Kolesterol LDL Low Density Lipoprotein

commit to user 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kolesterol LDL Low Density Lipoprotein

a. Definisi Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya hidrofobik: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik Sacher dan McPherson, 2004. Agar lemak dapat larut dalam cairan darah, maka perlu bergabung dengan suatu fraksi protein. Gabungan lemak dan protein yang disebut lipoprotein berfungsi sebagai pengangkut lemak dan kolesterol dalam darah Soeharto, 2002. Ada empat jenis lipoprotein yaitu : 1 Very Low Density Lipoprotein VLDL yang kaya akan trigliserida, 2 Low Density Lipoprotein LDL yang mengandung kolesterol paling banyak 60-70, 3 High Density Lipoprotein HDL kaya akan protein dan sangat sedikit mengandung kolesterol, dan 4 Kilomikron Adam, 2007; Soeharto, 2002. Low Density Lipoprotein LDL merupakan derivat dari VLDL. Perubahan VLDL menjadi LDL terjadi dengan adanya enzim-enzim tertentu. VLDL akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase segera setelah keluar dari hepar dan masuk ke dalam sirkulasi, sehingga akan kehilangan sebagian trigliserida dan terbentuklah Intermediate commit to user 5 Density Lipoprotein IDL. IDL akan mengalami hidrolisis lagi dan terbentuklah LDL. LDL kemudian akan diambil oleh reseptor LDL dalam hepar dan jaringan ekstrahepatik. Pengambilan LDL dari sirkulasi terutama melalui reseptor LDL di permukaan sel. Hampir semua jaringan tubuh mampu mensintesis reseptor LDL dan hepar merupakan organ dengan tingkat aktivitas reseptor paling tinggi Mayes, 2003a. LDL diambil oleh jaringan, terutama oleh sel-sel hati, melalui dua proses : 1 reseptor dependent yaitu melibatkan interaksi Apo B100 – reseptor LDL spesifik di permukaan sel dan 2 reseptor independent yaitu non saturable dan tidak diregulasi, uptake melalui proses ini menjadi lebih besar bila kadar LDL plasma meningkat Mayes, 2003a; Soeharto, 2002; Suthardio, 2006. Kolesterol LDL bersifat aterogenik. Setiap partikel pada permukaannya mempunyai satu molekul Apoprotein B-100 Apo B- 100, yang mana dapat berinteraksi dengan reseptor LDL yang ada di hati dan mengangkut kolesterol yang jumlahnya bervariasi Suthardio, 2006. Reseptor LDL Apo B-100, E terdapat pada permukaan sel di dalam lekukan yang terkait pada sisi sitosol membrane sel dengan sebuah protein yang dinamakan klatrin. Reseptor tersebut merupakan glikoprotein yang berpengaruh terhadap membran sel, dan daerah pengikatan Apo B-100 terletak pada ujung terminal yang terpajan. commit to user 6 Setelah berikatan dengan reseptor, LDL diambil dalam keadaan utuh melalui endositosis. Kemudian LDL dipecah oleh lisosom di dalam sel, yang melibatkan hidrolisis apoprotein dan ester kolesteril yang diikuti oleh translokasi kolesterol ke dalam sel. Reseptor tersebut tidak dihancurkan tetapi kembali ke permukaan sel. Aliran masuk kolesterol ini menghambat kerja HMG-KoA reduktase dengan cara terkoordinasi, dan demikian menghambat sintesis kolesterol serta menstimulasi aktivitas ACAT asil-KoA: kolesterol asiltransferase yaitu enzim yang mengkatalisis esterifikasi kolesterol dan mengurangi sintesis reseptor LDL. Jadi, aktivitas reseptor LDL akan diatur turun oleh kadar kolesterol sel yang tinggi dan peningkatkan aktivitas reseptor LDL, terjadi apabila adanya deplesi kolesterol Mayes, 2003b. Low Density Lipoprotein LDL telah diprediksikan sebagai penyebab PJK Penyakit Jantung Koroner dalam berbagai penelitian. Penurunan kadar LDL darah dengan terapi statin mengurangi risiko PJK hingga 50. Small dense LDL adalah partikel LDL berukuran kecil