Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Subyek Penelitian Teknik Sampling Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

commit to user 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan desain penelitian Pretest and Posttest Control Group Design Pratikya, 2008.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 31 Mei sampai dengan tanggal 28 Juni 2010 di Laboratorium Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah tikus putih Rattus norvegicus, jantan, strain Wistar, usia kurang lebih 3 bulan dengan berat badan ± 200 gram.

D. Teknik Sampling

Pemilihan sampel dipilih secara random sederhana simple random sampling dengan pengundian dan besar sampel sebanyak 24 ekor, yang dibagi dalam empat kelompok satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Adapun cara perhitungan besar sampel yang dibutuhkan dengan rumus Federer, sebagai berikut Arkerman, 2006 : Rumus Federer : n‐1 t‐1 15 commit to user 20 Ket : n = jumlah tikus per kelompok t = jumlah kelompok n-1 t-1 15 Æ t = 4 n-1 4-1 15 n-1 3 15 3n-3 15 Æ 3n 18 Æ n = 6 ekor Dengan dasar ini, didapatkan jumlah tikus putih per kelompok adalah 6 ekor. Namun, untuk mengantisipasi jika terdapat tikus yang mati di tengah percobaan berlangsung, maka peneliti menyediakan 32 ekor tikus dengan 8 ekor tikus sebagai cadangan.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Dosis klorofil Alfalfa Medicago sativa L. 2. Variabel Terikat : Kadar LDL pada tikus putih Rattus norvegicus 3. Variabel Perancu a. Terkendali 1 Makanan dan minuman 2 Karakteristik tikus putih Rattus norvegicus : galurstrain, umur, jenis kelamin, dan berat badan b. Tidak Terkendali 1 Kondisi psikologis tikus dipengaruhi lingkungan sekitar 2 Faktor internal penyakit hati, stres, fungsi organ dalam tikus commit to user 21

F. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas Dosis Klorofil Klorofil yang digunakan dalam penelitian berbentuk serbuk Klorofil dari tumbuhan Alfalfa Medicago sativa L., diperoleh dari High Valley Manufacturing Sdn. Bhd., Selangor, Malaysia. Klorofil diberikan pada subyek penelitian dengan mencampurkan serbuk klorofil dengan air dan diberikan per oral secara sonde lambung. Dosis klorofil untuk terapi adalah 100 mgkg BBhari Limantara, 2009. Faktor konversi manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus putih dengan berat badan 200 gr adalah 0,018 Suhardjono, 1995; lihat Lampiran A, sehingga dosis satu kali pemberian klorofil pada tikus adalah 0,018 x 100 = 1,8 mg200 gr BB tikus. Selanjutnya untuk mengetahui dosis yang efektif dalam penurunan kadar kolesterol darah, tikus putih dikelompokkan ke dalam empat kelompok perlakuan, sebagai berikut : Kelompok I : Dosis 0 mg kelmpok kontrol Kelompok II : Dosis 1,8 mg200 gr BBhari Dosis 1x Kelompok III : Dosis 2,7 mg200 gr BBhari Dosis 1,5x Kelompok IV : Dosis 3,6 mg200 gr BBhari Dosis 2x Skala pengukuran variabel menggunakan skala ordinal. commit to user 22 2. Variabel Terikat Kadar Low Density Lipoprotein LDL Kadar LDL darah hewan uji diukur dengan alat spectrophotometer, dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah pemberian perlakuan setelah subyek dipuasakan selama 12 jam dengan satuan mgdl. Pengukuran dilakukan dengan mengambil darah tikus melalui sinus orbitalis dengan pipa mikrohematokrit lalu ditampung dalam tabung sentrifuge. Darah dipusingkan selama 10-15 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga didapatkan serum darah untuk diperiksa kadar LDL darahnya. Sampel serum 10 µL ditambah reagen R1 1000 µL sebagai larutan standar, diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 Celcius. Kemudian dibandingkan dengan larutan blanko kit-Reagen 1000 µL dicampur dengan 10 µL aquades. Warna hasil antara sampel dan reagen diperiksa absorbansinya dengan spectrophotometer stardust pada panjang gelombang 546 nm, kemudian dibandingkan dengan warna reagent blanko. Lalu hasil absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 546 nm dalam waktu kurang dari 60 menit. Proses pengukuran kadar kolesterol LDL darah dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta. Skala pengukuran variabel menggunakan skala rasio. commit to user 23 3. Variabel Terkendali a. Pakan Pakan yang digunakan ada dua macam : 1 Pakan Hiperkolesterolemia Pakan yang terbuat dari campuran 5 ml kuning telur itik, 10 ml minyak babi, 1 ml minyak kelapa, dan 0,1 gram serbuk kolesterol Phyto Medica, 1993. Pakan hiperkolesterolemik diberikan sebanyak 2,5 ml. Hal ini memenuhi syarat dari volume oral maksimum tikus putih yaitu sebesar 5 ml Lampiran B. Pakan hiperkolesterolemik diberikan setelah masa adaptasi selama 7 hari dan juga pada masa perlakuan dengan klorofil selama 21 hari. Pemberian pakan hiperkolesterolemik sebanyak dua kali sehari secara oral menggunakan sonde lambung. 2 Pakan BiasaStandar Pakan yang digunakan adalah pakan buatan yang berupa pelet BR-2 yang diproduksi oleh PT. Sentral Proteinaprima, Surabaya. b. Minuman Minuman yang diberikan diperoleh dari air PDAM. Air minum tersebut dicampur dengan PTU sehingga didapatkan konsentrasi PTU 0,01 dan diberikan secara ad libitum Midian, 1993. commit to user 24 c. Faktor Genetik Faktor genetikgalur yang dimaksud di sini adalah faktor genetik Rattus norvegicus . Hal ini diatasi dengan pemilihan subyek penelitian yang berasal dari galur yang sama galur Wistar dan menggunakan sistem randomisasi sehingga diharapkan distribusi dari faktor genetik ini merata pada tiap kelompok penelitian. d. Umur, Jenis Kelamin dan Berat Badan Umur merupakan variabel perancu yang dapat dikendalikan dengan cara digunakan tikus putih Rattus norvegicus berumur 3 bulan untuk membuat sampel homogen dan menghindari peningkatan kolesterol LDL darah karena faktor umur. Penelitian ini menggunakan tikus putih Rattus norvegicus jantan supaya sampel bersifat homogen serta menghindari adanya pengaruh hormon esterogen. Hormon esterogen pada tikus betina dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total darah. Berat badan akan mempengaruhi dosis klorofil yang digunakan. Berat badan dapat dikendalikan dengan cara menggunakan tikus putih Rattus norvegicus yang beratnya berkisar antara 189-210 gram tabel 2. 4. Variabel Tidak Terkendali a. Kondisi Psikologis Tikus Kondisi psikologis tikus dapat dipengaruhi oleh pemberian klorofil melalui sonde oral yang berulang dan imobilisasi tikus. Pengaruh ini commit to user 25 dapat dikurangi dengan adanya waktu adaptasi sebelum percobaan dan pemisahan subyek penelitian dalam kandang yang terpisah, di mana satu kelompok perlakuan diberi satu kandang. b. Hormon dan Penyakit Hati Penyakit hati dapat menimbulkan kelainan pada kadar kolesterol. Penyakit hati dan faktor hormonal pada tikus merupakan variabel yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan karena sulitnya pendeteksian dini dan membutuhkan pemeriksaan yang membutuhkan biaya besar. Namun, untuk mengurangi pengaruh faktor penyakit hati dapat dipilih tikus yang sehat dan aktif. commit to user 26

G. Rancangan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica papaya l.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL Low Density Lipoprotein (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) HIPERKOLESTEROLEMIA

1 17 23

KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH ( Rattus norvegicus L) SETELAH PEMBERIAN CAIRAN KOMBUCHA PER-ORAL

0 3 16

PENGARUH PEMBERIAN KLOROFIL DARI TANAMAN ALFALFA (Medicago sativa) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

0 4 43

EFEK PEMBERIAN JUS AVOKAD ( Persea Americanana P.Mill) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL DAN LDL TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

0 7 44

KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE.

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 13

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 84