Hasil Ekstraksi Etanol Daun Seri Muntingia calabura Linn. Dengan Metode Maserasi Flora Mikroba Normal Pada Manusia

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Etanol Daun Seri Muntingia calabura Linn. Dengan Metode Maserasi

Ekstraksi etanol daun seri dengan metode maserasi telah dilakukan dengan mengeringkan daun seri sebanyak 1 kg.Daun seri kemudian diblender dan direndam dengan etanol selama 3 hari hingga menghasilkan maserat. Maserat yang dihasilkan disaring kembali, filtratnya dipisahkan dan ampasnya direndam kembali dengan etanol baru, kemudian dilakukan kembali maserasi sebanyak 3 kali hingga menghasilkan maserat yang jernih dan dipekatkan dengan rotarievaporator hingga menghasilkan ekstrak etanol daun seri sebanyak 7,8 gr seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2 dibawah. Gambar 2. Penyiapan ekstrak etanol daun seri A. Daun seri yang dikeringanginkan selama 1 minggu. B. Daun seri yang telah diblender. C. Ekstrak etanol daun seri

4.2 Hasil Uji Skrining Fitokimia Daun Seri Muntingia calabura Linn.

Dari hasil uji skrining fitokimia, didapatkan keragaman metabolit sekunder yang terkandung di dalam ekstrak daun seri Muntingia calabura dengan berbagai pereaksi, dilihat dari uji positif yang terdapat dalam sampel.Hasil uji skrining fitokimia daun seri dapat dilihat dari Tabel 4.1. \ A B C Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Hasil Uji skrining fitokimia daun seri Muntingia calabura Metabolit Sekunder Pereaksi Daun Seri Alkaloid Meyer - Wagner - Bouchardart - Dragendorf - Flavanoid FeCl 3 +++ Terpenoid CeSo 4 +++ Liebermen-Bouchard - Saponin Akuades, Alkohol 96 ++ HCL 6 2N - Keterangan : - tidak terdapat senyawa, +: sedikit, ++: sedang, +++: banyak Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa skrining fitokimia dilakukan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun seri.Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun seri mengandung senyawa utama flavanoid dan terpenoid serta saponin. Dimana pada pengujian flavanoid dilakukan dengan diteteskannya FeCl 3 ke dalam ekstrak etanol daun seri, dan akan berubah warna menjadi warna hitam. Pengujian terpenoid ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi warna merah bata pada lempengan logam yang dimasukkan ke dalam tabung yang berisi pereaksi CeSo 4, Liebermen-Bouchard, akuades, dan alkohol 96. Pengujian saponin ditandai dengan adanya buih apabila pereaksi saponin akuades, alkohol 96 dan HCl 6 2N yang telah dicampur dengan ekstrak etanol daun seri dikocok. Penelitian lain tentang ekstrak etanol oleh Puspasari, dkk 2014, menunjukkan bahwa ekstrak etanol pada daun sukun Artocarpus altilis yang mengandung golongan senyawa tanin, flavanoid, steroid dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak etanol daun mayana Coleus atropurpureus L. Benth dengan konsentrasi 96 dalam penelitian Mpila et al., 2011 dapat mengambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Fuad 2014, melaporkan aktivitas ekstrak etanol dari daun awar-awar dapat digunakan sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian yang sama dilakukan oleh Angelica 2013, ekstrak etanol daun dan kulit batang kayu manis Cinnamomum Universitas Sumatera Utara burmannii juga dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli danStaphylococcus aureus. Merujuk pada penelitian yang dilakukan Hamdiyati, dkk 2012, ekstrak etanol daun patikan kebo Euphorbiahirta mengandung senyawa aktif yang bersifat antibakteri seperti flavanoid, tanin, alkaloid, dan terpenoid.Ekstrak daun patikan kebo tersebut dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis . Menurut Ahmad et al., 1998, etanol merupakan pelarut yang lebihbaik dibandingkan air dan heksana jika akan mengekstrak komponenantimikroba.Diduga aktivitas antibakteri ekstrak etanoldisebabkan oleh adanya senyawa glikosida, yaitu saponin.Selainglikosida, senyawa tanin juga larut dalam etanol dan memiliki aktivitasantimikroba. Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar yang senyawa yang terdiri dari rantai C 6 -C 3 -C 6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Flavonoid merupakan golongan metabolit sekunder yang disintesis dari asam piruvat melalui metabolisme asam amino Sirait, 2007.Menurut Arum dkk.2012, daun seri mengandung senyawa flavonoid.Flavonoid yang merupakan senyawa obat yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi. Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari 90 genus pada tumbuhan. Adanya saponin dalam tumbuhan ditunjukkan dengan pembentukan busa sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau memekatkan ekstrak Harborne, 1987. Menurut penelitian yang dilakukan Karlina et al. 2013 saponin dapat menekan pertumbuhanbakteri, karena senyawa tersebut dapat menurunkan tegangan permukaan dinding sel dan apabila berinteraksi dengan dinding bakteri maka dinding tersebut akan pecah atau lisis. Saponin akan mengganggu tegangan permukaan dinding sel, maka saat tegangan permukaan terganggu zat antibakteri atau senyawa antimikroba akan masuk dengan mudah kedalam sel dan akan mengganggu metabolisme hingga akhirnya terjadilah kematian bakteri. Universitas Sumatera Utara Menurut Naidu dan Davidson 2000,senyawa saponin juga dilaporkan memiliki daya antibakteri terhadap beberapaspesies bakteri.Saponin juga dapat menghambatpertumbuhan atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi denganmembran sterol. Efek utama saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasanprotein dan enzim dari dalam sel-sel . 