5. 1. Perkuatan Pondasi 5. 1. 1. Perencanaan Perkuatan Pondasi

c Dibutuhkan keahlian khusus dalam pemasangannya 2. Memperbesar dimensi struktur a Penambahan lapisan beton akan menambah beban sendiri struktrur karena berat jenis beton yang cukup besar b Memerlukan perancah sampai struktur bisa berfungsi dengan baik c Dibutuhkan waktu yang lebih lama sampai struktur bisa berfungsi dengan baik dibanding dengan FRP 3. Memberikan penulangan tambahan dengan baja Pemberian tulangan tambahan dari luar menggunakan pelat maupun profil baja umumnya dilekatkan menggunakan epoxy, hal ini tidak efektif karena ikatan antara balok dengan pelat atau profil bisa lepas slip.

II. 5. 1. Perkuatan Pondasi

Perkuatan pondasi diberikan apabila terjadi perubahan pada struktur diatasnya yang mengakibatkan perubahan fungsi bangunan tersebut. Pada saat terjadi perubahan struktur diatas pondasi akan ditemui 2 kondisi, yaitu : 1. Kondisi R Lama R Baru , jika kondisi ini tercapai maka pondasi harus diperkuat baik memperbesar pile cap maupun menambahkan pondasi tiang. 2. Kondisi R Lama R Baru , jika kondisi ini tercapai maka pondasi tidak perlu diperkuat karena pondasi direncanakan untuk menahan beban yang lebih besar. Perkuatan pondasi pada kasus kali ini akan dilakukan dengan cara menambahkan bor pile. Pemberian bor pile dimaksudkan agar dapat membantu dalam menahan beban bangun yang bertambah. Pile cap pada pondasi bor pile akan dibuat tepat diatas pondasi lama sehingga beban beban akan jatuh pada pile cap bukan pada pondasi lama. Adapun gambaran perletakan pile cap adalah : Gambar 2.8 Desain Perkuatan Pondasi

II. 5. 1. 1. Perencanaan Perkuatan Pondasi

Pada perencanaan pondasi bor pile ada beberapa beban yang bekerja pada pondasi, antara lain : 1. Beban HorizontalGeser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah 2. Beban Vertikal Tarik dan Tekan, contohnya beban mati, beban hidup dan gaya gempa 3. Momen Denah Perencanaan : Gambar 2.9 Denah Pondasi Bor Pile Perencanaan besar dimensi serta jumlah bor pile yang dibutuhkan dapat diperhitungkan dengan rumus : N n Q tiang Dimana : N : Gaya normal yang bekerja kg n : Jumlah bor pile Q tiang : Kapasitas daya dukung ijin bor pile kg Dimana : Q tiang : Kapasitas daya dukung ijin bor pile kg q c : Nilai konus kgcm 2 f : Jumlah hambatan pelekat atau Total Friction kgcm O : Keliling bor pile cm A : Luas penampang ujung bor pile cm 2 Teori membuktikan dalam daya dukung kelompok bor pile tidak sama dengan daya dukung bor pile secara individu dikalikan dengan jumlah bor pile dalam satu kelompok tetapi perkalian antara daya dukung bor pile dengan banyaknya bor pile dikalikan dengan faktor effisiensi kelompok bor pile. Adapun effisiensi kelompok bor pile dapat diperhitungkan dengan : { } Dimana : m : Jumlah baris n : Jumlah bor pile dalam satu baris θ : d : Diameter tiang cm S : Jarak antar tiang cm 1,5 d S 3,5 d Untuk perencanaan tulangan yang digunakan pada bor pile dapat ditentukan dengan rumusan berikut : Dimana : A tiang : Luas bor pile m 2 F b : Luas bor pile tunggal m 2 F e : Luas tulangan dalam 1 bor pile m 2 n : Jumlah bor pile dalam 1 pile cap σ b : Tegangan izin bahan kgm 2 Dengan adanya tulangan dalam bor pile maka diperlukan juga panjang penyaluran tulangan yang secara langsung menentukan panjang dari bor pile yang akan dipakai. Panjang penyaluran dapat ditentukan dengan rumusan sesuai SNI 2002 : √ Dimana : l db : Panjang penyaluran tulangan m d b : Diameter tulangan mm f y : Tegangan leleh Mpa f c ’ : Kuat tekan beton Mpa Nilai l db tidak boleh kurang dari 200 mm, atau l db = 0,04 d b . f y

II. 5. 1. 2. Perencanaan Pile Cap