Klasifikasi Alfalfa Medicago sativa

commit to user 8 atau oleh makrofag melalui reseptor scavenger. Otot polos dalam intima juga akan menangkap LDL melalui proses yang tidak diperantarai oleh reseptor. Mekanisme utama untuk membersihkan kolesterol dalam makrofag dan sel otot polos adalah melalui pemindahan kolesterol bebas ke High Density Lipoprotein HDL. HDL yang kaya akan kolesterol akan berdifusi keluar dari dinding arteri menuju kelenjar limfe atau plasma melalui pinositosis balik oleh sel-sel endotel. Foam cell akan terbentuk jika kolesterol yang masuk ke dalam makrofag melebihi kolesterol yang keluar dari makrofag. Ketidakseimbangan influks dan efluks kolesterol pada sel otot polos pun akan menyebabkan terbentuknya foam cell otot polos. Beberapa sel otot polos menimbun kolesterol dalam jumlah kecil, tetapi lebih banyak mensekresi komponen matrik jaringan ikat kolagen dan proteoglikan. Peningkatan sekresi komponen-komponen jaringan ikat tersebut dapat memperberat lesi atherosklerosis yang terjadi.

2. Tumbuhan Alfalfa Medicago sativa

a. Klasifikasi Alfalfa Medicago sativa

Kingdom : Plantae Tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga Kelas : Magnoliopsida Berkeping duaDikotil commit to user 9 Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Fabaceae suku polong-polongan Genus : Medicago Spesies : Medicago sativa L. Nama umum : Alfalfa, buffalo herb, lucerne, purple medic, jatt, kaba yonca, mielga, mu su, sai pi li ka, dan yonja. Plantamor, 2008; Rahmayanti dan Sitanggang, 2008 Alfalfa merupakan tanaman kacang-kacangan yang tumbuh di berbagai kondisi iklim dengan kemampuan adaptasi cukup baik, sehingga tersebar di berbagai belahan dunia. Tanaman Alfalfa dapat hidup tiga hingga 12 tahun, tergantung varietas dan iklim di mana tanaman itu hidup. Tingginya bisa mencapai satu meter, memiliki akar yang sangat panjang hingga mencapai 4,5 meter Astawan, 2008. Alfalfa Medicago sativa L. termasuk golongan famili fabaceae yang ditandai dengan adanya bintil-bintil akar akibat asosiasi dengan bakteri Rhizobium sp sehingga mampu memfiksasi nitrogen atmosfer secara efektif. Hasil penelitian di luar negeri telah berhasil membuktikan berbagai zat yang terkandung di dalam tanaman Alfalfa tersebut. Kandungan protein tanaman Alfalfa yang tinggi dan klorofil tinggi, sampai empat kali lipat dibandingkan dengan tanaman sayuran yang lain, sehingga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan manusia dan hewan ternak Parman, 2007. commit to user 10 Gambar 1. Tanaman Alfalfa Rahmayanti dan Sitanggang, 2008 b. Kandungan Alfalfa Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi sangat tinggi. Kandungan kalsium, klorofil, karoten, dan vitamin K yang cukup tinggi, menjadikan alfalfa sebagai salah satu suplemen yang sering dikonsumsi manusia. Seluruh bagian tanaman ini mengandung komponen yang bersifat fungsional bagi tubuh, seperti saponin, sterol, flavonoid, kumarin, alkaloid, vitamin, asam amino, gula, protein, mineral, dan komponen gizi lainnya. Selain itu juga mengandung serat dietary fiber dalam jumlah cukup banyak dan dapat berfungsi sebagai antikolesterol Astawan, 2008. Salah satu komponen paling dominan adalah saponin yang banyak ditemukan pada bagian daun Alfalfa Parman dan Harnina, 2008. Komponen saponin pada Alfalfa mencapai 2-3 persen. Penelitian pada hewan percobaan terdahulu menunjukkan bahwa saponin bisa membantu menurunkan kadar kolesterol Astawan, 2008. commit to user 11 Keunggulan lain dari daun Alfalfa yaitu memiliki kandungan vitamin dan mineral cukup lengkap. Vitamin yang terkandung dalam Alfalfa adalah vitamin A, thiamin vitamin B1, riboflavin vitamin B2, niasin vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan asam folat. Dan mineral unggulan, yakni kalsium, besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan seng. Kandungan gizi tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kandungan Gizi dalam Satu Tanaman Alfalfa Astawan, 2008 Zat Gizi Kadar Energi Karbohidrat total Serat Pangan Lemak Total Protein Vitamin A Vitamin C Vitamin K Asam folat 23 kal 2,1 gr 2,9 gr 0,7 gr 4,0 gr 155 IU 8,2 mg 30,5 mg 36 Kg

3. Klorofil

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica papaya l.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL Low Density Lipoprotein (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) HIPERKOLESTEROLEMIA

1 17 23

KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH ( Rattus norvegicus L) SETELAH PEMBERIAN CAIRAN KOMBUCHA PER-ORAL

0 3 16

PENGARUH PEMBERIAN KLOROFIL DARI TANAMAN ALFALFA (Medicago sativa) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

0 4 43

EFEK PEMBERIAN JUS AVOKAD ( Persea Americanana P.Mill) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL DAN LDL TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

0 7 44

KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE.

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERLIPIDEMIA.

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 13

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 84