II. 5. 3. Perkuatan Balok
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan beberapa metode perkuatan yang ada, pada studi ini dipilih perkuatan dengan penambahan tulangan luar eksternal. Adapun beberapa
penelitian yang sudah dilakukan tentang perkuatan ini baik yang menggunakan FRP maupun dengan pelat atau profil baja, diantaranya :
Lamanna, Bank dan Scott 2001 meneliti perkuatan lentur balok beton bertulang menggunakan baut dan potongan Fiber-Reinforced Polymer. Pada percobaan yang
dilakukannya digunakan balok dengan kekuatan berbeda yaitu 21 Mpa dan 42 Mpa dengan dimensi 153x153 mm dan panjang 1220 mm. Balok yang digunakan berjumlah 9 buah
dengan perlakuan berbeda untuk lebar FRP, jumlah baris baut dan mutu beton. Dari penelitian ini didapat kesimpulan untuk mutu beton yang lebih tinggi diperlukan perkuatan
yang lebih kecil dan kenaikan momen ultimate dapat dicapai apabila potongan FRP terikat kuat.
Jumaat dan Alam 2006 meneliti mengenai masalah terkait metode penyatuan pelat dari perkuatan balok beton bertulang. Dari penelitian yang dilakukan didapat
kesimpulan penggunaan FRP ternyata 10 kali lebih mahal dari perkuatan dengan pelat baja dan FRP tidak tahan terhadap api, sehingga penggunaannya masih terbatas sedangkan
untuk perkuatan dengan pelat baja terdapat 3 jenis retak yaitu retak lentur, geser dan axial. Namun retak ini dapat diatasi dengan pengaplikasian baut untuk mengikat pelat dengan
beton. Al-Hassani, Al-
Ta’an dan Mohammed 2013 meneliti perilaku balok beton bertulang yang telah retak yang diperkuat dengan pelat baja eksternal.Pada percobaan ini,
digunakan 15 buah balok, dimana 9 buah balok dibebani dengan beban ultimate kemudian diperkuat dan dibebani lagi hingga runtuh, 3 buah balok sebagai kontrol dan 3 buah balok
dibebani sampai runtuh, diperkuat dan dibebani lagi sampai runtuh. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan : beban ultimate meningkat sekitar 1-17 dengan perkuatan
memakai pelat tebal 1 mm dan 70-94 dengan perkuatan memakai pelat tebal 3 mm. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas, pada studi ini dipilih perkuatan
balok beton bertulang dengan memberikan penulangan tambahan dari luar externally reinforcement
untuk memperkuat lentur dari balok. Penulangan eksternal yang digunakan adalah pelat baja. Dimana pelat baja yang digunakan pada sisi atas dan sisi bawah yang
berfungsi sebagai perkuatan daerah tekan dan daerah tarik dan akan dibaut pada balok existing agar didapat kekuatan maksimum.
Perkuatan pada balok menggunakan Externally Reinforcement. Pada studi kali ini yang akan ditambahkan adalah pelat yang berfungsi sebagai perkuatan pada daerah tekan
dan pada daerah tarik. Menurut SNI 03
– 2487 – 2002 tebal minimun kolom dapat ditentukan tanpa memperhitungkan lendutan berdasarkan :
Tabel 3. 1. Tebal minimum kolom
Komponen Struktur
Dua tumpuan sederhana
Satu ujung menerus
Kedua ujung menerus
Kantilever Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau
konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Pelat masif
satu arah
l20 l24
l28 l10
Balok atau pelat rusuk
satu arah
l16 l18,5
l21 l8
Untuk perkuatan lentur balok sesuai dengan SNI 03 – 2487 – 2002 persyaratan
untuk balok dengan tulangan rangkap adalah
Ada 3 kemungkinan keruntuhan pada balok dalam kondisi batas ultimate, yaitu : 1.
Keruntuhan tarik under – reinforced Keruntuhan tarik terjadi apabila regangan pada baja tulangan lebih besar dari
regangan leleh beton dimana
ε
s
=
ε
y
tetapi
ε
c
’
ε
cu
’. Pada keruntuhan ini tulangan baja yang leleh terlebih dahulu mengalami kehancuran terlebih dulu daripada
beton. Pada kondisi ini penampang balok memiliki rasio tulangan yang lebih kecil.
Persamaan kesetimbangan untuk keruntuhan ini adalah :
Dimana 2.
Keruntuhan tekan over – reinforced Keruntuhna tekan terjadi apabila regangan pada baja tulangan lebih kecil dari
regangan leleh beton dimana
ε
s
ε
y
tetapi
ε
c
’ =
ε
cu
’. Pada keruntuhan ini beton duluan hancur daripada baja. Pada kondisi ini penampang balok memiliki rasio
tulangan yang lebih besar. Persamaan kesetimbangan untuk keruntuhan ini adalah :
3. Keruntuhan seimbang Balance reinforced
Keruntuhan seimbang terjadi bila regangan pada baja tulangan dan regangan beton mencapai titik leleh pada saat bersamaan. Pada kondisi ini, beton dan rasio
tulangan seimbang balance.
Analisa pada kondisi seimbang Balance
Dari diagram momen dan gaya, diperoleh : dan
Untuk menentukan garis setimbang pada diagram digunakan rumusan :
Dari kesetimbangan gaya :
A
s
Penampang Balok Diagram Regangan
Diagram Tegangan c
d h
b a
SNI menerapkan rasio tulangan ρ
rencana
dengan pemasangan tulangan tekan tidak boleh melebihi nilai maksimum :
II. 6. Analisa Plastis