Patogenesis Penatalaksanaan Hipotiroid kongenital 1. Definisi hipotiroid kongenital

4. Idiopatik Bila hipotiroid transien tidak cocok dengan kategori yang telah disebutkan di atas, maka dapat dimasukkan dalam kelompok ini. Etiologi pasti belum diketahui, namun beberapa kasus diduga akibat adanya kelainan pada mekanisme umpan balik aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid. C. Hipotiroid sekunder menetap Kelainan ini merupakan 5 dari kasus hipotiroid kongenital. Penyebabnya antara lain: a. Kelainan kongenital perkembangan otak tengah b. Aplasia hipofisis kongenital c. Idiopatik D. Hipotiroid sekunder transien Bayi dengan kadar T4 total, T4 bebas, dan TSH normal rendah masih mungkin mengalami hipotiroid sementara. Keadaan ini sering dijumpai pada bayi prematur karena imaturitas organ dianggap sebagai dasar kelainan ini, yaitu imaturitas aksis hipotalamus-hipofisis. Hipotiroid pada bayi prematur sulit dibedakan dengan bentuk yang terjadi akibat penyakit nontiroid. Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010.

2.3.4. Patogenesis

Hipotiroid dapat terjadi melalui beberapa jalur berikut : a. Jalur 1 Agenesis tiroid dan keadaaan lain yang sejenis menyebabkan sintesis dan sekresi hormon tiroid menurun sehingga terjadi hipotiroid primer dengan peningkatan kadar TSH tanpa adanya struma. b. Jalur 2 Defisiensi yodium berat menyebabkan sintesis dan sekresi hormon tiroid menurun sehingga hipofisis mensekresi TSH lebih banyak untuk memacu Universitas Sumatera Utara kelenjar tiroid mensintesis dan mensekresi hormon tiroid agar sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya, kadar TSH meningkat dan kelenjar tiroid membesar stadium kompensasi. Walaupun pada stadium ini terdapat struma difusa dan peningkatan kadar TSH, tetapi kadar hormon tiroid tetap normal. Bila kompensasi ini gagal, maka akan terjadi stadium dekompensasi, yaitu terdapatnya struma difusa, peningkatan kadar TSH, dan kadar hormon tiroid rendah. c. Jalur 3 Semua hal yang terjadi pada kelenjar tiroid dapat mengganggu atau menurunkan sintesis hormon tiroid bahanobat goitrogenik, tiroiditis, pascatiroidektomi, pascaterapi dengan yodium radioaktif, dan adanya kelainan enzim dalam jalur sintesis hormon tiroid disebut dishormogenesis yang mengakibatkan sekresi hormon tiroid menurun sehingga terjadi hipotiroid dengan kadar TSH tinggi, dengan atau tanpa struma tergantung pada penyebabnya. d. Jalur 4a Semua keadaan yang menyebabkan penurunan kadar TSH akibat kelainan hipofisis akan mengakibatkan hipotiroid tanpa struma dengan kadar TSH sangat rendah atau tidak terukur. e. Jalur 4b Semua kelainan hipotalamus yang menyebabkan sekresi TSH menurun akan menimbulkan hipotiroid dengar kadar TSH rendah dan tanpa struma Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010. 2.3.5. Diagnosis 2.3.5.1. Manifestasi Klinis Bayi dengan hipotiroid kongenital dilahirkan dengan sedikit atau tanpa bukti klinis defisiensi hormon tiroid. Dengan demikian, deteksi yang didasarkan pada tanda dan gejala biasanya akan terlambat 6-12 minggu atau lebih. Tanda klasik meliputi wajah yang khas, lidah yang besar dan menonjol keluar, serta retardasi pertumbuhan dan perkembangan berkembang secara progresif selama Universitas Sumatera Utara beberapa bulan pertama. Meskipun banyak tanda dan gejala hipotiroid tidak ditemukan atau tidak jelas pada bayi baru lahir, diagnosisnya harus dipertimbangkan pada setiap bayi yang memperlihatkan ikterus berkepanjangan, hipotermia ringan, pembesaran fontanela posterior lebih besar dari 1 cm, kegagalan untuk menyusu dengan baik, atau gawat napas saat pemberian makan. Tabel 2.3. Gejala dan Tanda Hipotiroid Kongenital Berdasarkan Kategori Umur Umur bln 1-3 4-6 7-24 Gejala Konstipasi 65 48 59 Masalah makan 60 61 35 Letargi 55 48 31 Respiratorik tanda dan gejala 30 13 1 Tanda Hernia umbilikalis 68 65 44 Lidah membesar dan menonjol 65 91 100 Fasialis 25 91 100 Ikterus neonatal 28 17 15 Tangisan parau 23 30 21 Sumber : Rudolph, 2007 Wajah klasik pada bayi yang lebih tua menunjukkan penumpukan miksedema pada jaringan subkutan dan lidah. Lidah yang menebal tersebut akan menonjol keluar, sehingga bayi makin lama akan sulit menyusu dan mengalami sekret saliva. Tangisannya parau akibat miksedema pada pita suara. Hipotiroid yang berkepanjangan menimbulkan hipotonia muskular yang nyata serta ketumpulan mental, hipotermi, hernia umbilikalis, potbelly, konstipasi, bradikardi, dan melemahnya tekanan nadi Rudolph, 2007.

