37
3.2.1 Giri
Sebagaimana telah dikemukakan Ruth Benedict sebelumnya, bahwa giri adalah hutang budi seseorang kepada orang lain yang harus dibayar. Hutang budi
itu bukan hanya anak terhadap orang tuanya, namun meliputi seluruh perbuatan yang telah diterima dari orang lain, sehingga perbuatan tersebut harus dibayar
dalam jangka waktu tertentu. Nilai moral giri tersebut dapat dilihat dari : Cuplikan I
Buku 3 kisah 16, hal 168-169 Uru:
“Ya? Jangan-jangan kamu tersesat,” Katou: “Ah…i…iya…
Uru: “ Sudah kuduga” berbicara dalam hati
“Kau mau kemana?Kalau aku tahu tempatnya, mungkin aku bisa memberitahumu jalan ke sana.”
Katou: “A…Anu… ke Nishimachi.” Uru:
“ Dari sini kamu bisa sampai ke Nishimachi dengan sekitar 15 menit naik Bus. Kalau kamu jalan sedikit lagi, nanti ada halte bis
dari sana, kamu bisa…” “…?”
Ichirou: “Hei, bocah. Masuk dan minumlah air buatanku.” Uru:
“Eh… kok main perintah…? Terus masa’ Cuma air sih?”
Universitas Sumatera Utara
38
Ichirou: “Iya… Nah, Ayo” Hal 173
Uru: “Kok nangis siih Kenapa?” berbicara dalam hati
“Ma… ma…maaaaaafApa aku sudah mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaanmu?”
Katou: “Bu… bukan…Aku bukan lagi disuruh ibu.Aku ingin ke Nishimachi.Tapi aku tersesat waktu naik bis. Uang yang
kutabung untuk pergi ke nishimachi hilang semua…” Hal 183-184
Katou: “ Aku ingin pergi ke Nishimachi. Tolong beritahu aku jalan ke sana”
Ichirou: “Nih. Ini peta sampai ke halte bus.Maaf, ya nulisnya di belakang bon pesanan.”
Shindou: “Ichirou.untuk sampai ke Nishimachi 1000 yen sudah cukup atau masih kurang?”
Ichirou: “Sudah cukup, kok.” Shindou: “Hei, bocah Keluargamu ada 4 orang, ya?
Katou: “Eh… iya…” Shindou: “Takamura
Uru: “ Eh, iya?
Universitas Sumatera Utara
39
Shindou: “Siapkan 4 potong menu spesial kita hari ini untuk dibawa pulang. Tolong, ya”
Uru: “Iya”
Katou: “Aku pasti mengembalikan uangnya, sekalian membayar harga cake-nya”
Ichirou: “Sudahlah. Nggak apa-apa. Buku 11 kisah 57, hal 70-73
Katou: “Selamat Siang.. a.. anu…”
Uru: “Anu… Lihat… Ichirou-kun… itu..kan… Anak
berkacamata yang waktu itu tersesat.Wah, lama enggak ketemu ya.”
Manajer: “Eh, semuanya kenal ya?”
Uru: “Waktu manajer sedang enggak ada, anak ini tersesat
sampai kesini.” Manajer:
“Waktu aku enggak ada, kalianenggak Cuma mendapat pelanggan tapi juga merebut hati anak yang tersesat? Aku
bahagia sekali” Shindou:
“Waktu itu kamu berhasil pergi ke rumah ibumu tanpa tersesat?”
Katou: “Ah Iya Aku baik-baik saja”
Shindou: “ Oh, begitu…syukurlah.”
Katou: “ Anu…aku mau mengembalikan uang yang kupinjam
waktu itu. Uang pembayaran kuenya juga… Di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
40
ada uang 2000 yen.Anu, sisanya yang masih kurang akan kubayar nanti.”
Shindou: “Uang ini..”
Katou menyerahkan amplop uang kepada Shindou
Katou: “Tidak apa-apa kok.
