Uji Kekerasan Dasar Teori 1.
kedalaman jejak yang ditinggalkan. Jejak yang ditinggalkan menunjukkan bahwa material tersebut sudah terdeformasi plastis.
Gambar 2.11 Skema proses uji kekerasan universal dengan metode indentasi
Kuhn, 2000
Gambar 2.12 Skematik prinsip indentasi dengan metode Vickers Kuhn,
2000 Gambar 2.12 merupakan metode vickers menggunakan indentor intan
piramida dengan sudut 136º. Prinsip pengujiannya sama dengan metode brinell, perbedaannya terletak pada indentor dan hasil injakan. Metode vickers
menghasilkan injakan berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Nilai kekerasan ini diperkirakan berdasarkan ukuran injakan sisa pada benda uji. Bekas injakan
diukur berdasarkan panjang rata-rata kedua diagonalnya supaya dpat dihitung hasil dari nilai kekerasannya.
Panjang diagonal pada bekas injakan diukur dengan skala pada mikroskop pengukur. Nilai kekerasan suata material diukur menggunakan standar ASTM
E384-84 dalam Saputra, 2015 ditunjukkan pada persamaan 2.1. HVN=1,854
.......................................................
2.1 dengan : HVN = Hardness vickers
F = Beban yang diberikan kgf d²= Panjang diagonal rata-rata mm
Gambar 2.13 Tipe-tipe lekukan piramid intan : a lekukan sempurna, b
lekukan bantal jarum, c lekukan berbentuk tong Dieter, 1987 Bekas injakan yang benar tipe a. Pada proses pengujian kekerasan
berbentuk persegi Gambar 2.13. Bekas injakan diukur dengan panjang rata-rata kedua diagonalnya agar dapat dihitung hasil dari nilai kekerasannya. Lekukan
bantal jarum tipe b adalah akibat terjadinya penurunan logam disekitar permukaan piramida yang datar. Keadaan demikian terjadi pada logam-logam
yang dilunakkan dan mengakibatkan pengukuran panjang panjang diagonal yang berlebihan. Lekukan berbentuk tong tipe c akibat penimbunan keatas logam
disekitar permukaan pernekan terdapat pada logam-logam yang mengalami proses pengerjaan dingin.
19