2.3.5.2. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan rutin untuk menegakkan diagnosis hipotiroid adalah serum T4 bebas, T3 total, TSH, dan T3 uptake. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar T4 bebas, TSH, T4 total, T3RU, TBG Universitas Sumatera Utara dan bila diperlukan untuk antibodi antitiroid, tiroglobulin, dan alfafetoprotein, pemeriksaan urin hanya dilakukan jika terdapat riwayat pemakaian atau paparan yodium berlebihan baik pranatal maupun pascanatal, atau tinggal di daerah endemik. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis etiologi hipotiroid kongenital transien Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium: a. Kadar T4 bebas yang rendah dan meningkatnya kadar TSH mengkonfirmasi diagnosis hipotiroid primer sedangkan kadar T4 bebas rendah dengan kadar TSH yang rendah pula mengarahkan pada diagnosis hipotiroid sekunder atau tersier. b. Pada hipotiroid kompensata, awalnya kadar T4 normalrendah dan TSH meninggi, selanjutnya kadar T4 normal dan TSH meninggi. c. Pada hipotiroid transien kadar T4 mula-mula rendah dan TSH tinggi kemudian pada pemeriksaan selanjutnya kadar T4 dan TSH normal. d. Pada defisiensi TBG, mula-mula kadar T4 rendah dan TSH normal, selanjutnya kadar T4 rendah, T3RU meningkat, dan TSH normal. Untuk konfirmasi diagnosis, dapat diperiksa kadar T4 bebas atau kadar TBG yang memberikan hasil kadar T4 bebas normal dan kadar TBG rendah. e. Seperti yang telah diterangkan di atas, interpretasi hasil skrining maupun pemeriksaan lain sulit dilakukan pada bayi prematur atau yang mengalami penyakit nontiroid. Pada bayi tersebut sering dijumpai kadar T4 dan T3 rendah sedangkan kadar TSH normal. f. Pada tiroiditis, pengukuran kadar antibodi antitiroid termasuk anti- tiroglobulin antibodi dan anti-mikrosomal antibodi dapat membantu menegakkan diagnosis pada bayi dengan riwayat tiroiditis familial. Dapat dilakukan pula pengukuran TSH binding inhibitor immunoglobulin. g. Pengukuran tiroglobulin. Kadar tiroglobulin serum secara tidak langsung dapat membantu menegakkan diagnosis etiologi hipotiroid kongenital. h. Hipotiroid dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan kreatinin fosfokinase darah, serta menyebabkan hiponatremia akibat peningkatan Universitas Sumatera Utara sekresi hormon antidiuretik Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010.

2.3.5.3. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologis berupa skintigrafi kelenjar tiroid dan penilaian umur tulang. Sampai saat ini skintigrafi kelenjar tiroid masih merupakan cara terbaik untuk menentukan etiologi hipotiroid kongenital. Pada aplasia kelenjar tiroid, kelainan reseptor TSH, atau defek ambilan tidak terlihat ambilan zat radioaktif sehingga tidak terlihat bayangan kelenjar pada hasil skintigrafi. Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010. Jika pada hasil skintigrafi terlihat kelenjar hipoplastik atau ektopik, hal ini menunjukkan bahwa kelenjar masih mempunyai kemampuan mensekresi hormon tiroid. Bila terlihat kelenjar tiroid besar dengan ambilan zat radioaktif tinggi, maka ini mungkin merupakan “thiouracilinduced goiter” atau kelainan bawaan lainnya. Penilaian umur tulang dengan foto rontgen tangan kiri dapat digunaan untuk mengetahui berapa lama pasien sudah mengalami hipotiroid Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010. Tabel 2.4. Gambaran Radiologis pada Kasus Hipotiroid Kongenital Kelainan tiroid Ambilan Skintigrafi Aplasia Tidak ada Kelenjar tidak ada Hipoplasia Rendah Kecil, lokasi normal Kelenjar ektopik Rendah Kecil, lokasi abnormal Dishormogenesis Defek trapping Defek oranifikasi Rendah Kelenjar besar Tinggi Kelenjar besar Paparan zat goitrogen Normal-rendah Kelenjar besar Sumber : Batubara, Tridjaja, dan Pulungan, 2010