4.3 Penghambatan Ekstrak Etanol Daun SeriMuntingia calabura Linn. terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans, Escherichia coli, dan Candida albicans Dalam penelitian ini, uji penghambatan ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhan S. mutans, E.coli, dan C. albicansdiambil dari data hari ketiga dan dianalisis dengan menggunakan uji Duncan pada tabel 4.2 : Tabel 4.2 Uji Penghambatan Ekstrak Ekstrak Etanol Daun SeriMuntingia calabura Linn. terhadap PertumbuhanStreptococcus mutans, Escherichia coli, danCandida albicans Patogen Zona Hambat mm Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Seri K + K - 5 10 15 20 25 S. mutans 28 b - 11,67 a 15,0 a 13,67 a 16,0 a 18,3 a E. coli 36,6 b - 7,5 a 9,3 a 9,6 a 9,6 a 12,3 a C. albicans 5 - 14,6 a 16,0 ab 17,67 bc 19,0 cd 20,0 d Keterangan: K+: Kloramfenikol bakteri dan ketokonazol jamur, K-: DMSO Dari hasil seluruh pengujian ekstraksi pada Tabel 4.2 yang diuji berdasarkan hasil analisis uji Duncan menunjukkan kemampuan ekstrak etanol daun seri dalam menghambat pertumbuhan S. mutans, E. coli dan C.albicans pada konsentrasi 5, 10, 15 , 20 maupun 25 yang cukup beragam. Keragaman ini menunjukkan adanya kandungan metabolit sekunder yang dimiliki oleh daun seri yaitu dapat dilihat dari hasil uji skrining fitokimia pada Tabel 4.2, dimana daun seri mengandung senyawa flavanoid, terpenoid dan saponin. Penelitian Prasetyo dan Sasongko 2014 sebelumnya mengemukakan bahwa daun seri mengandung senyawa aktif berupa saponin, flavanoid, polifenol, dan tanin pada daunnya. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Arum dkk 2012, daun seri Universitas Sumatera Utara mengandung senyawa flavanoid yang merupakan senyawa obat yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik Duncan yang dilakukan pada Lampiran 7 hal 42, dimana pada perlakuan kontrrol positif terhadap bakteri S. mutans 28 mm menunjukkan nilai yang signifikan p 0,05 yang ditandai dengan notasi b. Pada perlakuan konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25 dan E. coli 36,67 mm menunjukkan nilai yang signifikan p 0,05 yang ditandai dengan notasi b. Sedangkan pada konsentrasi 5 11,67 mm, 10 15mm, 15 13,67 mm, 20 16 mm dan 25 18,3 mm tidak menunjukkan nilai yang signifikan p 0,05 yang ditandai dengan notasi a. Hal yang sama juga terjadi pada bakteri E.coli, dimana kontrol positif 36,67 mm menunjukkan perbedaan yang nyata atau nilai yang signifikan. Sedangkan untuk perlakuan 5 7,5 mm, 10 9,3 mm, 15 9,67 mm, 20 9,67 mm dan 25 12,3 mm tidak menunjukkan nilai yang signifikan yang ditandai dengan notasi a. Untuk C. albicans , uji statistik menunjukkan perlakuan kontrol positif tidak berpengaruh. Pada perlakuan konsentrasi 5 14,67 mm dan konsentrasi 25 20 mm menunjukkan perbedaan yang nyata p 0,05, sedangkan pada konsentrasi 10 16 mm, 15 17,67 mm, dan 20 19 mm tidak menunjukkan perbedaan yang nyata p 0,05. Dalam penelitian ini, kontrol positif menggunakan kloramfenikol 30 µg untuk bakteri dan ketokenazol 20 µg untuk jamur dimana diameter zona hambat terbesar 36,6 mm dalam menghambat E. coli dan zona hambat terkecil 5 mm dalam menghambat C. albicans. Hal ini menunjukkan bahwa kloramfenikol 30 µglebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan ekstrak etanol daun seri.Ekstrak etanol daun seri lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur C. albicans dibandingkan ketokonazol 20 µg. Menurut Tekur 2007, mekanisme kloramfenikol sebagai antimikroba adalah dengan menghambat sintesis protein bakteri. Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah DMSO.Fungsi dari kontrol negatif adalah agar dapat melihat apakah kemampuan pelarut DMSO dapat juga menghambat pertumbuhan ketiga mikroorganisme patogen yang diuji. Universitas Sumatera Utara DMSO menurut Reapina 2007, adalah pelarut yang umum digunakan dalam analisis atau percobaan, karena kemampuannya untuk melarutkan senyawa baik polar ataupun nonpolar.DMSO memiliki sifat seperti emulsifier.DMSO merupakan cairan bening dengan bau seperti bawang putih.DMSO memiliki titik didih 189 o C dan dapat larut dalam air.DMSO bersifat stabil dalam kondisi normal dan bersifat higrokopis. DMSO efektif sebagai pelarut dalam proses ekstraksi. Untuk lebih jelasnya, pengaruh ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhan S. mutans, E. coli danC. albicans ditunjukkan di dalam Gambar 3 berikut: Gambar 3. Diameter zona hambat ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhanS. mutans, E.coli dan C. albicans hari ketiga Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada perlakuan konsentrasi 15 ekstrak etanol daun seri 13,6 mm terhadap pertumbuhan S. mutans mengalami penurunan. Penurunan zona hambat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.Konsentrasi