commit to user
52 pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu;
pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi. Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Karanganyar
diprioritaskan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produksi dan kelancaran usahatani. Pembangunan infrastruktur
yang memadai penting untuk meningkatkan kelancaran akses kegiatan budidaya dan transportasi hasil pertanian dari lahan ke pasar-pasar mutlak
perlu dilakukan. Secara khusus kegiatan pengembangan kawasan agropolitan di
Kabupaten Karanganyar bertujuan guna meningkatkan pembangunan yang sinergis antara perdesaan dan perkotaan, serta meningkatkan kesejahteraan
petani melalui pengembangan wilayah pedesaan. Kegiatan ini dilakukan karena pada kondisi awal, belum adanya program yang sinergis untuk
memberdayakan semua bidang pertanian dengan terarah dan memanfaatkan komoditas unggulan daerah.
Kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 dititikberatkan pada terbangunnya dan
membaiknya kondisi sarana dan prasarana transportasi dan irigasi khususnya jalan untuk menciptakan akses sosial dan ekonomi, serta
penyediaan fasilitas sosial ekonomi yang dapat diakses oleh petani dan masyarakat di perdesaan untuk memenuhi kebutuhannya dalam
pengembangan usaha pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Karanganyar, 2009.
B. Identitas Responden
Identitas responden merupakan bagian penting dalam penelitian. Identitas responden digunakan untuk mengetahui sebagian dari latar belakang
kehidupan responden dan dijadikan sebagai gambaran umum responden. Identitas responden meliputi umur, pendidikan formal terakhir, serta jumlah
anggota keluarga yang dimiliki responden, dapat dilihat pada tabel 11.
commit to user
53
Tabel 11. Distribusi responden berdasarkan umur dan jenis pendidikan No Identitas
Responden Kategori
Jumlah jiwa
Presentase 1 Umur
14 15 - 65
34 0,00
85,00 65
6 15,00
Jumlah 40 100,00
2 Jenis pendidikan
Tidak tamat SD -
- Tamat
SD 6
15,00 Tamat
SMP 13
32,50 Tamat
SMA 10
25,00 Tamat
S1 11
27,50 Jumlah 40
100,00 Sumber : Analisis data primer 2011
1. Umur
Umur responden dalam penelitian ini digolongkan menjadi 2 yaitu, kelompok umur produktif 15 – 65 tahun dan non-produktif 14 tahun
dan 65 tahun. Responden dari umur produktif biasanya masih aktif dalam melakukan kegiatan usahatani dibandingkan responden yang
umurnya sudah tidak produktif lagi. Berdasarkan Tabel 11 didapati bahwa 85 responden berada pada
umur produktif yaitu berada pada umur antara 15 – 64 tahun. Sedangkan 15 responden berada pasa umur non produktif, yaitu berada pada umur
65 tahun. Responden berusia produktif tersebar merata di ketiga dusun. Kondisi ini mendukung peran responden dalam pengembangan usahatani.
Salah satunya dengan adanya program pengembangan kawasan agropolitan. Dengan keadaan responden yang tergolong dalam umur
produktif diharapakan dalam pengembangan kawasan agropolitan tersebut akan lebih mudah diterapkan
Selain itu, umur akan mempengaruhi kondisi seorang responden dalam melakukan aktivitas, terlebih lagi kegiatan pertanian membutuhkan
tenaga yang cukup besar. Kondisi umur seperti tabel diatas memiliki kecenderungan bahwa keadaan umur responden tergolong dalam usia
commit to user
54 produktif, sehingga kondisi tersebut akan membantu dalam pengenalan
dan penerimaan hal-hal baru. 2.
Pendidikan Pendidikan formal responden merupakan jenjang sekolah yang
diperoleh dari bangku sekolah dengan kurikulum yang sudah terorganisir. Tingkat pendidikan ini secara umum menjadikan seseorang lebih
berkualitas. Responden 32,5 hanya menamatkan pendidikannya
sampai tingkat SMP. Hal tersebut dikarenakan keadaan ekonomi, keterbatasan sarana pendidikan, jarak antara fasilitas pendidikan dengan
pemukiman yang relatif jauh. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya pendidikan. Adanya budaya
untuk melibatkan anggota keluarga dalam kegiatan berusahatani daripada memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Budaya ini
harus ditinggalkan agar setiap anggota keluarga berhak memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya. Upaya ini bertujuan dalam
peningkatan sumber daya manusia.
C. Faktor yang Berhubungan dengan Sikap