“ Uang ini aku kumpulkan dari uang
jajanku.Karena perlu waktu lama untuk mengumpulkannya aku baru bisa datang sekarang.”
Shindou: “..Iya, uangnya aku terima.”
Anu... terima kasih banyak”
Giriterlihat pada cerita ini yaitu di dalam buku 3, ketika Uru, Ichirou, dan Sindou membantu Katou yang kehilangan uangnya dan tersesat di depan Café
Bonheur. Mereka memberikan kebaikan dengan memberikan uang, kue, dan petunjuk arah.Hal ini membuat Katou sangat berterimakasih dan berhutang budi
kepada mereka, dalam hal ini, Katou menanggung giri terhadap mereka. Sehingga dalam buku 11, dia kembali dan berusaha untuk membalas giri yang telah
diterimanya dengan berusaha kembali membayar uang yang telah diberikan kepadanya, hal ini dapat dilihat dari kalimat: “ Anu…aku mau mengembalikan
uang yang kupinjam waktu itu. Uang pembayaran kuenya juga… Di dalamnya ada uang 2000 yen. Anu, sisanya yang masih kurang akan kubayar nanti.”.Untuk
membayar giri tersebut dia membutuhkan waktu yang agak lama dikarenakan dia berusaha untuk membayarnya dengan uang yang dikumpulkan sendiri. Hal ini
dapat dilihat dari cuplikan: Uang ini aku kumpulkan dari uang jajanku. Karena perlu waktu lama untuk mengumpulkannya aku baru bisa datang
Universitas Sumatera Utara
41
sekarang. Perilaku dan perkataan Katou dalam kisah ini menunjukkan bahwa dia
menanggung giri terhadap dunia, sesuai dengan konsep giri yang dikemukakan Ruth Benendict 1982:125 bahwa giri terhadap dunia adalah suatu kewajiban
untuk membayar kembali kebaikan-kebaikan, maka Katou berusaha untuk membayar kembalikebaikan yang diterimanya kepada penolongnya, walaupun
penolongnya tidak mengharapkannya kembali.
Cuplikan II Buku 10 kisah 51, hal 117
Direktur Sakuraba: “Riset untuk mencari kue buat honey tercinta, ya? Uru:
“Ho..Honey?” Direktur Sakuraba: “Wah, salah, ya?”
Uru: “Iya…Aku sedang mencari kue baru di tempat
kerjaku.” Direktur Sakuraba: “Kue baru? Kamu sepertinya masih muda.Apa
kamu ini patissier?” Uru:
“Ah, bukan Aku masih SMU.Aku cuma kerja sambilan di kafe.”
“Orang ini… sikap dan kata-katanya tidak seperti orang Jepang… Bilang ‘Honey segala’.”
Berbicara dalam hati
Universitas Sumatera Utara
42
Direktur Sakuraba: “Ini, untukmu.” Uru:
“Eh? …ini…” Direktur Sakuraba: “Sweet potato dalam adonan tarte. Lalu diatasnya
marron cream.Ganache dari chestnutrasanya pahit jadi akan menyeimbangkan rasa manisnya.”
“ Kalau mau, untukmu saja. Mau tidak memakai idenya?”
Uru: “Ti…tidak usah Jangan-jangan ini ide yang mau
dipakai untuk pekerjaan anda, ya” Direktur Sakuraba: “Tidak. Aku cuma ingin makan kue seperti ini.Jadi
kugambar.” Buku 12 kisah 64, hal 150-153
Direktur Sakuraba: “Aku mau cake dari menu barunya.” Uru:
“Baik. Air, air…” Manajer:
“Tahu ‘Blossom’ nggak?” berbisik Shindou:
“Toko kue ala barat itu ‘kan?” Manajer:
“… dia itu direkturnya.” Uru:
“Di… direktur…? Ichirou:
“…ah… chain store yang tokonya ada diman-mana itu, ya…? Di depan stasiun tokonya gede banget.”
