kurang dari 100, sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.
33
Dalam penelitian ini,jumlah sampel yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih sebanyak 79
orang yang bermukim di Desa Bandar Seribu Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera utara.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi
1. Penyirih yang berdomisili di Desa Bandar Seribu Kecamatan Haranggaol Horison Sumatera Utara.
2. Memiliki kebiasaan menyirih lebih dari 2 tahun. 3. Tidak mempunyai kebiasaan merokok.
4. Tidak mengomsumsi minuman beralkohol. 5. Bersedia menjadi subjek penelitian dan menandatangani surat persetujuan.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
-Tidak bersedia mengikuti seluruh prosedurpenelitian yang akan dilakukan.
3.5 Variabel Penelitian
A.Variabel bebas: Kebiasaan menyirih •
Durasi menyirih •
Frekuensi menyirih •
Lama papar •
Komponen sirih •
Lokasi penempatan sirih •
Cara menyirih
Universitas Sumatera Utara
B. Variabel terikat:Kelainan-kelainan mukosa oral: •
Mukosa penyirih •
Oral submukus fibrosis •
Leukoplakia •
Kanker mulut .
3.6 Defenisi operasional
1. Kebiasaan menyirih:kebiasaan yang dilakukan seseorang dengan memadukan bahan-bahan komponen sirih menjadi satu sehingga dapat dikunyah. Kebiasaan
menyirih dilihat berdasarkan: - Durasi menyirih: lamanya seseorang melakukan kebiasaan ini dimulai dari waktu
pertama kali sampai penelitian dilakukan tahun. Lama kebiasaan menyirih diukur melalui wawancara dengan kuesioner.
2,6
- Frekuensimenyirih: banyaknya kegiatan menyirih yang dilakukan oleh penyirih dalam sehari.
2
Jumlah menyirih diukur melalui wawancara dengan kuesioner dan digunakan skala ukur numerik.
- Lama papar menunjukkan lamanya seseorang mengunyah sirih atau lama sirih berkontak dengan mukosa mulut untuk satu kali menyirih menit.
2,3
Lama papar menyirih diukur melalui wawancara dengan kuesioner.
- Komponen sirih: unsur-unsur dari bahan-bahan atau ramuan-ramuan yang digunakan untuk menyirih. Komposisi sirih terdiri atas pinang, daun sirih, kapur, dan
gambir dan lain-lain.
6,34-5
Komponen menyirih diukur melalui wawancara dengan kuesioner.
- Lokasi menyirih:lokasi dalam rongga mulut dimana sirih selalu ditempatkan diletakkan disebelah kiri dan kanan.
34-6
Lokasi penempatan sirih diukur melalui wawancara dengan kuesioner.
- Cara menyirih: proses meramu dari unsur-unsur yang telah dipilih kemudian dibungkus dalam daun sirih. Ditempatkan di dalam mulut dan dikunyah, selanjutnya
hasil kunyahan sirih tersebut ada yang dibuang atau dilanjutkan dengan menyuntil.
35-6
Cara menyirih diukur melalaui wawancara dengan kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
- Alasan menyirih:dapat berasal dari kesenangan, ikut-ikut kawan, ketagihan, menjadi suatu kebiasaan, untuk menghilangkan rasa bosan, untuk menghilangkan
sakit gigi. Alasan menyirih diukur melalui wawancara dengan kuesioner.
2. Kelainan mukosa oral merupakan adanya gambaran abnormal dari mukosa oral. Kelainan mukosa oral yang dapat ditemukan pada penyirih terdiri dari:
- Mukosa penyirih: adanya diskolorasi berwarna merah kecoklatan pada mukosa oral akibat kebiasaan menyirih, yang tidak dapat dihilangkan ataupun
dihapus dengan mudah. Permukaan mukosa oral yang terlibat dapat terlihat irregular, kasar, mengalami maserasi dan menunjukkan epithelial tags.
10,37
Selain itu, kadang- kadang dapat terlihat mukosa oral yang cenderung mengalami deskuamasi atau
terkelupas, serta gambaran berkerut.
37,38
Lesi dapat terlokaliser atau terdapat pada daerah mukosa yang berkontak dengan sirih, biasanya pada daerah bukal.
10
Pengukuran dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut dan akan dihasilkan data kategorik.
- Submukus fibrosis oral: kelainan kronis yang menunjukkan terjadinya fibrosis pada mukosa yang melapisi sistem pencernaan atas yaitu rongga mulut,
orofaring dan hipofaring, serta daerah sepertiga atas esofagus.
10
Kelainan ini dapat menunjukkan karakteristik berupa adanya pita fibrous yang dapat teraba, tekstur
mukosa yang kaku dan keras, serta mukosa yang memucat.
39
Simtom dan tanda awal dari kelainan ini terdiri dari tidak tahan intoleransi terhadap makanan pedas,
gangguan pengecapan, mukosa yang memucat, petekiae, depapilasi lidah, ulserasi oral dan mukosa yang kasar. Pada tahapan lebih lanjut, kelainan ini dapat
menunjukkan gambaran pita fibrous, trismus, palatum yang menjadi rata, hockey- stick uvula, mobilitas lidah yang berkurang, xerostomia dan keratosis. Deposisi pita
fibrous yang padat dapat menyebabkan keterbatasan pembukaan mulut.
10
Pengukuran dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut
dan akan dihasilkan data kategorik.
Universitas Sumatera Utara
- Leukoplakia: adanya bercak atau plak putih pada mukosa oral yang tidak dapat dihapus dan secara klinis, tidak dapat digolongkan sebagai penyakit mukosa
oral lainnya.
10,40
Lokasi, ukuran dan gambaran klinis dapat ditemukan bervariasi. Lesi sering ditemukan pada tepi lateral dan ventral lidah, dasar mulut, mukosa alveolar,
bibir, palatum lunak sampai tigonum retromolar dan perlekatan gingiva mandibular.
4
Lesi dapat terlihat menunjukkan permukaan yang licin dan homogen, tipis dan mudah pecah friable, berfisur, bergelombang, atau berupa veruka, nodular maupun
speckled.
10,40,41
Warna lesi dapat ditemukan mulai dari putih sampai abu-abu atau putih kecoklatan, bahkan juga dapat berwarna merah dan putih ataupun pink keabu-
abuan.
40,41
Pengukuran dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut dan akan dihasilkan data kategorik.
- Kanker mulut: adanya gambaran klasik dari malignansi oral berupa lesi ulserasi, nodular, indurasi dan fiksasi, yang menetap selama lebih dari tiga minggu.
Lesi dapat berwarna merah ataupun campuran merah dan putih, serta sering ditemukan pada daerah bibir, dasar mulut, vestibulum lingual dan tepi lidah.Pada
kanker mulut tahap dini, lesi sering ditemukan asimtomatik dan tidak berbahaya. Sementara itu, pada tahapan lebih lanjut lesi dapat terlihat sebagai lesi ulserasi,
indurasi, dengan tepi yang meninggi dan dapat berdarah, disertai limfadenopati servikal.
42
Pengukuran dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut dan akan dihasilkan data kategorik.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat