Kerangka Pemikiran LANDASAN TEORI

commit to user 27 Pendidikan non formal diartikan sebagai penyelenggaraan pendidikan yang terorganisir yang berada diluar system pendidikan sekolah, isi pendidikan terprogram, proses pendidikan yang berlangsung berada dalam situasi interaksi belajar mengajar yang terkontrol Mardikanto dan Sutarni, 1982. Begitu juga Azwar 1995 yang mengemukakan bahwa pendidikan non formal merupakan pendidikan yang didapat diluar bangku sekolah. Penyuluh pertanian dan pelatihan merupakan pendidikan non formal. Menurut Suhardiyono 1992, pendidikan non formal adalah pengajaran sistematis yang diorganisir dari luar sistem pendidikan formal bagi sekelompok orang yang memenuhi keperluan khusus. Salah satu contohnya adalah penyuluhan pertanian. Demikian halnya dengan Azwar 1995 yang menyatakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan sistem pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan tetapi berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap inovasi sesuatu informasi baru, serta terampil melaksanakan kegiatan.

B. Kerangka Pemikiran

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial. Dalam interaksinya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap obyek psikologis yang dihadapi. Sebagai salah satu obyek dari Program pengembangan kawasan agropolitan ini, masyarakat akan memberikan respon evaluatif artinya memberikan akan memberikan reaksi sebagai sikap yang timbul karena proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan sebagai potensi reaksi sikap terhadap obyek sikap. Sikap commit to user 28 merupakan keyakinan individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin terjadi. Pembangunan kawasan pedesaan tidak bisa dipungkiri merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Karanganyar diprioritaskan membangun kekuatan wilayah pedesaan yang memiliki potensi pertanian, tetapi belum termanfaatkan secara optimal. Bentuk dari kegiatan ini adalah pembangunan fisik untuk kelancaran kegiatan produksi dan transportasi hasil pertanian berupa pembangunan saluran air dan jalan usahatani. Dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan, sikap masyarakat didefinisikan sebagai kecenderungan untuk memberikan respon terhadap pengembangan kawasan agropolitan. Sikap masyarakat terhadap pengembangan kawasan agropolitan diukur dengan tiga paramater yaitu tujuan, pelaksanaan, hasil. Pengetahuan masyarakat terhadap pengembangan kawasan agropolitan meliputi tujuan, pelaksanaan dan hasil. Sikap masyarakat tersebut merupakan ungkapan dari masing-masing responden mengenai kepuasan pada program pengembangan kawasan agropolitan. Hasil akhir dari pemikiran responden dalam merespon pengembangan kawasan agropolitan adalah petani akan bersikap sangat baik, baik, cukup, buruk, dan sangat buruk. Sedangkan untuk variabel yang berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap program pengembangan kawasan agropolitan meliputi pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, media massa dan pendidikan non formal, media massa, dan pengaruh kebudayaan, secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : commit to user 29

C. D.