2.3.6. Penatalaksanaan

Pengobatan hipotiroid membutuhkan hormon tiroid eksogen. Na-L- tiroksin merupakan obat terpilih karena potensinya yang seragam dan penyerapannya yang baik. Pedoman terbaik bagi terapi yang adekuat. Pedoman Universitas Sumatera Utara terbaik bagi terapi yang adekuat adalah pengukuran kadar T4 dan TSH dalam sirkulasi secara periodik. Anamnesis dan pemeriksaan fisik penting dalam pemantauan lanjutan, tetapi hipotiroid ringan atau hipertiroidisme tidak selalu dapat disingkirkan berdasarkan alasan klinis Rudolph, 2007. Jika menggunakan Na-L-tiroksin untuk pengobatan, dokter harus menyesuaikan T4 ke serum ke rentang normal atas 10-14µgdl atau 130-180 nmolL, yang pada saat itu kadar T3 serum harus normal 70-220 ngdl atau 1,07- 3,38 nmolL. Pada pasien yang mendapatkan pengobatan adekuat, kadar TSH serum mungkin normal atau agak meningkat. Set-point umpan balik hormon tiroid pada bayi dengan hipotiroid kongenital tampaknya mengalami perubahan, sehingga konsentrasi TSH serum tetap sedikit tinggi pada penggantian T4 yang adekuat, dengan kadar T4 serum yang normal atau bahkan meningkat Rudolph, 2007. Dosis awal Na-L tiroksin yang lazim untuk bayi hipotiroid adalah 10-15 µgkghari dan biasanya butuh waktu 3-4 minggu sebelum efek maksimal dari dosis konstan dapat diamati. Bayi yang memiliki kemungkinan hipotiroid sementara akibat obat goitrogenik maternal tidak perlu diobati, kecuali bila kadar T4 serum yang rendah dan kadar TSH yang tinggi menetap selama lebih dari 2 minggu. Terapi biasanya dapat dihentikan setelah 8-12 minggu Rudolph, 2007. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hormon dan faktor pertumbuhan memiliki tiga peran biologis umum pada organisme yang sedang berkembang serta organisme dewasa. Pertama, selama embriogenesis, hormon dan faktor pertumbuhan mempengaruhi tanggung jawab sel multipotensial pada keturunan sel yang spesifik. Kedua, hormon mempengaruhi waktu diferensiasi akhir sel tertentu. Ketiga, hormon mengatur metabolisme seluler dan memperantarai respon stres pada organisme pascanatal Rudolph, 2007. Salah satu hormon dalam tubuh manusia adalah hormon tiroid. Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, konsumsi oksigen dan pembentukkan panas, fungsi saraf, dan metabolisme lemak, karbohidrat, protein, asam nukleat, vitamin, serta ion anorganik dan sangat mempengaruhi kerja hormon lain. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa efek pertumbuhan dan perkembangan diperantarai oleh stimulasi hormon tiroid Rudolph, 2007. Kelainan bawaan dengan kadar hormon tiroid di sirkulasi darah yang kurang dengan kadar TSH yang meningkat disebut hipotiroid kongenital. Telah diketahui bahwa hormon tiroid diperlukan di berbagai usia, terutama sangat berperan pada masa bayi dan anak untuk perkembangan otak. Hingga saat ini, hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya retardasi mental pada anak Batubara , Tridjaja, dan Pulungan 2010. Salah satu penyebab terjadinya hipotiroid kongenital adalah kurangnya konsumsi iodine. Hampir sepertiga penduduk dunia mengalami defisiensi iodine. Di daerah dengan konsumsi iodine per hari sebanyak 50µg, penyakit goiter biasanya merupakan penyakit endemik dan di daerah dengan konsumsi iodine per hari sebanyak 25µg, banyak terjadi hipotiroid kongenital Vanderpump, 2011. Prevalensi hipotiroid kongenital sangat bervariasi di berbagai negara. Insidens hipotiroid kongenital di Amerika 1 kasus per 3500 kelahiran. Prevalensi Universitas Sumatera Utara