3. Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat terjadi pada anak-anak yang menderita diare.Pada anak dengan gizi cukupbaik, hipoglikemia jarang terjadi, hipoglikemia lebih
sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP Kekurangan Kalori Protein.
4. Gangguan sirkulasi
Akibat diare yang disertaidengan muntah dapat menyebabkan terjadinya gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovolemik.Akibatnya adalah
berkurangnya perfusi jaringan dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun hingga
menyebabkan kematian.
5. Gangguan Gizi
Gangguan gizi diakibatkan karena keluarnya cairan yang berlebih karena diare dan muntah. Hal ini disebabkan :
a. Orang tua sering menghentikan pemberian makanan karena takut diare
dan atau muntah semakin bertambah hebat. b.
Pemberian susu tetap diteruskan tetapi diberikan dengan pengenceran dan pemberian susu encer ini terlalu lama.
Akibatnya terjadi penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.
2.2.6 Gejala klinis
a. Bayianak menjadi cengeng dan gelisah
b. Suhu badan meningkat
c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
d. Konsistensi tinja cair, dengan atau tanpa lendirdarah
Universitas Sumatera Utara
e. Lecet di sekitar anus karena sering defekasi tinja semakin asam karena
banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus
f. Muntah sebelumsesudah diare
g. Gejala dehidrasi
2.2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Tanyakan pada penderita atau keluarga mengenai riwayat perjalanan penyakit antara lain :
- Sudah berapa lama diare dialami?
- Berapa kali sehari diarenya?
- Sewaktu defekasi berapa banyak?volumenya?
- Warna dan bau tinja
- Buang air kecil banyaknya, terakhir kali, dsb
- Makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum terjadi diare
- Apakah ada penderita diare di sekitar rumah?
- Riwayat imunisasi
- Berat badan sebelum sakit.
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dilihat pada pemeriksaan fisik adalah manifestasi klinis dari diare seperti anak yang menjadi cengeng dan gelisah, suhu tubuh yang
meningkat, lecet disekitar anus, dan dapat dinilai derajat dehidrasi pada anak dengan diare.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan tinja
Makroskopik dan mikroskopik, biakan kuman, tes resistensi, pH dankadar gula jika diduga intoleransi laktosa.
- Pemeriksaan darah
Darah lengkap, pemeriksaan elektrolit, pH dan cadangan alkali, kadar ureum.
FK UI, 1985 ; Suraatmaja, 2005 ; WGO, 2012
2.2.8 Penatalaksanaan
2.2.8.1 Penatalaksanaan Diare
Dasar pengobatan diare adalah : 1.
Pemberian cairan rehidrasi awal Untuk mencegah dehidrasi sebelum anak dibawa ke dokter petugas
kesehatan dapat diberikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, sari buah, air teh, air matang dll.
2. Dietetik pemberian makanan
Anak-anak dengan diare harus tetap diberikan asupan nutrisi yang cukup untuk mencegah malnutrisi yang dapat memperburuk keadaan anak. ASI-
makan tetap diberikan sesuai usia anak, dapat diberikan dengan porsi yang lebih kecil tapi sering.
3. Obat-obatan
Berdasarkan Tatalaksana yang dibuat oleh WHO dalam “The Treatment of Diarrhoea”, antimikroba hanya bermanfaat pada anak yang menderita
diare berdarahdisentri dan kolera. Sedangkan obat-obat anti-diare dan anti muntah tidak memberi manfaat yang praktis pada anak dengan diare
akut atau diare persisten karena obat-obat ini tidak mencegah dehidrasi atau pun memperbaiki status gizi pada anak, padahal yang paling penting
Universitas Sumatera Utara
dalam penatalaksanaan diare pada anak adalah mencegah dehidrasi dan memperbaiki status gizi anak.
Menurut Black 2003 dalam Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan 2011, pemberian Zinc selama diare terbukti mampu
mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan
kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Zinc berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan selama diare.
Program Lintas Diare Lima Langkah Tuntaskan Diare yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor 1216MENKESSKXI2001 adalah untuk mengatasi penyakit diare di
Indonesia.
Lima Langkah Tuntaskan Diare: 1.
Berikan oralit 2.
Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut 3.
Teruskan ASI-makan 4.
Berikan antibiotik secara selektif 5.
Berikan nasihat pada ibukeluarga Depkes, 2011
Universitas Sumatera Utara
2.2.8.2 Penatalaksanaan Dehidrasi
Dehidrasi adalah hilangnya cairan tubuh akibat air yang keluar dari tubuh lebih banyak dari cairan yang masuk.Penyebab mortalitas yang paling banyak adalah
dehidrasi berat dan kehilangan cairan. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat dilakukan mulai dari rumah tangga adalah dengan memberikan oralit
osmolaritas rendah, cara membuat oralit adalah dengan mencuci tangan terlebih dahulu kemudian menyediakan satu gelas air minum 200cc, masukkan satu bungkus
oralit ke dalam air dan aduk oralit sampai larut; dan bila oralit tidak tersedia dapat diberikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini
yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah.Jika anak tidak bisa minum, segera dibawa
ke sarana kesehatan.
Tabel 2.1 Penentuan derajat dehidrasi pada diare Gejaladerajat
dehidrasi Klasifikasi Dehidrasi
Tanpa dehidrasi Ringan-sedang
Berat Keadaan
umum Baik, sadar
Gelisah LetargiTidak
Sadar Mata
Normal Cekung
Sangat Cekung Rasa haus
Minum biasa, tidak haus
Sangat haus Tidak bisa minum
Turgor Kembali cepat
Kembali lambat Kembali sangat
lambat ≥ 2 detik
Pembacaan tabel dari kanan ke kiri Kesimpulan derajat dehidrasi ditentukan bila dijumpai
≥2 gejalatanda pada kolom yang sama
Sumber : WHO, 2005
Universitas Sumatera Utara
2.2.9 Pencegahan
- Penggunaan air bersih
Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Fecal-Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui
makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari- jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan- minum yang dicuci
dengan air tercemar. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi
air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.
- Cuci tangan pakai sabun
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan
sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47.
- Imunisasi
Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak.Anak yang sakit campak sering
disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare.Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi
berumur 9 bulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali per hari disertai konsistensi tinja menjadi cair, dengantanpa darah
danatau lender.Disebut diare akut jika terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat; jika diare berlanjut sampai 2 minggu atau lebih disebut diare
kronik Suraatmaja, 2010. Menurut WHO 2013, diare biasanya merupakan suatu simptom yang
menunjukkan adanya infeksi pada saluran pencernaan. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus dan parasit.Sampai saat ini diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, karena angka mortalitas dan morbiditas-nya yang masih tinggi.Secara global, diare diperkirakan menyebabkan 2 juta kematian per
tahun, sehingga menempati urutan ketiga penyebab kematian akibat infeksi di dunia.Kematian akibat diare paling banyak terjadi pada anak dibawah 5 tahun WHO,
2009. Dalam Riskesdas 2007, prevalensi diare di perkotaan sebesar 7,4 dan di
perdesaan sebesar 10 namun diare dapat mengenai semua kelompok umur dan berbagai golongan sosial, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Jika
dilihat per kelompok umur, prevalensi tertinggi terdeteksi pada pada anak balita 1-4 tahun yaitu 16,7 dan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia
25,2 pada kelompok umur 1-4 tahun. Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa.Faktor pengetahuan juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian luar biasa diare Depkes,2011. Target dari Millennium Development Goals MDG 4 adalah untuk
menurunkan angka mortalitas anak sebanyak 23 pada tahun 2015. Salah satunya
Universitas Sumatera Utara