zat antimikroba dapat mempengaruhi diameter zona hambat, semakin tinggi konsentrasi bakteri atau senyawa antimikroba maka akan semakin cepat bakteri itu terbunuh karena kandungan senyawa bioaktif yang tinggi sehingga menghasilkan zona hambat yang lebih besar Karlina et al. 2013. Menurut David dan Stout 1971, waktu kontak ekstrak dengan mikroba uji juga dapat mempengaruhi diameter zona hambat.Penurunan zona hambat dipengaruhi oleh kondisi laju difusi ekstrak yang berkurang pada hari berikutnya.Saat 5 10 15 20 25 Streptococcus mutans Escherichia coli Candida albicans D ia m e te r Z o n a H a m b a t mm Konsentrasi 5 Konsentrasi 10 Konsentrasi 15 Konsentrasi 20 Konsentrasi 25 Universitas Sumatera Utara berdifusi, konsentrasi ekstrak etanol dari daun seri mengecil, sehingga kesempatan pertumbuhan mikroba membesar.Zona hambat berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik atau antimikroba maupun metabolit ke dalam media. Kecepatan berdifusi ini diperhitungkan dalam penentuan keampuhan metabolit tersebut dalam menghambat mikroba patogen uji Alfath et al, 2013. Data hasil penghambatan ekstrak terhadap pertumbuhan S.mutans, E.coli dan C. albicans dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 39, Lampiran 5 halaman 40 dan Lampiran 6 hal 41. Diameter zona hambat ekstrak daun seri dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2 dan 4.3 berikut. Gambar 4.1. Zona hambat ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhan S. mutans setelah 72 jam inkubasi dengan perlakuan kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25 pada suhu 37 o C. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Zona hambat ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhan E.coli setelah 72 jam inkubasi dengan kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25 pada suhu 37 o C Gambar 4. 3 Zona hambat ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhan C. albicans 72 jam inkubasi dengan perlakuan kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi 5, 10, 15, 20 dan 25 pada suhu 37 o C Terbentuknya zona hambat di sekitar cakram kertas membuktikan bahwa ekstrak daun seri dapat bersifat antibakteri terhadap Streptococcus mutans, Escherichia Universitas Sumatera Utara coli, dan Candida albicans. Dilihat dari Gambar 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 yang menunjukkan diameter zona hambat ekstrak etanol daun seri terbesar terdapat pada konsentrasi 25 dalam menghambat C. albicans sebesar 20 mm dan diameter zona hambat terkecil ada pada konsentrasi 5 yaitu 7,5 mm dalam menghambat E. coli. Merujuk pada penelitian sebelumnya oleh Sholikhatin, et al., 2014 bahwa pada ekstrak etanol daun seri terhadap pertumbuhan Streptococcus agalactiae memiliki zona hambat tertinggi pada konsentrasi 40 dan terendah adalah pada konsentrasi 20 dengan rata-rata zona hambatan dari 5,77-7,02 mm. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Prasetyo dan Sasongko 2014 konsentrasi hambat bunuh minimum ekstrak etanol 70 daun seri terhadap bakteri Bacillussubtilismemiliki persentasi penghambatansebesar 6,25 dan Shigella dysenteriae 3,25. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh komponen penyusun dinding sel mikroorganisme tersebut. Dimana dinding bakteri Gram positif S. mutans lebih sederhana dibandingkan bakteri Gram negatif E. coli, yaitu terdiri dari dua sampai tiga lapis membran sitoplasma yang tersusun dari asam tekoat dan asam teikhouronik, sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif lebih kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikan, lipoprotein, dan lipopolisakarida, Jawetz dkk., 1996. Menurut Branen dan Davidson1993, E. coli merupakan bakteri Gram negatif.Bakteri Grampositif dan Gram negatif memiliki ketahanan yang berbeda terhadapsenyawa antimikroba.Bakteri Gram negatif umumnya sensitif terhadapsenyawa antimikroba yang bersifat polar karena dinding sel bakteri Gramnegatif bersifat polar sehingga lebih mudah dilewati oleh senyawaantibakteri yang bersifat polar.Sebaliknya bakteri Gram positif lebihsensitif terhadap senyawa antibakteri yang bersifat non polar karena penyusun dindingsel bakteri Gram positif adalah peptidoglikan. Menurut Kusumaningtyas 2009, komposisi dinding sel C. albicans yang terdiri dari fibrillar layer, kitin mannoprotein dan membrane plasma.Senyawa metabolit sekunder saponin yang terkandung dalam daun seri mempunyai aktivitas sebagai antifungal dengan mekanisme kerja dengan merusak membran sel, sehingga memacu terjadinya kematian sel. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Ekstrak etanol daun seri memiliki kandungan metabolit sekunder flavanoid, saponin dan terpenoid. Metabolit sekunder yang terkandung dalam daun seri berpotensi sebagai antimikroba terhadap pertumbuhan S. mutans, E.coli, dan C. albicans . Semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar diameter zona hambat pertumbuhan mikroba patogen. Diameter zona hambat terbesar dihasilkan pada konsentrasi 25 pada jamur C. albicans yaitu 20 mm,dan zona hambat terkecil pada konsentrasi 5 terhadap pertumbuhan E.coli yaitu 7,5 mm

