Hasil Pengukuran Ketebalan Plat Sampel

ukuran butir permukaan. Efek deformasi ini disebabkan oleh tumbukan bola-bola baja pada permukaan plat. Terjadinya perubahan pada bagian permukaan sampel akibat perlakuan shot peening dengan steel ball telah ditunjukkan pada pembahasan struktur mikro permukaan plat Gambar 4.2, dimana bagian permukaan plat sampel mengalami deformasi plastis akibat tumbukan bola-bola baja pada saat proses perlakuan shot peening. Pengurangan ukuran ketebalan plat sampel telah diteliti oleh penelitian sebelumnya seperti Iqbal 2012, dimana terjadi pengurangan ukuran ketebalan sampel sesudah proses sandblasting. Fenomena deformasi permukaan ini juga telah diteliti oleh Arifvianto 2012. Tetapi pada penelitian tersebut meneliti tentang hilangnya massa dari material. hilangnya masa akibat deformasi permukaan ini diukur untuk menunjukkan removal material dari permukaan sampel akibat bola baja dari perlakuan grid blasting. Adapun hasil penelitian lain yang menunjukkan hasil yang sama, seperti pada penelitian tentang dampak partikel tunggal oleh Multigner dkk, 2012 dan Fang dkk 1999, kemudian penelitian mengenai sandblasting oleh Rodrigues dkk 2009, Winter dkk 1974, dan Hutching dkk 1974. Pada prinsipnya, hilangnya massa tersebut akibat adanya penumbukan material abrasif pada permukaan.

4.6. Hasil uji kekerasan

Hasil pengujian kekerasan dengan metode mikro vickers pada bagian permukaan sampel menggunakan beban 200 gf dengan waktu 5 detik ditunjukkan pada Gambar 4.7 dimana nilai kekerasan permukaan sampel sebelum perlakuan shot peening raw material SS 304 adalah 222,5 kgmm². Kemudian setelah perlakuan shot peening menggunakan variasi jarak 80, 90, 100, 110, dan 120 mm terjadi peningkatan maksimum pada jarak 120 mm sebesar 596,9 kgmm². Gambar 4.7 Grafik nilai rata-rata uji kekerasan permukaan sebelum dan sesudah perlakuan shot peening dengan variasi jarak. Meningkatnya nilai kekerasan pada permukaan sampel seiring dengan jarak yang diberikan saat penembakan bola-bola baja pada proses shot peening. Hal ini disebabkan karena semakin jauh jarak penembakan pengaruh gaya gravitasi bumi akan semakin besar sehingga bola-bola baja yang ditembakan akan mengalami peningkatan kecepatan, dan akibat dari peningkatan kecepatan bola-bola baja yang ditembakan kekuatan tumbuknya semakin tinggi sehingga mengakibatkan deformasi plastis pada permukaan sampel. Tumbukan inilah yang mendorong partikel permukaan terluar mendorong partikel yang lebih dalam, sehingga menyebabkan nilai kekerasan bertambah. Pada Gambar 4.7 juga menunjukkan nilai kekerasan optimum diperoleh pada jarak 80 mm. Sedangkan setelah jarak 80 mm peningkatan kekerasan tidak terlalu signifikan, hal ini karena setelah perlakuan shot peening sebelumnya partikel terdalam sampel sudah terjadi pemadatan. Dimana diketahui tekanan kerja shot peening konstan dan diameter bola-bola baja yang ditembakan kepermukaan spesimen sudah tidak mampu lagi menghasilkan deformasi plastis yang sama besar pada saat permukaan sebelum dilakukan perlakuan shot peening. Beberapa peneliti terdahulu seperti Saputra, 2016, Setiawan 2013, Anugerah 2013, Sunardi 2013 menyimpulkan bahwa 222,5 453,8 454,3 483,9 573,3 596,9 100 200 300 400 500 600 700 Rm 80 90 100 110 120 K ek er asan p er m u k aan V HN Jarak shot peening mm