yang akan memperkaya khasanah penelitian di bidang ilmu komunikasi khususnya penelitian mengenai tayangan iklan rokok di televisi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Saran dalam Kaitan Praktis
1. Tayangan iklan rokok di televisi sudah memiliki tampilan yang baik. Begitu juga dengan backsound
iklan rokok juga tidak kalah menarik. Banyak perubahan yang dilakukan daripada tayangan iklan rokok yang sebelumnya. Namun tema yang diangkat masih sering dianggap kontroversial yaitu gaya
hidup hedonisme yang ditampilkan dalam tayangan iklan rokok di televisi. generasi muda khususnya remaja sangat mudah terpengaruh akan hal-hal yang berbau kemewahan mengingat masa remaja
adalah masa pencarian jatidiri dan cenderung meniru apa yang mereka lihat. Ada juga yang menampilkan bahwa seolah-olah andrenalin akan terpacu setelah mengkonsumsi rokok. Produsen
rokok seharusnya menampilkan efek yang nyata setelah mengkonsumsi rokok. 2.
Jam tayang iklan rokok seharusnya lebih diperhatikan. Produk rokok yang ditujukan buat usia 18 tahun ke atas harus ditayangkan pada waktu yang tepat seperti pada jam 10 malam ke atas sesuai
dengan peraturan yang sudah dibuat pemerintah. Masih sering dijumpai bahwa iklan rokok di televisi tayang dibawah jam 10 malam yang pastinya sudah melanggar ketentuan yang berlaku. Pihak
produsen rokok dan pihak televisi baiknya memperhatikan ketentuan yang berlaku. 3.
Iklan rokok di televisi tidak hanya dijumpai dalam tayangan jeda suatu acara, namun sering sekali dijumpai dalam tayangan olahraga yang disponsori oleh pihak produsen rokok. Memang memiliki
tujuan untuk memasarkan produk mereka dan bisa dikatakan sebagai salah satu program CSR perusahaan rokok. Hanya terlihat cukup janggal ketika produk rokok yang bisa merusak kesehatan
malah mendukung kegiatan olahraga. Sah saja ketika suatu perusahaan mendukung suatu program terutama program olahraga seperti sepakbola, bulutangkis, dan voli yang cukup populer di Indonesia.
Baiknya tayangan iklan rokok dalam suatu acara olahraga di televisi dikurangi kuantitas tayangnya karena tetap saja dapat mempengaruhi penonton terutama penonton remaja. Kembali lagi kalau
pemerintah dalam hal ini Komisi Penyiaran Indonesia memberikan batasan yang jelas dan tegas.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS