Struktur Mikro Kekasaran Tinjauan Pustaka

Kekasaran merupakan ukuran tekstur dari permukaan. Untuk menentukan tingkat kekasaran suatu material tidak cukup hanya dengan melihat langsung atau rabaan tangan pada permukaannya, tetapi harus ada standar baku yang digunakan dalam pengukuran permukaan yaitu R a , R z , atau R max. Ra adalah tinggi rata-rata, Rz adalah tinggi maksimum rata-rata, sedangkan Rmax adalah jarak antara bukit tertinggi dengan lembah terendah. Adapun cara analisis dalam penentuan nilai Ra yaitu menggunakan rumus seperti persamaan 1 dan visualisasinya pada gambar 2.2. ............................................................1 Dimana : Ra = Kekasaran rata-rata µm a = Nilai hasil uji kekasaran 1 µm b = Nilai hasil uji kekasaran 2 µm c = Nilai hasil uji kekasaran 3 µm n = Jumlah banyaknya data Parameter pengukuran kekasaran diukur dengan menghitung selisih simpangan permukaan asli dari permukaan ideal dengan besaran jarak. Simpangan besar dapat diketahui bahwa permukaan kasar, begitu pula sebaliknya simpangan kecil menunjukkan bahwa permukaannya halus. Untuk mengukur kekasaran permukaan dapat menggunakan metode kontak langsung pada permukaan material. Prinsip kerja metode ini menggunakan jarum yang berjalan sepanjang permukaan material. Jarum tersebut memiliki ukuran tersendiri tergantung dari keakuratan alat surface roughness yang digunakan. Sepanjang perjalanan, pengukuran stylus bergerak naik turun megikuti bentuk kekasaran permukaan. a b Gambar 2.2 a Rz, b R a dan Rmax Hidayat, 2013 Gambar 2.3 Skema stylus membaca permukaan sampel Hidayat, 2013

2.1.3. Ketebalan Plat

Pada proses perlakuan shot peening terjadi deformasi plastis akibat dari pengaruh penumbukan material abrasif yang berupa bola-bola baja steel ball. Hal inilah yang mengakibatkan struktur mikro mengalami pengikisan deformasi plastis dan cenderung pipih. Fenomena deformasi plastis akibat perlakuan permukaan telah diteliti oleh peneliti sebelumnya seperti Arifvianto dkk 2011, Multigner dkk 2009, Pramudia 2011, Adriawan 2011, dan Mukhsen 2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terjadinya pemadatan, pengikisan, pemipihan struktur mikro, dan perbedaan batas butir antara daerah permukaan material dengan daerah inti material. Hasil penelitian Iqbal dkk 2011 menunjukaan dimensi dari spesimen uji setelah diberi perlakuan sandblasting mengalami pengurangan ukuran diameter Gambar 2.5.a. Sedangkan pada penelitian Arifvianto 2011, menunjukan terjadi pengurangan massa dari spesimen uji akibat perlakuan SMAT Gambar 2.5.b. Sehingga dapat ditarik hipotesis bahwa perlakuan shot peening pada bagian permukaan material menyebabkan deformasi plastis. a Gambar 2.4 Pengaruh perlakuan permukaan terhadap ukuran dimensi sampel a Pada perlakuan sandblasting Iqbal dkk, 2011 dan b Pada perlakuan SMAT Arifvianto, 2011 Pada penelitian ini menggunakan variabel jarak penyemprotan shot peening yang diharapkan dapat melihat pengaruh perlakuan shot peening terhadap pengurangan ukuran dimensi ketebalan akibat pemadatan dan terkikisnya permukaan plat.

2.1.4. Kekerasan

Hasil pengujian kekerasan yang ditunjukan oleh Multigner dkk 2009, Arifvianto dkk 2011, Pramudia 2011, dan Adriawan 2011, Setiawan 2013, Anugerah 2013 dan Hidayat 2013 menunjukkan perbandingan nilai kekerasan dengan jarak kedalaman spesimen akibat adanya perlakuan permukaan dengan metode shot peening. Gambar 2.4 menunjukkan bahwa bagian permukaan material benda uji yang terkena material abrasif pada perlakuan shot peening tingkat kekerasannya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah dalam materialnya. Semakin dalam jarak dari permukaan maka tingkat kekerasannya akan menurun mendekati kekerasan dari material dasarnya. Penurunan kekerasan permukaan akibat perlakuan shot peening hingga kedalaman tertentu ini terjadi pada beberapa peneliti sebelumnya. b