BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana gambaran kejadian hipotiroid kongenital pada
anak di RSUP H. Adam Malik Medan bulan Januari 2012-Mei 2015.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian
Tempat penelitian adalah Instalasi Rekam Medik dan Divisi Endokrinologi Anak RSUP H. Adam Malik. Tempat penelitian ini dipilih karena RSUP H. Adam
Malik adalah
rumah sakit
tipe A
sesuai SK
MENKES No.
335MENKESVII1990 yang merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan sehingga cukup representatif untuk dijadikan acuan sumber
data epidemiologi, khususnya di Sumatera Utara. Selain itu RSUP H. Adam Malik juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK MENKESSKIXX1991.
4.2.2. Waktu penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- Desember 2015.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit hipotiroid kongenital pada anak. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah
penderita penyakit hipotiroid kongenital pada anak di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2012 hingga bulan Mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua pasien penderita hipotiroid kongenital yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik pada tahun 2012 sampai
bulan Mei 2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling, yaitu semua
subjek yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian. Pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi :
Seluruh pasien yang terdiagnosis hipotiroid kongenital dengan usia 0-18 tahun
b. Kriteria eksklusi :
Pasien hipotiroid kongenital yang mempunyai data rekam medis yang tidak lengkap
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan data sekunder menggunakan data rekam medis.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Semua data yang terkumpul dicatat dan dilakukan editing dan coding, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer SPSS Statistical Product and
Service Solution untuk dianalisis lebih lanjut. Jenis analisis data yang digunakan
adalah analisis univariate analisis deskriptif yang akan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel Notoatmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berada di lantai satu gedung Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan,
Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara dan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK MENKES No. 335MENKESVII1990 dan merupakan Rumah
Sakit Pendidikan sesuai SK MENKESSKIXX1991. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga sebagai pusat rujukan wilayah Sumatera Utara, Nangroe
Aceh Darusalam, Sumatera Barat, dan Riau.
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis penderita penyakit hipotiroid kongenital di Instalasi
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dari rekam medis tersebut diambil data usia, jenis kelamin, gambaran klinis, dan gambaran
hasil laboratorium. Data yang diambil berasal dari kurun waktu 2012 sampai dengan Mei 2015.
Jumlah data keseluruhan adalah 29 rekam medis lengkap yang berisi nomor rekam medis, nama pasien, usia, jenis kelamin, gambaran klinis, dan
gambaran hasil laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.1. Karakteristik Penderita Hipotiroid Kongenital pada Anak
Distribusi data penelitian yang menunjukkan karakteristik usia dan jenis kelamin penderita hipotiroid kongenital dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1. Karakteristik Penderita Hipotiroid Kongenital pada Anak Karakteristik Penderita Hipotiroid Kongenital pada Anak
Usia 19,24 ± 30,058
Jenis Kelamin Laki-laki
18 62,1 Perempuan
11 37,9 Berdasarkan tabel 5.1., didapati rerata usia saat diagnosis pada
pasien hipotiroid kongenital adalah 19,24 ± 30,058 bulan dan jumlah pasien laki-laki pada hipotiroid kongenital sebanyak 18 orang 62,1 dan
jumlah pasien perempuan sebanyak 11 orang 37,9.
5.1.2.2. Distribusi Penderita Hipotiroid Kongenital berdasarkan Gejala Klinis
Distribusi data penelitian penderita hipotiroid kongenital berdasarkan gejala klinis dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi Penderita Hipotiroid Kongenital berdasarkan Gejala Klinis
Gejala Klinis N Total= 29
Makroglosia 15
51,7 Hernia umbilikalis
12 41,4
Diare 6
20,7 Konstipasi
5 17,2
Distensi 5
17,2 Hipertelorisme
4 13,8
Wajah dismorfik 15
51,7 Hipotonia
10 34,5
Ikterus 4
13,8 Berdasarkan tabel 5.2., didapati bahwa manifestasi klinis yang paling
sering muncul pada hipotiroid kongenital adalah makroglosia yaitu sebanyak 15 orang 51,7 dan manifestasi klinis yang paling jarang muncul adalah
ikterus sebanyak 4 orang 13,8.
5.1.2.3. Rerata Kadar T3, T4, dan TSH pada Penderita Hipotiroid Kongenital berdasarkan Hasil Laboratorium
Distribusi data penelitian penderita hipotiroid kongenital berdasarkan hasil laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Rerata Kadar T3, T4, dan TSH pada Penderita Hipotiroid Kongenital berdasarkan Hasil Laboratorium
Fungsi tiroid Mean ± SD
T3 ngmL 1,24 ± 0,67
T4 µgdL 7,54 ± 4,16
TSH µIUmL 28 ± 38,67
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.3., didapati bahwa rerata kadar T3 adalah 1,24 ngmL, rerata kadar T4 adalah 7,54 µgdL, dan rerata TSH adalah 28 µIUmL.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Analisis Gambaran Karakteristik Penyakit Hipotiroid Kongenital
menurut Kelompok Usia
Pada penelitian ini frekuensi hipotiroid kongenital tertinggi berada pada kelompok usia infant yaitu pada rentang 2 bulan - 2 tahun. Hal ini sesuai dengan
pelaporan Batubara et al 2003 bahwa sebagian besar 53,3 pasien hipotiroid kongenital ditegakkan pada umur 1-5 tahun, hanya 10 pasien yang didiagnosis
sebelum umur 3 bulan. Menurut Vanderpump 2011, penegakkan diagnosa pada usia neonatus sangat kecil persentasenya yaitu 5 dikarenakan tanda dan gejala
yang muncul sangat minimal.
Sedangkan pada kelompok usia remaja yaitu rentang 12-18 tahun tidak ditemukan kasus. Adapun usia rata-rata dari penderita hipotiroid kongenital adalah
19 bulan. Usia termuda adalah 11 hari dan tertua 11 tahun.
5.2.2. Analisis Gambaran Karakteristik Penyakit Hipotiroid Kongenital menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa jumlah pasien laki-laki yang menderita hipotiroid kongenital lebih banyak dibandingkan perempuan
meskipun perbedaannya tidak begitu banyak yakni 18 orang dan 11 orang.
Hal ini berbeda dengan hasil yang dilaporkan oleh LaFranchi 2010 bahwa insidens hipotiroid kongenital di New York State lebih tinggi pada
perempuan 1:1601 daripada laki-laki 1:1763. Menurut literatur, kejadian hipotiroid kongenital lebih sering pada anak perempuan daripada anak laki-laki
dengan perbandingan 2:1.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Analisis Gambaran Karakteristik Penyakit Hipotiroid Kongenital menurut Manifestasi Klinis
Saat gejala klinis hipotiroid sudah tampak secara bertahap, diagnosis sering sudah terlambat. Pada penelitian ini gejala klinis tersering saat diagnosis
adalah makroglosia dan wajah dismorfik dengan persentase yang sama 51,7 diikuti dengan hernia umbilikalis 41,4. Hal ini sejalan dengan penelitan
Batubara et al 2003 yang menyebutkan gejala klinis awal pada hipotiroid kongenital berupa makroglosia 70, wajah tipikal 60, dan hernia umbilikalis
50. Hal ini menunjukkan bahwa kedua hasil penelitian ini sejalan.
Batubara juga menyebutkan bahwa manifestasi klinis sangat bergantung pada etiologi, usia terjadinya in utero, beratnya penyakit, serta lamanya hipotiroid.
Bayi yang sudah memperlihatkan gejala klinis hipotiroid kongenital pada minggu pertama kehidupannya dapat dipastikan sudah mengalami hipotiroid yang
berlangsung lama sebelum anak tersebut lahir.
Menurut Susanto 2009, pada periode bayi biasanya manifestasi klinis hipotiroid kongenital sangat sulit ditemukan, 95 bayi yang lahir dengan
hipotiroid kongenital secara klinis tidak menunjukkan gejala, karena T4 dari ibu dapat melalui plasenta. Gambaran klinis klasik seperti lidah besar, wajah sembab,
dan hernia umbilikalis akan terlihat jelas dengan berjalannya waktu.
5.2.3 Analisis Gambaran Karakteristik Penyakit Hipotiroid Kongenital menurut Hasil Laboratorium
Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa rata-rata kadar T3 menurut hasil laboratorium pada penderita hipotiroid kongenital adalah 1,24 ngmL, kadar
T4 7,54 µgdL , dan kadar TSH adalah 28 µIUmL.
Belum ada penelitian sebelumnya yang menyebutkan kadar T3, T4, dan TSH, tetapi menurut Susanto 2009 sebagian besar bayi dengan kelainan primer
kelenjar tiroid menetap mempunyai kadar serum TSH 50 mUL. Namun demikian bayi dengan hipotiroid kongenital yang pada saat lahir lebih ringan,
Universitas Sumatera Utara
dapat mempunyai kelainan fungsi tiroid yang menetap dibandingkan bayi yang pada saat lahir fungsi tiroidnya normal, sehingga dokter harus waspada karena
kadar T4 serum pada bay i aterm kadarnya tinggi pada 2 bulan pertama kehidupan 84-210 nmolL dibandingkan nilai rujukan pada dewasa yang diberikan oleh
sebagian besar laboratorium. Demikian juga nilai rujukan normal TSH tergantung pada umur kehamilan dan hari-hari pertama kehidupan. Pemeriksaan kadar T3,
nilai kegunaannya sangat rendah untuk diagnosis hipotiroid kongenital.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kelompok usia, kelompok usia infant 1 bulan – 2 tahun
adalah yang paling banyak pada penderita hipotiroid kongenital di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012
sampai Mei 2015 yaitu sebanyak 65,5.
2. Berdasarkan jenis kelamin, penderita hipotiroid kongenital terbanyak
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 62,1 .
3. Gejala klinis yang paling sering muncul pada penderita hipotiroid
kongenital di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah makroglosia dan wajah dismorfik dengan persentase yang sama
yaitu 51,7.
4. Berdasarkan hasil laboratorium, umumnya menunjukkan kadar T3 dan
T4 yang rendah serta kadar TSH yang tinggi.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneruskan penelitian
lebih lanjut dengan penambahan variabel yang akan diteliti seperti prognosis berdasarkan waktu terapi atau variabel hasil pemeriksaan
skintigrafi pada hipotiroid kongenital.
2. Diharapkan kepada pihak rumah sakit supaya lebih melengkapi data
dalam rekam medis seperti hasil informasi pemeriksaan laboratorium
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan dan lebih teliti dalam pengkodean penyakit pada nomor rekam medis.
3. Masyarakat sebaiknya menerima informasi yang baik mengenai
penyakit ini agar masyarakat menyadari pentingnya melakukan skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir untuk mencegah
komplikasi hipotiroid kongenital.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Kelenjar Tiroid