Tuna Grahita Ringan Tuna Grahita Sedang Tuna Grahita Berat

commit to user 6 kelemahan dalam berpikir dan bernalar, akibatnya anak memiliki kemampuan dan belajar dan adaptasi sosial berada dibawah rata – rata. Seorang anak dikatakan menyandang tuna grahita bila perkembangan dan pertumbuhan mentalnya selalu di bawah normal, kalau dibandingkan dengan anak normal yang sebaya membutuhkan pendidikan khusus, bimbingan khusus, latihan khusus, supaya mentalnya dapat berkembang dan tumbuh sampai optimal, Mumpuniarti 2000 : 25 . Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dalam hal ini yang dimaksud dengan anak tuna grahita adalah anak yang mengalami perkembangan mental dibawah normal, mengalami hambatan dan gangguan dalam segala hal seperti keterbatasan motorik, sosial, intelegensi, penguasaan bahasa dan sebagainya sehingga memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

b. Klasifikasi Anak Tuna Grahita

Klasifikasi anak tunagrahita dapat didinjau dari beberapa sudut pandang.berpijak dari konsep tersebut , ada beberapa klasifikasi anak tunagrahita menurut sudut pandang beberapa ahli antara lain menurut : Sutjihati Sumantri 1996:65 , mengklasifikasikan anak tuna grahita sebagai berikut

1. Tuna Grahita Ringan

Menurut Binet dalam Sutjihati Sumantri 1996 : 86 tuna grahita ringan disebut juga moron atau debil, memiliki IQ antara 68 –52, sedangkan menurut Skala Wesleschler WISC IQ antara 69 –55. Perkembangan motorik anak tuna grahita mengalami keterlambatan ,berdasarkan penelitian dalam Sutjihati Sumantri : 1996 : 88 menyatakan bah wa “ Semakin rendah kamampuan intelek seseorang anak maka akan semakin rendah pula kemampuan motoriknya, demikian pula sebaliknya”.

2. Tuna Grahita Sedang

Tuna grahita sedang disebut juga imbesil. Memiliki IQ 51 – 36 berdasarkan skala Binet, sedangkan menurut Skala Weischler WISCH memiliki IQ 54 – 40.Anak ini bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun, dapat mengurus dirinya sendiri, melindungi dirinya sendiri dari bahaya seperti kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. commit to user 7

3. Tuna Grahita Berat

Tuna grahita berat atau disebut idiot, dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang berat dan sangat berat. menurut Binet, tuna grahita berat severe memiliki IQ antara 32 –20 dan menurut WISC, antara 39 – 25. Tuna grahita sangat berat memiliki IQ di bawah 19 menurut Binet dan IQ di bawah 24 menurut WISC. Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat diukur kurang dari tiga tahun. Memerlukan bantuan perawatan secara total dalam berpakaian, mandi, makan, dll. Bahkan memerlukan perlindungan diri sepanjang hidupnya. Berdasarkan uraian di atas, maka tuna grahita diklasifikasikan menjadi tuna grahita ringan yang disebut moron atau debil dengan IQ 68 – 52 berdasar skala Binet, tuna grahita berat dengan IQ 51 - 36 dan tuna grahita berat dengan IQ 32 – 20 serta tuna grahita sangat berat dengan IQ di bawah 19 menurut skala Binet. Klasifikasi tuna grahita menurut Muljono Abdurrahman 1994 : 19, berdasarkan klasifikasinya : 1.Klasifikasi Medis Biologis Menurut klasifikasi medis, tuna grahita dipandang sebagai akibat dari beberapa penyakit atau kondisi biologis yang tidak sempurna. Faktor penyebabnya menurut Grossman Etel 1973 dalam bukunya Muljono Abdurrahman sebagai berikut : a akibat infeksi b akibat rudapaksa dan atau sebab fisik c akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan gigi nutrition d akibat penyakit otak yang nyata kondisi post natal e akibat penyakit . pengaruh prenatal yang tidak diketahui, f akibat kelainan kromosomal, g gangguan waktu kehamilan, h pengaruh – pengaruh lingkungan, dan i akibat kondisi lain yang tak tergolongkan.

2. Klasifikasi sosial Psikologis

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJUMLAH BIDANG STUDI MATEMATIKA DENGAN MEDIA BENDA NYATA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II SLB C SHANTI YOGA KLATEN

0 4 61

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO TOKOH PAHLAWAN PADA SISWA KELAS V SLB – C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 3 54

BIMBINGAN INDIVIDU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PERKALIAN BAGI SISWA TUNA GRAHITA KELAS V SEMESTER II DI SLB C YPALB KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 6 107

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS D1 SLB C YPAALB PRAMBANAN KLATEN TH. 2008 2009

0 4 53

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH PADA SISWA TUNA GRAHITA KELAS III SLB C YPALB KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 7 18

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN ALAT PERAGA GAMBAR DAN KARTU HURUF BAGI SISWA KELAS II SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN 2008 2009

0 3 105

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IV SLB NEGERI SURAKARTA 2008 2009

0 10 55

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS III SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 2009

5 35 71

PENINGKATAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN KETRAMPILAN MENYULAM BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI LBK SLB – C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 2009

1 9 45

PENINGKATAN GERAK MOTORIK HALUS JARI-JARI TANGAN BAGI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI KETERAMPILAN KOLASE DI BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG.

0 3 232