yang dicerminkan dengan peningkatan Apo B. Small dense LDL diperkirakan lebih berisiko menimbulkan PJK dibandingkan dengan LDL berukuran besar. Small dense LDL meningkatkan risiko PJK karena lebih mudah menembus endotel dinding arteri dan menimbulkan plak serta lebih mudah dioksidasi Cedust de Jakarta, 1995; Murphy, 2004. commit to user 7 b. Distribusi Distribusi lipoprotein di dalam darah dapat melalui jalur endogen dan jalur eksogen. Pada jalur eksogen, mula-mula trigliserida dan kolesterol makanan di epitel usus diubah menjadi kilomikron. Melalui saluran limfe, kilomikron masuk ke dalam sirkulasi darah hingga kapiler jaringan adiposa dan otot rangka, kemudian trigliserida pada inti kilomikron akan dihidrolisis oleh enzim Lipoprotein Lipase LPL menjadi asam lemak yang akan masuk ke dalam jaringan- jaringan, serta kilomikron remnant yang nantinya akan diambil oleh hati melalui reseptor yang terdapat di hati Suthardio, 2006. Pada jalur endogen, trigliserida disintesis di dalam hati kemudian diekskresikan ke dalam darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein VLDL. VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi Intermediate Density Lipoprotein IDL. Kemudian, melalui serangkaian proses, IDL akan diubah menjadi Low Density Lipoprotein LDL yang kaya akan kolesterol. LDL ini berfungsi mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan-jaringan dalam tubuh Mayes, 2003a; Suthardio, 2006. c. Interaksi Lipoprotein dalam Dinding Arteri Miller 1987 mengemukakan tentang proses interaksi lipoprotein dalam dinding arteri. Semua lipoprotein dari plasma memasuki dinding arteri, melalui lapisan sel endotel. LDL mangalami perubahan kimia akibat interaksi dengan sel-sel endotel, proteoglikan commit to user 8 atau oleh makrofag melalui reseptor scavenger. Otot polos dalam intima juga akan menangkap LDL melalui proses yang tidak diperantarai oleh reseptor. Mekanisme utama untuk membersihkan kolesterol dalam makrofag dan sel otot polos adalah melalui pemindahan kolesterol bebas ke High Density Lipoprotein HDL. HDL yang kaya akan kolesterol akan berdifusi keluar dari dinding arteri menuju kelenjar limfe atau plasma melalui pinositosis balik oleh sel-sel endotel. Foam cell akan terbentuk jika kolesterol yang masuk ke dalam makrofag melebihi kolesterol yang keluar dari makrofag. Ketidakseimbangan influks dan efluks kolesterol pada sel otot polos pun akan menyebabkan terbentuknya foam cell otot polos. Beberapa sel otot polos menimbun kolesterol dalam jumlah kecil, tetapi lebih banyak mensekresi komponen matrik jaringan ikat kolagen dan proteoglikan. Peningkatan sekresi komponen-komponen jaringan ikat tersebut dapat memperberat lesi atherosklerosis yang terjadi.

2. Tumbuhan Alfalfa Medicago sativa

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica papaya l.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL Low Density Lipoprotein (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) HIPERKOLESTEROLEMIA

1 17 23

KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH ( Rattus norvegicus L) SETELAH PEMBERIAN CAIRAN KOMBUCHA PER-ORAL

0 3 16

PENGARUH PEMBERIAN KLOROFIL DARI TANAMAN ALFALFA (Medicago sativa) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

0 4 43

EFEK PEMBERIAN JUS AVOKAD ( Persea Americanana P.Mill) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL DAN LDL TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

0 7 44

KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE.

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 13

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 84