5.2 Saran

Sebaiknya dipelajari lebih dalam jenis-jenis kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam daun seri. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Flora Mikroba Normal Pada Manusia

Kulit dan selaput mukosa selalu mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat dikelompokkan dalam dua golongan: 1 flora menetap yang terdiri atas mikroorganisme yang jenisnya relatif tetap dan biasa ditemukan di daerah-daerah tertentu pada umur tertentu, bila terganggu, mikroorganisme itu tumbuh kembali dengan segera. 2 flora sementara yang terdiri atas mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang mendiami kulit atau selaput mukosa selama beberapa jam, hari atau minggu. Mikroorganisme ini berasal dari lingkungan sekitarnya.Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh merupakan komensal.Mikroorganisme dapat tumbuh subur pada daerah tertentu, bergantung pada faktor-faktor fisiologik, suhu, kelembaban, serta adanya zat-zat makanan dan zat-zat penghambat tertentu.Anggota flora normal sendiri dapat menimbulkan penyakit dalam keadaan tertentu.Bila dengan paksa disingkirkan dari lingkungan yang terbatas ini dan dimasukkan ke dalam aliran darah atau jaringan, organism-organisme ini dapat menjadi patogen.Misalnya, streptokokus golongan viridians.Flora normal yang terdapat pada hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus yang menetap dan streptokokus.Spesies Actinomycetes dalam keadaan normal terdapat pada jaringan tonsil dan gingiva orang dewasa, berbagai protozoa mungkin terdapat juga.Ragi spesies Candida terdapat dalam mulut Jawetz., et al, 1996.

2.2 Streptococcus mutans

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis ; Penelitian In Vitro

7 106 73

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Seri (Muntingia Calabura Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Escherichia Coli, dan Candida Albicans Secara In vitro

0 5 13

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Seri (Muntingia Calabura Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Escherichia Coli, dan Candida Albicans Secara In vitro

0 0 2

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Seri (Muntingia Calabura Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Escherichia Coli, dan Candida Albicans Secara In vitro

0 0 3

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Seri (Muntingia Calabura Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Escherichia Coli, dan Candida Albicans Secara In vitro

0 1 13

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Seri (Muntingia Calabura Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Escherichia Coli, dan Candida Albicans Secara In vitro

0 1 5

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Seri (Muntingia Calabura Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Escherichia Coli, dan Candida Albicans Secara In vitro

0 0 11

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 11

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

0 0 2

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun dan Bunga Tahi Ayam (Tagetes Erecta Linn.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans Secara In Vitro

1 3 3