25
Dalam bidang moral, kerendahan hati tidak hanya berarti bahwa kita sadar akan keterbatasan “kebaikan” kita, melainkan juga kita sadar bahwa kemampuan
kita untuk memberikan penilaian moral itu terbatas. Dengan rendah hati, kita benar-benar bersedia untuk memperhatikan dan menanggapi setiap pendapat
lawan, bahkan untuk seperlunya, kita harus mengubah pendapat kita sendiri. Kerendahan hati tidak bertentangan dengan keberanian moral.Tanpa
kerendahan hati, keberanian moral mudah menjadi kesombongan, kita tidak rela memperhatikan orang lain, atau bahkan sebenarnya kita takut dan tidak berani
membuka diri. Orang yang rendah hati sering menunjukkan daya tahan yang paling besar,
apabila benar-benar diberikan perlawanan.Orang yang rendah hati tidak merasa bahwa dirinya terlalu penting.
2.3.2 Semiotik Sastra
Semiotik berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti tanda.Semiotik Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda, ilmu ini menganggap bahwa
fenomena masyarakat sosial dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Dalam pengertian yang lebih luas, sebagai teori, semiotika berarti studi sistematis
mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya dan apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia.
Kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda, dengan perantaraan tanda-tanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.Sebagai ilmu, semiotika
berfungsi untuk mengungkapkan secara ilmiah keseluruhan tanda dalam kehidupan manusia, baik tanda verbal maupun nonverbal.Penelitian menggunakan
Universitas Sumatera Utara
26
teori juga dapat mengarahkan hubungan teks sastra dengan pembaca.Tanda yang dapat pada karya sastra menghubungkan antara penulis, karya sastra dan
pembaca.Dalam hubungan ini teks sastra adalah sarana komunikasi sastra antara pengarang dengan pembacanya. Jika pengarang dalam merefleksikan karya
menggunakan kode atau tanda tertentu yang mudah dipahami oleh pembaca, maka karya tersebut akan mudah dipahami, tetapi sebaliknya jika tanda yang digunakan
pengarang masih asing bagi pembaca, maka karya sastra tersebut akan sulit dipahami. Pada saat menggunakan kode tertentu kadang-kadang justru timbul
makna baru. Menurut Preminger dalam Pradopo 2001:73 bahwa penerangan itu
memandang bahwa studi sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah sistem tanda-tanda. Oleh karena itu penelitian harus menentukan konvensi-konvensi apa
yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna.Dalam menganalisis karya sastra, peneliti harus menganalisis tanda itu dan menentukan konvensi apa yang
memungkinkan tanda-tanda atau struktur tanda yang menunjukkan sastra itu
mempunyai makna.
2.4 Konsep Giri dan Ninjou serta Aplikasinya dalam Kehidupan
Masyarakat Jepang 2.4.1 Giri
Kata girimempunyai bermacam-macam arti. Dilihat dari huruf kanjinya 義 理 giriterdiri dari dua karakter kanji yaitu gi 義 yang memiliki arti
“keadilan”, “kewajiban”, atau “perasaan terhormat”, dan ri 理 yang memiliki arti “logika”, atau “teori”. Apabila digabungkan kata giriberarti rasa tanggung
Universitas Sumatera Utara