Universitas Sumatera Utara
43
Uru: “Be…begitu ya…?”
Manajer: “Direktur perusahaan itu ada urusan apa dengan
kafe kita? Uru:
“Si… silahkan airnya. Maaf lama menunggu,” uru meberikan air dan cake
Direktur Sakuraba: “Aku makan ya, ... ternyata begini.” direktur Sakuraba memakan cakenya.
“Tamunya banyak, rasanya enak… juga popular. Kalau orang tahu bahwa toko ini mencuri ide orang
lain untuk membuat kuenya, bagaimana jadinya, ya? Hei, Uru-chan?”
Shindou: “…Dengarkan kata-kata saya. Dia dan juga kami
semua mengakui kebaikan anda” Direktur Sakuraba: “Memang kita tidak membuat perjanjian apapun.
Tapi aku berubah pikiran… walaupun tidak benar, menurutmu siapa yang akan lebih dipercayai
orang? Chain Store yang sudah lama berdiri, atau sebuah kafe di kota?
Buku 13 kisah 66, hal 16-17
Universitas Sumatera Utara
44
Uru:
“Membereskan masalah… ge…gede amat kantor pusat Blossom ini Hii Aku nggak mau kalah”
“Aku pergi dulu Dipikir seperti apapun juga, akulah yang bersalah. Makanya… makanya akulah
yang harus membereskan masalah ini.”
“Pe… permisi…” Apa direktur Sakuraba Mitsuaki di tempat?”
Resepsionis: “Mohon maaf, apa anda punya janji untuk bertemu
beliau hari ini” Hal 27
Uru: “Sebenarnya dia orang baik atau jahat, ya… aku
nggak ngerti, deh…”
“…Begini… masalah cake itu…” “Nggak peduli dia orang baik atau jahat. Hanya
kulakukan apa yang kubisa
Direktur Sakuraba: “… Ooh… Kamu disuruh pemilik toko?” Uru:
“Bukan begitu” Direktur Sakuraba: “…Aku nggak keberatan menutup mata untuk
masalah itu.Toh… itu hanya untuk menghabiskan waktu luangku saja. Soal itu sama sekali nggak ada
pengaruhnya buatku.
Universitas Sumatera Utara
45
hal 58 Uru:
“Aku pulang sekarang.” Direktur Sakuraba: “..?... … masih bingung karena baru terbangun
Uru: “Dia masih belum sadar benar dari tidurnya…?
gumam Uru dalam hati “ Ini kembalian yang waktu itu”
Direktur Sakuraba: “ Kalau enggak salah, soal cake itu… aku enggak ingat kalau aku nggak lagi mempermasalahkan soal
itu.” Uru:
“… ‘biarpun aku menutup mata soal itu, itu hanya untuk menghabiskan waktu luangku saja… Soal itu
nggak ada pengaruhnya buatku’… anda sendiri yang barusan bilang begitu.”
Direktur Sakuraba: “…Aku berubah pikiran. Misalnya aku bilang begitu? Suasana tiba-tiba hening
Uru:
“ Kalau dipikir baik-baik, pak Sakuraba bilang kue di toko kami enak. Makanya sepertinya anda bukan
orang jahat.” “Aku akan kembali berapa kalipun, sampai anda
mau membiarkan masalah itu Aku akan terus datang tanpa bosan.
Universitas Sumatera Utara
46
Sewaktu Uru pergi ke perpustakaan untuk mencari ide untuk menu baru cake, dia bertemu direktur Sakuraba yang memberikan ide menu cake kepada Uru
dan menerimanya dengan senang hati.Namun ternyata setelah cake tersebut masuk ke dalam menu tetap kafe Bonheur, direktur Sakuraba datang ke café dan
menuduh bahwa menu tersebut merupakan hasil curian.Uru yang tidak terima namanya serta kafe Bonheur tempat dia bekerja tercemar. Akhirnya mendatangi
Direktur Sakuraba, ini tercermin dari cuplikan:“Aku pergi dulu Dipikir seperti apapun juga, akulah yang bersalah. Makanya… makanya akulah yang harus
membereskan masalah ini.”dan juga cuplikan: “Nggak peduli dia orang baik atau jahat. Hanya kulakukan apa yang kubisa
Sesuai dengan konsep Ruth Benedict,Uru yang menanggung giri terhadap nama yaitu terhadap kafe Bonheur, kemudian dia melakukan pengembalian giri
dengan cara bertanggung jawab membersihkan nama kafe Bonheur, dia bersikeras kepada Direktur Sakuraba agar tidak memperpanjang masalah penuduhan
tersebut, hal ini dapat dilihat dari cuplikan: Dari cuplikan-cuplikan di atas dapat
dilihat Uru merasa bertanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan, sehingga dia merasa giri terhadap kafe Bonheur, dalam hal ini Uru menanggung Giri
terhadap nama.
“Aku akan kembali berapa kalipun, sampai anda mau membiarkan masalah itu Aku akan terus datang tanpa
bosan.
Cuplikan III Cuplikan tersebut menunjukkan tekad Uru untuk membersihkan reputasi
café Bonheur.
Buku 10 kisah49, hal 38-40
Universitas Sumatera Utara
47
Manajer: “U… uru berlatih untuk menjadi istreri?”
Uru: “ Ah, tidak. Bukan begitu. Suatu saat nanti aku akan
menyukai seseorang. Jadi sekarang aku mau berlatih membuat kue buatan sendiri.”
“ …Aku tahu… aku orangnya tidak terampil. Kalau kalian bertiga, kapanpun bisa jadi isteri yang baik
Manajer: “Bagaimana kalau Satsuki-kun Shindou yang mengajari
Uru-chan rahasia membuat kue? Uru:
wah? Rahasia membuatkue?Tolong ajari aku” Shindou:
“…Apa kamu siap?” Uru:
“IYA SIAP Tidak perlu sampai bisa membuat kue sehebat kalian berdua… tapi setidaknya aku bisa membuat
kue seperti kebanyakan orang.” Manajer:
“Setelah kafe tutup, aku akan mengajarimu” Ichirou:
“Aku juga akan mengajarimu.” Hal 60
Manajer: “Waah cantik sekali Uru-chan Setelah kami tidur, Uru
memanggangnya sendirian, ya? Maaf ya, aku ketiduran Uru:
“Tidak, tidak. Terimakasih atas bantuannya. “
Universitas Sumatera Utara
48
“Karena itu, aku sebisa mungkin membuat kue untuk teman-teman, maukah kalian menerimanya? Sebagai rasa
terima kasihku.Ini untuk kalian bertiga.A… aku ingin kalian menerimanya.
”
Uru yang ingin menjadi istri yang baik, sedang belajar untuk memasak kue, dia menceritakan hal ini kepada manajer, Shindou dan Ichirou.Kemudian
ketiga orang ini menawarkan bantuan untuk mengajari Uru. Atas kebaikan mereka telah mengajari dirinya, Uru memberikan kue sebagai rasa terima kasih, padahal
teman-temannya yang mengajarinya tanpa meminta balasan, namun Uru secara pribadi merasa menanggung giri terhadap mereka, yaitu giri terhadap dunia
Benedict, 1982:141, sehingga dia berusaha mengembalikan giri tersebut kepada teman-temannya, ini dapat dilihat dalam: “Karena itu, aku sebisa mungkin
membuat kue untuk teman-teman, maukah kalian menerimanya? Sebagai rasa terima kasihku.Ini untuk kalian bertiga.A… aku ingin kalian menerimanya.
”Hal ini menunjukkan kewajiban Uru untuk membayar hutang budi kepada orang yang
membantunya, Uru membayarnya dengan memberikan kue buatannya sendiri kepada teman-teman yang telah menolong mengajarinya memasak.
3.2.2 Ninjou